
HARI ini, kita berkumpul dalam suasana penuh semangat dan harapan untuk menandai dimulainya rangkaian besar menuju Musyawarah Nasional (Munas) Hidayatullah ke-6 yang, insyaAllah, akan digelar pada akhir Oktober 2025.
Acara kick off ini bukan sekadar seremoni pembuka, melainkan deklarasi tekad: bahwa kita siap menyongsong masa depan dakwah dan peradaban Islam dengan langkah-langkah nyata, terukur, dan berdampak luas.
Munas ke-6 ini mengusung semangat konsolidasi, transformasi, dan akselerasi gerakan dakwah kita. Dan salah satu poros penting dari agenda besar ini adalah penguatan kemandirian ekonomi.
Mengapa kemandirian ekonomi menjadi prioritas? Karena sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa dakwah yang besar memerlukan daya dukung yang kokoh.
Rasulullah ﷺ membangun fondasi peradaban Islam bukan hanya melalui majelis ilmu, tetapi juga lewat penguatan pasar dan aktivitas ekonomi umat.
Para sahabat bukan hanya ahli ibadah yang taat, tetapi juga para saudagar tangguh yang menopang keberlangsungan misi dakwah.
Maka, pada titik inilah, kemandirian ekonomi bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan sebuah keniscayaan. Ia adalah diantara fondasi utama untuk menjaga keberlangsungan perjuangan, memelihara izzah dakwah, serta mewujudkan kehidupan umat yang bermartabat, sejahtera, dan berdaya saing.
Melalui kick off ini, kita membuka gerbang semarak menuju rangkaian agenda Munas VI yang seluruhnya diarahkan untuk memperkuat nilai-nilai perjuangan, membangun kesadaran kolektif, serta meneguhkan kembali peran setiap kader sebagai pelopor dakwah, penggerak umat, dan pionir dalam membangun kemandirian ekonomi.
Momentum Munas VI ini harus menjadi titik evaluasi sekaligus lompatan besar menuju gerakan kolosal yang semakin kuat secara ruhiyah, matang secara fikrah, dan mapan secara ekonomi.
Sinergi ketiga aspek ini mutlak diperlukan untuk menyiapkan umat menyongsong Indonesia Emas 2045—sebuah cita-cita besar di mana peran umat Islam dalam membangun bangsa harus nyata, terhormat, dan memberi kontribusi solutif bagi persoalan-persoalan kebangsaan.
Tema besar Munas kali ini, “Sinergi Anak Bangsa Menyongsong Indonesia Emas 2045”, adalah panggilan bagi kita semua untuk tidak hanya berorientasi ke dalam, tetapi juga tampil ke tengah kancah pembangunan nasional dan global.
Dakwah harus berbicara dengan bahasa solusi, tarbiyah harus melahirkan kader-kader pemimpin, dan kemandirian ekonomi harus menjadi pilar ketahanan umat di tengah pusaran zaman.
Semoga Allah ﷻ melimpahkan keberkahan di setiap langkah kita, dan menjadikan Munas VI ini sebagai tonggak kemajuan dakwah, tarbiyah, dan ekonomi menuju kejayaan Islam serta kemaslahatan kaum Muslimin, di negeri kita tercinta ini dan di seluruh dunia.*/
*) Drs Wahyu Rahman, ME, penulis Pengurus Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah