إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Di Bulan Muharram ini, tema sentral pembicaraan dan pembahasan umat Islam adalah tentang hijrah. Sebagai sejarah fenomenal dari perjalanan dakwah Rasulullah yang harus meninggalkan Makkah sebagai tempat kelahiran dan kampung halaman menuju Madinah. Hijrah tidak berdiri sendiri tapi harus diiringi dengan iman dan jihad.
Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan tentang tiga hal tersebut dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللهِ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Baqarah:218)
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. At-Taubah: 20)
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab Zaadul Ma’ad menyampaikan bahwa iman, hijrah, dan jihad adalah sesuatu yang sistemik dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Tidak sempurna iman jika tidak hijrah dan tidak bisa hijrah dengan baik tanpa jihad. Sebaliknya, jihad tidak tegak tanpa dilandasi dengan iman dan semangat hijrah.
Hijrah merupakan konsekuensi iman dan dorongan untuk mengaktualisasikan iman dengan berpindah ke situasi dan kondisi agar lebih dekat kepada Allah. Ketika tumbuh iman pasti tumbuh pula spirit hijrah (meninggalkan hal yang tidak baik) menjadi lebih baik.
Hijrah maknawi adalah hijrah dari kemaksiatan menuju kepada ketaatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه
“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang” (HR. Bukhari).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Dari makna hadist di atas, hijrah adalah hal yang sangat logis dan keharusan. Tidak mungkin orang beriman yang percaya, yakin, dan mencintai Allah, namun di saat yang sama melaksanakan hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Kalau betul-betul beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala pasti dia akan hijrah atau meninggalkan hal yang dilarang Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hijrah peribadatan dan perbuatannya. Dari sebelumnya menyembah berhala menjadi bertauhid menyembah Allah. Jika sebelumnya masih bolong-bolong shalatnya, berubah menjadi lebih konsisten. Jika sebelumnya shalat sendiri di rumah, berubah berjamaah di masjid dan bertambah shalat sunnah rawatibnya.
Hijrah meninggalkan perbuatan dari yang munkar, maksiat, dan tercela menjadi perbuatan yang makruf dan akhlaq mulia.
Jika sebelumnya menjalankan usaha dengan riba berani berubah menjadi ekonomi syariah. Intinya, hijrah itu berubah menjadi lebih baik. Bukan merasa lebih baik dari orang lain.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Iman bukanlah keyakinan yang diam, stagnan, egois, cuek, dan pasif terhadap kondisi yang ada. Ketika iman tumbuh maka muncul kerisauan terhadap kondisi masyarakat dan akhirnya terpanggil untuk mengubahnya lebih baik.
Iman itu memerlukan aktualisasi dan hijrah adalah jalan untuk sebuah perubahan menjadi lebih baik.
Kemudian dalam perjalanan iman dan hijrah tentu tidak mudah dan banyak tantangan. Terkadang harus berdarah-darah, mengorbankan tenaga, harta, keluarga, waktu, dan hal-hal yang kita cintai. Maka Islam mensyariatkan jihad atau berjuang seoptimalkan mungkin.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
(Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya). Hadits ini derajatnya shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Jihad bukan hanya dalam makna qital atau perang. Menundukkan hawa nafsu, ego, dan logikanya sendiri juga adalah jihad. Untuk bisa beriman dan berhijrah pasti mensyaratkan jihad yaitu kesungguhan dan pengorbanan.
Untuk bisa istiqomah shalat lima waktu berjamaah, infak, shalat lail, dan semua amal ibadah, amal sholeh sebagai manifestasi iman dan hijrah diperlukan jihad. Diperlukan kesungguhan. Minimal mengalahkan nafsu malasnya, merasa cukup, dan bisa bersabar untuk istiqomah.
Pemaknaan yang benar terhadap iman, hijrah, dan jihad akan melahirkan paradigma dan kekuatan moral bagi orang beriman untuk meraih kemenangan. Sebagaimana kejayaan Islam yang pernah diraih generasi Rasulullah di awal Islam dengan iman, hijrah, dan jihad.
Hari ini ada banyak usaha dalam pendangkalan makna iman, hijrah, dan jihad, bahkan mendistorsi bahkan men-delete kurikulum hijrah dan jihad dari ajaran Islam. Dengan berbagai seminar, penerbitan buku, pembredelan kitab yang seolah jihad itu ektrem menjadi penyebab ketertinggalan dan kejumudan dalam Islam.
Sehingga di bulan Muharram ini, mari senantiasa menjadikan Muharram dan hari-hari besar Islam sebagai momentum untuk konsolidasi jatidiri seorang muslim, muhasabah, dan berdiskusi untuk menguatkan paradigma iman, hijrah, dan jihad.
Ketiganya adalah siklus kehidupan yang harus terus bergerak, setelah pada puncak jihad maka kembali chek and rechceck imannya lagi, berani hijrah dan selanjutnya wujudkan dalam jihad.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ.
!!!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ