AdvertisementAdvertisement

Dai-daiyah Hidayatullah Harus Siap Emban Tugas Keummatan

Content Partner

DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah, Ustadz Naspi Arsyad menutup secara resmi acara Training for Trainer (TOT) Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al Quran (Grand MBA) di Aula II Kampus Hidayatullah Depok, pada Ahad (27/11/2019) sore.

UNA dalam sambutan menutup acara ini mengatakan kader kader dai Hidayatullah harus siap dikagetkan dengan tugas tugas keummatan. Dia mengatakan, hal-hal yang berat diemban harus diangkat dengan tangan-tangan yang tersambung erat dengan tali-tali Allah.

“Orang-orang beriman selalu bisa mengambil hikmah dari setiap apa dia jalani,” katanya.

Selain itu, ia mendorong kepada anggota Mushida yang telah mengikuti TOT ini agar selalu memantapkan pengabdiannya untuk agama, bangsa dan negeri kita tercinta. Termasuk di dalamnya adalah mendoakan pemimpin bangsa.

“Salah satu hak pemimpin adalah didoakan oleh yang dipimpinnya. Jangan sampai kita yang apriori dengan pemimpin sehingga kita berat untuk mendoakan kebaikan untuknya,” kata UNA.

Dia menerangkan, di jalan dakwah akan banyak ditemui hal-hal yang mengagetkan kita. Karena itu, kalau belum terjadi bicarakan baik baik, tapi kalau sudah terjadi tinggal diambil hikmahnya.

Lebih jauh beliau mengimbuhkan, bahwa orang beriman ketika mendapatkan berita tidak serta merta reaktif dan responsif. Dia haruslah mempelajarinya baik-baik sebelum bertindak dan merespon kabar tersebut.

“Jangan sampai seperti mobil yang belum dinyalakan atau belum dipanaskan sudah berjalan. Percuma kita mengaku beriman, percuma kita mengaku berjuang kalau ternyata sikap apriori masih merasuki pikiran kita. Inilah yang menjadi penghalang dalam gerakan dakwah dan tarbiyah kita,” ujarnya.

Menurut beliau, kalau sampai sikap apriori murobbiyah terhadap mutarobbiyah ini wujud maka sudah jelas jalan dakwah ini tidak selamat.

Salah satu konsep dakwah adalah sebagaimana dalam ungkapan kaidah Arab, ” “Al-Jaar qobla ad-Daar”, artinya memilih tetangga sebelum membeli rumah. Maksudnya, yang dekat-dekat itu lebih utama untuk diajak berislam sebelum yang jauh-jauh.

“Masyarakat atau mutarobbi diajak berislam jangan hanya ditumpahi dengan berbagai macam teori, tapi juga difasilitasi dan diberi sarana ketika ia tidak mampu,” katanya.

Lahirkan Muallimat Bidang Al Quran

Dalam rangka melahirkan tenaga pengajar dalam menunjang upaya pengembangan baca tulis Al Quran di masyarakat, Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah menggelar kegiatan Training for Trainer (TOT) dengan mengangkat tema “Mencetak Muallimat Grand MBA yang Memiliki Kompetensi Dalam Bidang Al Quran”, diselenggarakan di kota Depok, Jawa Barat, 24-28 Shafar 1441 H (23-27 Oktober 2019).

Dalam kegiatan yang digelar intensif selama lima hari ini, sebanyak 67 peserta perwakilan daiyah Muslimat Hidayatullah dari seluruh Indonesia menerima materi Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al Quran (Grand MBA).

Grand MBA sendiri merupakan metode pembelajaran Al Quran yang diinisiasi oleh Hidayatullah yang selanjutnya dikembangkan oleh Posdai melalui Majelis Quran Hidayatullah (MQH).

Dalam muatannya, Grand MBA memuat sejumlah tahapan diantaranya mengenal makhrajul huruf, shifat huruf, sampai kaidah tajwid. Dalam kegiaan kali ini peserta mendapatkan materi Grand MBA tentang panduan cara cepat belajar Al Qur’an dengan metode 8 jam dengan durasi 1 jam setiap pertemuan.

Panitia acara Ustadzah Hapseni Dirwan mengatakan dengan program pembelajaran Al Qur’an metode Grand MBA diharapkan lahir lebih banyak lagi muallimat yang kelak menjadi duta pengajar dalam pemberantasan buta huruf Al Quran di masyarakat.

“Harapannya, semakin banyak muallimat yang mengajak ummat agar kembali kepada Al Quran, memudahkan mereka untuk mengenalkan Islam lebh baik lagi. Kita semua adalah daiyah mari bersama-sama untuk kembali menyeru kepada Allah dalam segala keadaan karena semuanya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah nantinya,” kata Hapseni yang juga Ketua Departemen Dakwah PP Mushida ini.

Peserta pun sangat antusias dalam mengikuti training yang diikuti oleh para ibu in dan berharap sekembali ke daerah mereka dapat mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti pelatihan.

Acara ini terselenggara atas dukungan dari berbagai pihak diantaranya Posdai, Laznas BMH, Wardah Kosemtik, Majalah Sahid, Sahabat Siroh, Ummu Maryam Collection, Roti Naylifia dan lain-lain.[]

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Peran Murabbi dalam Perjuangan Islam tidak Mengenal Kata Pensiun

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Peran murabbi dalam perjuangan Islam tidak mengenal kata pensiun. Hal itu kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img