MANADO (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Seminar Nasional Pendidikan Islam bertajuk “Pendidikan Islam Menjawab Tantangan Abad 21” sebagai bagian dari rangkaian Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah Sulut. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dibuka di Ballroom Hotel Sahid Kawanua, Manado, Sabtu, 17 Rajab 1446 H (18/1/2025).
Ketua DPW Hidayatullah Sulut, Samsul Arifin, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, serta merancang program kerja wilayah yang fokus pada bidang pendidikan dan dakwah.
Samsul juga menegaskan pentingnya sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, baik organisasi Islam, pemerintah, maupun komunitas lainnya, untuk mendukung pelaksanaan program-program yang bermanfaat.
“Alhamdulillah selama ini sinergi dan kolaborasi Hidayatullah telah terjalin dan terlaksana dengan semua elemen keumatan. Baik dengan MUI dibuktikan dengan beberapa pengurus DPD Hidayatullah telah masuk jajaran pengurus MUI di daerah, dan ormas-ormas lain serta komunitas-komunitas yang peduli dengan keumatan di Sulut,” ujarnya.
Lanjut Samsul, Hidayatullah juga telah menjalin sinergitas dan kolaborasi dengan Kementrian Agama dan Pemerintah daerah yang sejak bertahun-tahun telah membantu perkembangan Hidayatullah.
Dia menyebut kini Hidayatullah Sulut telah hadir 9 pesantren, 5 Madrasah Ibtidaiyah, 4 Madrasah Tsanawiyah, 3 Madrasah Aliyah, dan 1 Ma’had Haji yang ada di sulawesi Utara merupakan salah satu kolaborasi Hidayatullah dengan pemerintah daerah.
“Ini merupakan peran partisipasi Hidayatullah untuk mensukseskan program-program pemerintah sekaligus menjalankan amanah konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” imbuhnya.
Aktualisasi Nilai Tauhid dalam Pendidikan Islam
Salah satu panelis dalam seminar, Ketua Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd, menyampaikan gagasan penting tentang pendidikan integral berbasis Tauhid. Ia menekankan bahwa pendidikan Islam harus mampu membangun sumber daya insani yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan, serta mampu menguasai teknologi yang memberikan maslahat bagi kehidupan.
“Pendidikan Islam berbasis Tauhid bukan hanya soal pembentukan akhlak mulia, tetapi juga menjawab kebutuhan zaman dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, intelektual, dan teknologi. Kita harus melahirkan generasi yang tidak hanya paham agama, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global,” tegas Nanang.
Dalam seminar ini, Nanang menggarisbawahi pentingnya transformasi pendidikan Islam agar relevan dengan era globalisasi dan disrupsi teknologi. Menurutnya, pendekatan integral ini akan menghasilkan generasi muda yang berkepribadian Islami, kreatif, dan kompetitif.
“Membangun pendidikan berbasis Tauhid berarti menanamkan nilai-nilai keimanan sebagai fondasi, yang kemudian diperkuat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan seperti ini akan melahirkan generasi yang mampu menghadirkan solusi untuk peradaban manusia,” tambahnya.
Nanang juga menyampaikan salam hormat dari Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr. Nashirul Haq, MA, kepada seluruh peserta Rakerwil. Ia mengungkapkan apresiasinya atas perhatian besar yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Kementerian Agama, dalam mendukung kegiatan ini.
Pendidikan Islam sebagai Pilar
Seminar ini turut menghadirkan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Prof. Dr. Moh. Idris, M.Pd, dan Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, H. Ahmad Sholeh, M.Pd.
Keduanya sepakat bahwa pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam membentuk generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia.
Prof. Idris menyoroti tantangan besar yang dihadapi pendidikan Islam di era digital. Menurutnya, distraksi teknologi dan perubahan pola hidup memerlukan pendekatan pendidikan yang adaptif tanpa kehilangan esensi nilai-nilai Islam.
“Kita harus memastikan pendidikan Islam tetap relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai sarana membentuk karakter Islami,” ungkapnya.
Sementara itu, H. Ahmad Sholeh menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam memajukan pendidikan Islam.
“Kerja sama yang solid adalah kunci untuk mencetak generasi unggul yang kompeten secara intelektual dan memiliki akhlak mulia. Ini adalah tantangan bersama yang harus kita jawab,” ujarnya.
Sinergi untuk Masa Depan
Pembukaan Rakerwil DPW Hidayatullah Sulut dilakukan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Utara, H. Arfani Basuki, MH, yang mewakili Gubernur Sulawesi Utara. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga Islam untuk memajukan pendidikan di wilayah tersebut.
“Pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan sinergi yang baik, visi membangun generasi yang unggul dapat tercapai,” kata Basuki.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Utara, Drs. H. Ulyas Taha, M.Pd.
Dengan gelaran seminar pendidikan ini, diharapkan pendidikan Islam di Sulawesi Utara dapat menjadi motor penggerak dalam membangun daerah dan menumbuhkan generasi muda yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan.*/Muhamad Taufikurrahman