DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah Muhammad Saddam S.Ak., M.A.k, mengajak mahasiswa untuk berjuang seratus persen dan bekerja seratus persen. Berjuang dan bekerja 100% ini sebagai metafora komitmen untuk sukses dengan keseimbangan antara pengabdian penuh dan dedikasi total dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam konteks kiprah kebaikan di Hidayatullah.
“Maka saya berharap ikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin, karena kita berjuang seratus persen dan bekerja seratus persen,” kata Saddam.
Ia menyampaikan tersebut di hadapan mahasiswa saat membuka Training Center (TC) 40 hari lanjutan untuk mahasiswa boarding Semester VIII dan calon wisudawan di Aula Abdullah Said, Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Ahad malam, 20 Shafar 1446 (26/8/2024).
Berjuang seratus persen, jelasnya, adalah sebagai semangat untuk terus belajar, beradaptasi, dan bertahan di tengah persaingan yang ketat mencakup kemampuan untuk menghadapi tantangan, mengambil inisiatif, dan tidak mudah menyerah.
Sementara itu, bekerja seratus persen merujuk pada etos kerja yang tinggi, di mana kita bekerja dengan penuh dedikasi, integritas, dan profesionalisme. Menjalankan setiap tugas dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, dan selalu berorientasi pada hasil yang terbaik.
Keseimbangan antara kesungguhan dalam perjuangan dan dedikasi di dunia pekerjaan ini adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam karir. Ketika mampu menggabungkan keduanya, mahasiswa akan menjadi kader leader yang produktif dan efisien.
Saddam menekankan pentingnya kegiatan yang diadakan selama 40 hari ini bagi mahasiswa boarding. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu syarat penting menuju wisuda sekaligus menjadi penutup dari rangkaian KKN (pengkaryaan) dan tugas akhir yang telah dijalani. TC 40 hari ini dirancang untuk mengasah kemampuan dan karakter mahasiswa sehingga siap menjadi pemimpin visioner di masa depan.
Saddam menegaskan bahwa setiap mahasiswa boarding wajib mengikuti kegiatan ini. Dia menegaskan, kegiatan ini bukan hanya sekadar ritual akademik, tetapi sebuah proses pembentukan diri dimana mahasiswa diuji dan ditempa untuk menjadi individu yang lebih kuat, berkomitmen, dan berdaya saing.
Pra Wahyu
Masih dalam sambutannya, Saddam memaparkan konsep Manhaj Sistematika Wahyu (SW) yang coba direaktualisai dalam landasan pendidikan di STIE Hidayatullah. SW pada pra wahyu mencakup fase keyatiman, mengembala kambing, berdagang, berkhadijah, dan bergua hira Rasulullah.
Fase perikehidupan Rasulullah dalam Pra Wahyu ini, tegas Saddam, adalah sebuah panduan hidup yang mencerminkan perjalanan spiritual dan intelektual yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa.
“Momen kalian saat ini adalah fase bergua hira,” ujar Saddam, menggambarkan momen ini sebagai saat di mana mahasiswa dijauhkan dari distraksi modern seperti handphone dan kendaraan, untuk lebih fokus pada pengembangan diri. Ini adalah fase penting di mana fokus dan kesadaran penuh diperlukan untuk mendalami diri dan materi yang akan disampaikan.
Filosofi bergua hira yang diterapkan dalam kegiatan ini sebagai momen untuk refleksi dan transformasi. Mahasiswa diajak untuk menarik diri dari kesibukan dunia luar dan fokus pada pengembangan diri. Ini adalah kesempatan di mana mereka dapat menggali potensi terdalam dan mempersiapkan diri untuk tantangan besar di masa depan.
Saddam menyampaikan bahwa mahasiswa yang mengikuti TC ini adalah orang-orang pilihan. “Kalian ini mahasiswa pilihan karena di kampus lain tidak ada seperti ini, cuman ada di Hidayatullah dan ini sudah lama dilakukan bahkan sejak Hidayatullah berdiri,” katanya.
Saddam menekankan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembalikan esensi pendidikan serta menempa mahasiswa menjadi pemimpin yang visioner, berwawasan luas, dan manhaji. Pada akhirnya, mereka diharapkan hadir untuk memberi manfaat bagi umat.
Saddam juga memberikan dorongan kepada mahasiswa agar tak perlu galau dalam menghadapi tugas ikatan dinas yang kelak akan dijalankan setelah diwisuda.
Penugasan ini sebagai bagian dari penyerapan bursa kerja bagi mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia yang membutuhkan sumber daya yang cakap dalam bidang ekonomi.
“Jangan takut untuk tugas, karena kalian akan diberikan semua materinya oleh para instruktur dan pemateri yang paham di bidangnya,” tegasnya.
Waka IV STIE Hidayatullah Bidang Keasramaan & Pengkaderan, Alfarobi Nur Karim, di kesempatan yang sama, menyampaikan kegiatan TC 40 hari ini dirancang untuk menantang mahasiswa dalam berbagai aspek, baik secara individu maupun dalam konteks masyarakat.
Mahasiswa diajak untuk menghadapi diri sendiri, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, serta bagaimana mereka dapat berkontribusi secara positif di masyarakat. */Mhd Zuhri Fadhlullah