Rabu, 28 Agustus 2013 11:55
Perkemangan teknologi informasi khususnya internet tak membuat Hidayatullah skeptik seperti katak dalam tempurung. Sebab, sudah diyakini bersama bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan dan keniscayaan tersebut bagaimanapun harus dihadapi.
Praktisi IT yang telah cukup lama berkecimpung di teknologi internet, Muhammad Syakirin, S.kom, mengatakan sebuah langka yang baik ketika Hidayatullah mulai mengambil peran dalam kancah ini.
“Ruang-ruang dakwah itu sangat luas, tak terkecuali di dunia maya. Saya kira Hidayatullah perlu terus mengambil peran dalam aspek ini. Jadi, sambil dakwah Islam terus bergulir secara offline atau di dunia nyata secara sekemuka, dakwah secara online atau virtual pun jalan,” ujar Syakirin yang cukup sukses dengan usaha e-ticketing ini.
Ormas Hidayatullah adalah organisasi dan pemilik majalah Islam yang pertama kali meluncurkan portal berita, bahkan sebelum era dotcom booming di Indonesia. Portal berita itu, sebelum domain Hidayatullah.com yang ada sekarang, dioperasikan oleh simpatisan Majalah Hidayatullah yang kuliah di Amerika Serikat dengan subdomain Geocities milik raksasa Yahoo! pada tahun 1996.
Dalam pantauan Syakirin, mulai tahun 2011 lalu, mesin pencari Google telah memverifikasi Hidayatullah.com dalam sistem crawler (rayapan) mereka sebagai portal berita sejajar dengan Reuters, CNN, Antara, atau yang terkenal Detikcom. Capaian tersebut, kata dia, harus dipertahankan. Untuk itu Hidcom harus selalu mengoptimasi diri dalam penerapan skema SEO
Advokasi dan penetrasi opini yang dibangun portal berita ini menjadikan Hidayatullah.com kini telah menjadi portal umat Islam, bukan lagi menjadi saluran transmisi ormas Hidayatullah semata. Sehingga, menurut Syakirin, portal berita yang biasa disingkat Hidcom tersebut harus diposisikan benar-benar sebagai wadah perekat umat.
“Kendati begitu, ormas Hidayatullah harus tetap mendapat porsi yang cukup untuk ruang promosi dan pemberitaan. Tapi tentu saja harus tetap proporsional agar tidak muncul persepsi dibenak pembaca portal ini kok Hidayatullah doang isinya,” ujar Syakirin mengusulkan.
Lulusan BINUS ini mengapresiasi maraknya lalu lintas informasi seputar ormas dan Pesantren Hidayatullah di daerah. Sebagaimana pantauan media ini, sejumlah wilayah dan daerah Hidayatullah telah berdiri situs-situs profesional yang menjadi wadah silaturrahim dan informasi lembaga.
Diantara daerah dan wilayah yang telah memiliki portal informasi sendiri yaitu Hidayatullah Medan, Hidayatullah Yogyakarta, Hidayatullah Karimun, Papua Barat, Surabaya, Jawa Timur, Timika, Kediri, Batam, Depok, Sleman, dan Malang. Sejumlah lembaga pendidikan Hidayatullah juga telah memiliki portal yang terdaftar secara resmi dengan domain Indonesia (ID) di Pengelola Domain Indonesia (PANDI).
“Ini menunjukkan bahwa Hidayatullah terus eksis di dunia maya. Semoga saluran transmisi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berdakwah, mensosialisasikan spirit peradaban Islam, dan untuk membendung opini buruk terhadap Islam,” pungas Syakirin. (ybh/hio)