JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Siapapun senang didengar, dirangkul, diringankan bebannya dan keluwesan hatinya diajak kepada kebaikan. Sebab demikianlah sejatinya fitrah suci manusia.
Islamic Medical Service (IMS), sebuah lembaga dakwah sosial di bidang kesehatan menyadari pentingnya merangkul mereka yang hidup di jalanan dengan pendekatan kemanusiaan di atas.
Bersinergi dengan berbagai pihak, kerja bareng mengangkat martabat mereka mulai dari preman, komunitas punk dan anak jalanan pun kini berjalan sinergis.
Mereka secara rutin meriung dalam kelompok ngaji meskipun tetap dengan gaya mereka yang khas; bertato, rokok terpilin di jari dan urakan. Direktur IMS Imran Faizin mengatakan program ini dilakukan diantaranya bersama dengan Sahabat Tobat (SOBAT).
SOBAT adalah sebuah wadah komunitas untuk mereka yang telah menemukan “jalan pulang” dalam dekapan hidayah. Sebagian besar mereka hidup sehari-hari di dan dari jalanan, namun memiliki keinginan kuat untuk berubah menjadi lebih baik.
“Mereka memiliki tekad yang gigih untuk berubah menjadi lebih baik. Mereka mulai sadar akan dosa dan kesalahan masa lalu yang telah dilakukan, karena kehidupan mereka yang bebas dan urakan yang menjadi salah satu ciri khas,” kata Imran.
Imran Faizin mengatakan, melalui sebuah pendekatan lewat program kesehatan, satu persatu mereka mulai sadar akan diri, lingkungan dan sesama.
“Akhirnya mereka mulai belajar membaca Al Qur’an melalui metode Iqro’, gerakan dan bacaan sholat serta aktif di pengajian jalanan,” kata Imran yang juga Ketua Departemen Kesehatan DPP Hidayatullah.
Imran menyebutkan, sebanyak 100-an punk dan anak jalanan kini mendapatkan perhatian melalui program Rumah Qur’an (RQ) SOBAT Punk. Tanpa dukungan bersama secara sinergis untuk menopang mereka, bisa saja mereka semakin jauh dari fitrahnya.
“Umumnya hari hari mereka masih di jalanan untuk sekedar makan, untuk bermalam dan berteduh sebagian mereka sudah di tempat yang layak,” katanya.
Kini sebanyak 7 RQ Sobat Punk telah berdiri di Bekasi, Bogor dan Jakarta. Tidak hanya sebagai tempat berteduh, namun tempat ini digunakan juga untuk belajar mengaji dan kegiatan positif lainnya.
“Semoga dengan Al Qur’an ini, hidup mereka bermandikan cahaya terang Islam dan terus berkembang menjadi figur yang semakin bermanfaat untuk agama, bangsa, negara bahkan maslahat untuk dunia,” pungkas Imran. (ybh/hio)