AdvertisementAdvertisement

“Back to Campus”, Hidayatullah Perkuat Miniatur Peradaban

Content Partner

Acara focus group discussion tema

Acara focus group discussion tema “Back to Campus”

HIDORID — Memperluas jaringan dakwah Islam, satu program bernama “Hidayatullah Back to Campus” akan diluncurkan. Salah satu tujuannya menguatkan miniatur peradaban Islam yang telah dibangun ormas ini melalui ratusan pesantrennya.

Sebagai awal, digelar Sarasehan Dakwah di Aula
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) Depok, Jawa Barat, Selasa, 15 Muharram 1435 H (19/11/2013). Dalam acara ini, berlangsung diskusi terkait program tersebut.

Pembicara pertama, Staf Program Persaudaraan Dai Indonesia (Pos Dai) Muhammad Suhael. Dalam
paparannya mengatakan, metode dakwah dalam
program tersebut harus benar, sesuai ajaran
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dari program ini, dia berharap, Hidayatullah mampu merekrut dan membina kader-kader dari kalangan akademisi. Dari situ akan lahir para dai yang siap diterjunkan di mana saja.

Pembicara kedua, Ketua Umum PP Syabab
Hidayatullah, Musliadi, melontarkan masukan.
Sebelum fokus pada “back to campus”, Hidayatullah harus sudah siap dengan infrastrukturnya, seperti pengadaan asrama mahasiswa dan penunjukan murabbi. Musliadi juga mengusulkan, agar kampus internal milik lembaga ini dijadikan sebagai kampus wisata religi. Salah satu tujuannya untuk menarik perhatian bagi mahasiswa binaan nantinya.

“Dakwah itu perlu trik, tidak dengan apa adanya.
Sesuatu (dakwah, Red) yang dikelola dengan apa
adanya akan menghasilkan orang yang apa adanya juga,” dalihnya.

Syabab Hidayatullah pun, imbuhnya, siap mendukung program “Hidayatullah Back to Campus”. “Ayo kita jalan sama-sama,” tandasnya.

Gerakan Ideologis
Ketua Departemen Dakwah dan Pelayanan Umat PP Hidayatullah Drs Tasyrif Amin mengatakan,
Hidayatullah merupakan gerakan ideologis berbasis pesantren.

“Disinilah terperaga Islam secara kultural. Tapi harus dipahami bahwa di perguruan tinggi hari ini banyak orang bingung setelah mendapat kajian dari mana- mana,” ujarnya, seraya menguatkan bahwa Hidayatullah jangan membuat arus peradaban Islam di lingkup pesantren saja.

Sementara Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah
(Mushida), Reni Susilowati menyampaikan,
pengkaderan dan pembinaan mahasiswa maupun
mahasiswi harus dikerjakan secara serius.

“Secara empiris, orang-orang yang hadir di sini adalah hasil dari rekrutmen di kampus-kampus (PT),” lanjutnya.

Salah seorang panitia inti acara sarasehan Naspi
Arsyad, mengatakan, program ini melibatkan berbagai instrumen internal Hidayatullah.

“(Tujuan acara ini) menyatukan persepsi, tentang
keinginan dakwah ke kampus-kampus perguruan
tinggi ini. Diharapkan agar kiranya dari sarasehan ini, ada kelompok kerja (pokja) yang menggodok ini,” terang Naspi.

Sarasehan ini dihadiri sejumlah pengurus PP
Hidayatullah, termasuk Ustadz Ahkam Sumadiana dan Ustadz Khairil Baits. Keduanya mendukung penuh program dakwah “back to campus”.

Program tersebut disinergikan pula dengan Pimpinan Wilayah (PW) Hidayatullah Jabodebek, Hidayatullah Training Center (HiTC), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIEHID. Skr aljihad

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Membangun Generasi Islami Berdaya melalui Pesantren Masyarakat Cibuntu

KUNINGAN (Hidayatullah.or.id) -- Pengurus Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) baru-baru ini melakukan anjangsana silaturrahim ke komunitas warga binaan Pesantren Masyarakat...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img