AdvertisementAdvertisement

Komunikasi Kunci Merawat Budaya Berfikir dan Mengelola Dinamika Politik

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Komunikasi politik menjadi topik menarik dalam perkuliahan daring yang disampaikan oleh Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospet), Imam Nawawi, kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Hakim (STAIL) Surabaya. Sesi yang dimoderatori oleh dosen komunikasi STAIL Surabaya, Rudi Trianto, M.Si, ini digelar pada Selasa malam, 13 Dzulqaidah 1445 (21/5/2024).

Dalam paparannya, Imam Nawawi menekankan pentingnya komunikasi politik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam politik itu sendiri.

“Komunikasi politik diperlukan agar orang-orang menjadi setuju dengan fikiran kita,” kata Imam.

Menurut Imam, komunikasi politik tidak hanya dilakukan oleh elite politik dan politisi. “Komunikasi politik bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk ormas seperti Hidayatullah,” jelanya.

Imam juga menyampaikan bahwa komunikasi politik erat kaitannya dengan kemampuan menulis. “Menulis dilakukan untuk merawat budaya berfikir,” ungkap Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah 2020-2023 ini.

Lebih lanjut, Imam membahas tentang dinamika politik di Indonesia yang penuh kejutan, letupan, dan pelajaran. “Komunikasi yang baik dapat membantu kita mengelola kehidupan politik,” tegasnya.

Imam yang intens menyelami pemikiran perkembangan masyarakat dari teori sosial Ibnu Khaldun ini mengingatkan bahaya dari provokasi dan emosi dalam politik.

“Jika kita belum terbiasa mencerna dan membangun satu metodologi berkomunikasi dengan banyak pihak, kemudian mendengar dinamika politik yang ada, maka yang akan terjadi adalah sifat emosional,” ujarnya.

“Setelah emosional, kita akan kehilangan kemampuan bernalar secara kritis dan normal, dan pada akhirnya kita akan terbawa terbakar seperti kayu bakar yang terbakar oleh provokasi-provokasi yang merugikan,” imbuhnya.

Imam menekankan pentingnya komunikasi politik dalam organisasi pergerakan. “Kemampuan komunikasi politik bukan hanya dalam kontes politik diperlukan, dalam organisasi pergerakan juga diperlukan,” jelasnya.

Salah satu contoh nyata peran komunikasi politik adalah dalam isu RUU Penyiaran. “Komunikasi politik mandek, maka akan berpengaruh terhadap sistem politik,” kata Imam.

Ia menjelaskan bahwa RUU Penyiaran yang melarang investigasi eksklusif sangat berbahaya bagi masa depan pers. “Hal ini mendorong para pegiat dan ahli pers untuk bersuara,” ujarnya.

Imam juga menyoroti pengaruh media massa terhadap pola pikir masyarakat. “Keseringan menonton film maka referensinya sudah terwarnai oleh komunikasi-komunikasi film,” jelasnya.

“Jika seseorang tidak membaca, tidak pernah berdiskusi, kemudian otaknya sudah diasupi oleh komunikasi-komunikasi film, maka dia akan menganggap realita ini seperti film,” imbuhnya.

Terakhir, Imam membahas fenomena politik dewasa ini, termasuk mendiskusikan ihwal pertanyaan tentang apakah seorang pemimpin akan menjadi sosok otoriter atau tidak. “Pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan mudah,” ujarnya.

Ia mengajak para mahasiswa untuk terus belajar dan memahami komunikasi politik agar dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat.

Perkuliahan daring ini disambut antusias oleh para mahasiswa STAIL Surabaya. Sesi tanya jawab yang berlangsung menandai antusiasme para mahasiswa yang ingin mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang komunikasi politik dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.*/Puji Asmoro

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img