KEBUMEN (Hidayatullah.or.id) — Status pemuda dalam sebuah gerakan/ organisasi memiliki posisi strategis. Sebab, mereka adalah pelanjut estapeta kepemimpinan di masa mendatang. Oleh sebab itu, selaku pemuda, haruslah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, sebelum masa untuk memimpin itu tiba.
Demikian papar DR. Nashirul Haq, Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidayatullah, ketika memberikan taujih dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Pemuda Hidayatullah, yang diselenggarakan di Pesantren Hidayatullah, Kebumen.
“Pemuda yang tidak menyiapkan diri sebagai pemimpin di masa depan, akan kewalahan/kerepotan dalam memangku amanah kepemimpinan,” terangnya.
Hal itu terjadi, karena tidak memiliki bekal yang memadahi dalam memimpin. Untuk itu, lanjut Nashirul, menjadi keniscayaan bagi pemuda untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Ustadz lulusan Universitas Islam Madinah itu kemudian mengurai bekal-bekal yang harus dipersiapkan pemuda, untuk menyongsong sebagai pemimpin ideal di masa depan. Yang pertama, sambungnya, harus menguatkan tarbiyah ruhiyah.
Tanpa ada kekuatan ruh atau spiritualitas, maka gerakan organisasi akan mengalami stagnasi bahkan bukan mustahil mengalami kemunduran.
“Selanjutnya,” sambung ustadz asal Wajo, Sulawesi Selatan ini, “Yang perlu dipersiapkan adalah tarbiyah ilmiah”.
Pemuda, kata Nashirul, haruslah membekali diri dengan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Karena kemampuan fisik dan nalarnya masih sangat kuat. Jadi sangat memungkinkan untuk mendalami berbagai disiplin ilmu. Berbeda dengan orangtua yang telah menurun atau melemah.
“Apalagi fasilitas saat ini sangat mendukung. Mudah diakses. Pesantren-pesantren menjamur. Majelis-majelis ilmu terbuka,” ujarnya.
Nashirul pun mengutip pernyataan dari Umar bin Khathab, yang berpesan kepada segenap kaum muslimin, agar mendalami berbagai disiplin ilmu sebelum berkiprah sebagai pemimpin.
“Dalamilah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin,” ucap sosok murah senyum ini, menirukan petuah amir mukminin yang mendapat julukan al-Faruq.
Hal lain yang juga harus diasah oleh para pemuda adalah; tarbiyah jasadiyah. Ciri pemuda ditinjau dari segi fisik itu bertubuh sehat dan kuat. Tidak sakit-sakitan. Seperti tubuh orang-orang sholih terdahulu, semisal para sahabat, khususnya Nabi Muhammad SAW.
“Nabi merupakan sosok yang nyaris tidak pernah sakit. Itu karena pola makannya teratur. Termasuk olah raganya,” terang Nashirul.
“Siapkanlah diri sebaik mungkin, sebelum menyesal di kemudian hari, karena minimnya perbekalan ketika telah mengemban amanah sebagai pemimpin di masa mendatang,” pungkas lulusan doctoral di Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) ini. *(Khairul Hibri)