Hidayatullah.or.id — Departemen Pengkaderan Pimpinan Wilayah Hidayatullah Sulawesi Selatan (PW Hidayatullah Sulsel) menggelar kegiatan Silaturrahim Halaqah Kubro atau halaqah gabungan se-Luwu Utara bertajuk “Urgensi Halaqah Dalam Tarbiyah Umat” bertempat di Kampus Hidayatullah Lambara Harapan, Luwu Timur, baru baru ini (24-25/05/2014).
Acara ini dipadati oleh ratusan kader Hidayatullah. Mereka tersebar sebagai dai-dai di berbagai titik dakwah di wilayah Luwu Raya, Sulsel. Hingga kini, tercatat ada 4 Pengurus Daerah (PD) dan 5 Pengurus Cabang (PC) yang menjadi titik sentral dakwah Hidayatullah di wilayah Luwu Raya.
Kegiatan yang digagas oleh Departemen Pengkaderan Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) ini berlangsung secara rutin dan berkala. Diharapkan dari acara tersebut, selain sebagai wadah silaturahim para dai Hidayatullah, mereka juga mendapatkan penguatan kembali tentang peran penting keaktifan dalam berhalaqah tersebut.
“Selain bersilaturahim, kami berharap ada evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan halaqah kader di daerah-daerah,” ujar Sumaryadi, ketua panitia yang juga menjabat Ketua Bidang Pengkaderan PW Hidayatullah Sulsel.
Senada dengan itu, dalam kesempatan yang sama, Abdul Majid, Ketua Pengurus Wilayah Hidayatullah Sulsel mengingatkan para dai agar senantiasa menjaga keutuhan ukhuwah dalam hidup berjamaah.
Sebab, jelasnya, terkadang masalah yang berlarut itu berakar dari hati-hati yang sulit menyatu. Problem lama yang tidak tuntas-tuntas menurutnya adalah sebagai akibat dari peran halaqah yang tidak berjalan maksimal.
“Kalau ada halaqah yang tidak berjalan maksimal, berarti proses tarbiyah jadi mandeg. Ujung-ujungnya hatinya sulit menyatu dan sulit diatur lagi,” ucap Abdul Majid menguatkan.
Sementara itu, anggota Dewan Syuro Hidayatullah PP Hidayatullah, Dr (cand) Nashirul Haq yang hadir dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya kegiatan halaqah karena merupakan kebutuhan setiap dai dan kader.
Beliau menyatakan, tidak ada alasan bagi para dai atau seorang kader untuk tidak aktif mengikuti halaqah. Sebab baginya, halaqah adalah asupan ruhani yang dibutuhkan oleh jiwa setiap saat.
“Jika ada seorang kader yang malas-malasan berhalaqah biasanya ia justru kian gelisah dengan masalah yang dihadapinya. Sebab ia jauh dari komunitas yang menjadi tautan hatinya selama ini,” tegas Nashirul, ustadz kelahiran Belawa, Sengkang ini.
“Ibarat domba yang tercecer dan suka menyendiri dari kawanan domba yang lain. Tinggal menunggu waktu bagi seekor serigala untuk menerkamny.” pungkas Nashirul mengingatkan kembali.
Acara yang bertempat di kampus Hidayatullah Lambara Harapan, Luwu Timur ini dipadati oleh 150 orang kader Hidayatullah. Mereka tersebar sebagai dai-dai di berbagai titik dakwah di wilayah Luwu Raya, Sulsel. Hingga kini, tercatat ada 4 Pengurus Daerah (PD) dan 5 Pengurus Cabang (PC) yang menjadi titik sentral dakwah Hidayatullah di wilayah Luwu Raya.
Sedianya, kegiatan yang digagas oleh Departemen Pengkaderan Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) berlangsung secara rutin dan berkala.
Diharapkan dari acara tersebut, selain sebagai wadah silaturahim para dai Hidayatullah, mereka juga mendapatkan penguatan kembali tentang peran penting keaktifan dalam berhalaqah tersebut. (Masykur)