SETIAP Organisasi secara sunnatullah akan melewati dengan apa yang disebut dengan siklus hidup organisasi. Secara konsepsi, siklus hidup organisasi digambarakan sebagai cerminan perjalanan evolusioner dari awal hingga akhir, melalui berbagai tahapan.
Secara teori biasanya dimulai dari fase pembentukan (lahir), pertumbuhan, dewasa, puncak kejayaan, penurunan, lalu mati. Sehingga diperlukan sebuah upaya yang serius agar siklus hidup organisasi, tidak segera mencapai fase penurunan apalagi mati.
Oleh karenanya, setiap organisasi perlu merumuskan dan juga melakukan peninjauan ulang sekaligus koreksi setiap fase dan tahapan tahapan yang akan dimulai atau yang telah dilalui itu.
Pada fase perintisan misalnya, organisasi menetapkan fondasi yang kuat dengan merumuskan visi, misi, dan strategi yang menentukan arahnya.
Pertumbuhan menjadi aspek kritis ketika organisasi mengembangkan kapasitasnya, membangun sumber daya, dan memperluas dampak positifnya dalam masyarakat.
Dewasa dan puncak kejayaan adalah puncak dari usaha-usaha tersebut, di mana organisasi mencapai tujuan awalnya dan memperoleh pengakuan serta dampak yang signifikan.
Namun, seiring berjalannya waktu, organisasi dihadapkan pada tantangan perubahan lingkungan, perkembangan teknologi, atau pergeseran nilai di masyarakat. Ini memerlukan penyesuaian dan adaptasi agar organisasi tetap relevan di jamanya dan menghadapi tantanga kehadapan.
Jika tidak ditangani dengan serius, sistematis dan bijak, maka organisasi dapat mengalami penurunan kinerja atau kehilangan relevansinya, bahkan mati.
Sehingga dalam fase terakhir, organisasi perlu merevitalisasi diri dengan mengganti strategi, merevitalisasi budaya organisasi, atau menghadapi tantangan internal lainnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, siklus hidup organisasi akan menciptakan kerangka kerja yang penting bagi pemimpin untuk memahami dan mengelola perubahan, serta memastikan kelangsungan dan pertumbuhan jangka panjang, dan mengantarkan jadi pemenang.
Model Rekayasa Organisasi
Setiap organisasi sebagaimana dalam penjelasan di atas, mengalami siklus hidup yang mencakup fase fase perkembangan, puncak kejayaan, dan kemungkinan penurunan dan mati.
Untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan berkelanjutan, pemimpin organisasi Islam perlu memahami dan mengelola siklus hidup ini dengan bijak. Sehingga organisasi akan senantiasa menjaga vitalitasnya disetiap tahapan. Maka, rekayasa tiap tahapan dalam fase siklus hidup organisasi menjadi penting dilakukan.
Pertama, Siklus Perintisan dan Pembentukan
Setiap organisasi dimulai dengan niat baik dan tekad untuk mengabdikan diri pada tujuan mulia. Pada fase perintisan, kepemimpinan dan visi yang kuat membentuk dasar organisasi, mengidentifikasi misi, dan merancang strategi untuk mencapainya.
Bahkan tidak jarang pada fase ini, pemimpin dan orang-orang generasi awal sebsagai perintis, dapat merepresntasikan organisasi itu sendiri yang dimanifestasikan dalam program, kerja, aktifitas dan akhlak dari para perintis itu. Sehingga perintis, merupakan raw model dari organisasi.
Kedua, Pertumbuhan dan Pengembangan
Fase ini melibatkan ekspansi dan pertumbuhan organisasi. Pemimpin harus menjaga fokus pada tujuan awal dan memastikan bahwa pertumbuhan berkualitas dan bersifat berkelanjutan.
Pengembangan kapasitas dan peningkatan keberlanjutan organisasi menjadi kunci untuk tetap relevan dalam masyarakat. Pada tahapan ini strukturisasi sudah diangun, demikian halnya dengan program-program yang lebih strategis dan sifatnya ekspansif. Semua elemen organisasi, terlibat secara aktif untuk terus membangun organisasi.
Ketiga, Dewasa dan Puncak Kejayaan serta Pemeliharaan
Organisasi akan terus tumbuh menjadi dewasa dan mencapai puncaknya ketika tujuan dan misi tercapai. Namun, tantangan terletak pada pemeliharaan prestasi tersebut. Sebab pada fase ini justru menjadi tahapan yang rawan, dikarenakan sebagaian elemen organisasi sudah merasa pada comfort zone (zona nyaman).
Sehingga kondisi itu rentan menghilangkan atau setidaknya mengurangi etos kerja, lemahnya inovasi, dan kreatifitas dan lain sebagainya. Karena itu, Pemimpin perlu memastikan bahwa nilai-nilai inti dan identitas (jatidiri) tetap terjaga, sambil terus berinovasi untuk menjawab tuntutan zaman.
Keempat, Penyesuaian dan Adaptasi
Seiring perubahan dalam masyarakat dan lingkungan, organisasi perlu mampu menyesuaikan diri. Organisasi yang tidak mampu melakukan penyesuian dan adaptasi terhadap perubahan baik yang bersumber dari internal mapun dinamika eksternal organisasi, akan ditinggalkan dan bisa jadi akan mengalami penurunan yang tajam bahkan mati.
Oleh karenanya, Pemimpin harus menjadi pemandu utama dalam mengubah strategi, memperbarui metode, dan menghadapi tantangan baru untuk tetap relevan dan efektif.
Kelima, Renovasi dan Revitalisasi
Fase terakhir mencakup upaya untuk merevitalisasi organisasi yang mungkin mengalami penurunan, bahkan berada dalam ancaman kematian.
Bisa jadi dalam tahapan ini, pada aspek yang sifatnya material tercapai, akan tetapi pada saat yang bersamaan jatidiri yang menjadi ruh dan nilai inti organisasi yang dituangkan dalam visi, misi dan tujuan organiasi, sudah terjadi deviasi.
Organisasi mengalami disorientasi dari tujuan awal. Jika tidak dilakukan renovasi dan revitalisasi, maka kematian didepan mati. Atau bisa jadi organisasinya hidup, namun sesungguhnya Ia telah mengalami kematian.
Pada titik ini, pemimpin harus memotivasi anggota, merevitalisasi struktur, dan mengembalikan semangat organisasi agar dapat menciptakan fondasi baru untuk pertumbuhan di masa depan.
Dengan melihat kelima hal tersebut di atas, maka elemen penting seperti menjaga nilai-nilai spiritual, kepemimpinan yang kuat dan bijak, serta adaptasi yang responsif terhadap perubahan zaman, akan membawa organisasi dapat melewati siklus hidupnya dengan integritas dan terus tumbuh untuk memenuhi visi, misi dan tujuannya.
Dan, inilah sesungguhnya sebuah rekayasa organisasi yang akan membawa kepada pertumbuhuan yang berkelanjutan dan pada saat yang sama juga mencegah penurunan atau bahkan kematian. Wallahu a’lam.
*) ASIH SUBAGYO, penulis peneliti senior Hidayatullah Institute (HI)