AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Prinsip Wasathiyah dalam Islam

Content Partner

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Yaa Ummatal Islam, Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Pada hari yang mulia ini, Al-Khatib mengingatkan diri dan jamaah Jumat untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sesungguhnya, ketaqwaan adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat.

Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, kita akan membahas Ahlus Sunnah wal Jamaah dan prinsip Wasathiyah dalam Islam. Dua konsep ini adalah pondasi utama dalam memahami ajaran Islam secara benar dan menyeluruh.

Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah golongan umat yang selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah ﷺ serta memahami keduanya sesuai pemahaman salafussalih. Mereka tidak hanya mengikuti secara tekstual, tetapi juga memahami substansi dari ajaran tersebut. Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعاً وَلَا تَفَرَّقُوْا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini adalah perintah langsung dari Allah untuk kita agar bersatu di bawah ajaran Islam yang murni, bukan hanya dari segi lahiriah tetapi juga dalam akidah, ibadah, dan muamalah.

Ahlus Sunnah wal Jamaah, sebagai penegak jalan yang lurus, mengikuti pemahaman sahabat Nabi ﷺ yang merupakan generasi terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الذين يَلُوْنَهُمْ ثم الذين يلونهم

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang setelahnya (Tabi’in), kemudian yang setelahnya (tabi’u tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, maka Islam juga dikenal dengan istilah ummatan wasathan. Konsep wasathiyah ajaran Islam mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat dan proporsional, atau sering disebut dengan kata ‘moderat’ dalam semua dimensi kehidupan. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian…” (QS Al-Baqarah: 143)

Dalam konteks ini, wasathiyah berarti bersikap seimbang, tidak berlebihan (ghuluw) dan tidak meremehkan (tafrith) dalam menjalani agama.

Prinsip ini diterapkan dalam akidah, ibadah, serta interaksi sosial. Dalam beribadah, kita dituntut untuk menghindari sikap ekstrem yang bisa memberatkan diri sendiri dan orang lain.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا

“Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan kalah (tidak mampu menjalankannya); maka berlakulah lurus, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira.” (HR Al-Bukhari)

Maksudnya, Islam diturunkan sebagai rahmat dan kemudahan bagi umat manusia, bukan sebagai beban yang membuat manusia kewalahan.

Konsep ini sangat relevan di masa kini, di mana sikap ekstremisme dan radikalisme sering muncul sebagai ancaman terhadap keharmonisan masyarakat dan dunia global.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:

“Wasathiyah adalah keseimbangan antara sikap berlebih-lebihan dan kekurangan dalam agama, dan itu adalah karakteristik Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (Majmu’ Fatawa).

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Konsep wasathiyah dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah juga terlihat dalam sikap mereka terhadap akidah dan ibadah.

Mereka tidak berlebihan dalam memuliakan seseorang hingga ke titik yang melampaui batas seperti yang dilakukan beberapa golongan dalam mengultuskan tokoh-tokoh tertentu. Sebaliknya, mereka juga tidak mengurangi hak-hak para Sahabat Nabi dan para Ulama.

Imam Malik rahimahullah berkata: “Sunnah adalah seperti bahtera Nabi Nuh. Barang siapa yang menaikinya pasti selamat, dan siapa yang meninggalkannya akan tenggelam.” (Al-I’tisham)

Dalam ibadah, Ahlus Sunnah wal Jamaah menjaga keseimbangan antara ibadah fisik dan hati. Mereka meyakini bahwa ibadah bukan hanya sekadar formalitas ritual, tetapi juga harus disertai dengan keikhlasan, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Sikap ekstremisme dan fanatisme adalah hal yang sangat bertentangan dengan prinsip wasathiyah. Ekstremisme dalam beragama akan mengantarkan kepada kehancuran, baik secara individual maupun kolektif. Rasulullah ﷺ memperingatkan kita tentang bahaya ghuluw (berlebihan) dalam agama:

إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّيْنِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اَلْغُلُوُّ فِي الدِّيْنِ

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama, karena yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah ghuluw dalam agama.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i)

Islam mengajarkan keseimbangan dan kelembutan dalam semua perkara. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ

“Sesungguhnya Allah Maha lembut dan mencintai kelembutan dalam segala urusan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Sebagai umat yang berpegang teguh pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita harus selalu mengutamakan keseimbangan dalam beragama, baik dalam akidah, ibadah, maupun muamalah.

Jangan sampai kita terjebak dalam sikap ekstrem yang justru menjauhkan kita dari rahmat Allah Taala. Ingatlah bahwa Islam adalah agama yang mudah, penuh kasih sayang, dan rahmat bagi semesta alam.

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ

“Dan katakanlah: Inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya…” (QS. Al-An’am: 153)

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah untuk senantiasa berada di jalan yang lurus, dan menjaga diri kita dari segala bentuk penyimpangan dan menyesatkan orang lain.

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، مكا صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، وبارك على محمد وعلى آل محمد، كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Do’a Penutup

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

اللهم اغفر لنا وللمسلمين، وارحمنا وارزقنا الثبات على الدين. اللهم اجعلنا من أهل السنة والجماعة، واهدنا إلى طريق الوسطية في كل أمر من أمور ديننا ودنيانا. اللهم احفظ بلادنا وبلاد المسلمين من الفتن ما ظهر منها وما بطن، واجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار والحمد لله رب العالمين

!!!عِبَادَاللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Jawa Barat Tuan Rumah Rapat Kerja Nasional Hidayatullah, Usung Tema Konsolidasi dan Standardisasi

BANDUNG (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Barat akan menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img