AdvertisementAdvertisement

Nurturing Fitrah Menjaga Cahaya Keimanan Ditengah Gelombang Dunia

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Founder Komunitas Keluarga Cerdas (KKC) yang juga pegiat komunitas pemuda Ust. Naspi Arsyad berbagi renungan mendalam dalam Majelis Reboan Dewan Murabbi Wilayah Jabar via Zoom, Rabu, 21 Rabi’ul Awal 1446 (25/9/2024).

Naspi dalam materinya memaknai nurturing sebagai proses mendidik, merawat, dan membimbing seseorang menuju kebaikan. Sebagai “cahaya positif,” nurturing membantu manusia berkembang sesuai dengan nilai-nilai fitrah yang diberikan oleh Allah SWT, seperti kasih sayang, kepedulian, dan rasa tanggung jawab.

Menurut pandangan Islam, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu keadaan suci, bersih, dan memiliki potensi untuk berbuat baik. Nurturing merupakan bagian dari upaya memelihara dan mengembangkan fitrah ini agar manusia tetap berada di jalan yang lurus sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

Islam juga mengajarkan pentingnya penyucian jiwa (tazkiyah an-nafs) sebagai bagian dari nurturing, yang bertujuan untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya yang suci.

Dengan nurturing, manusia dapat membersihkan diri dari pengaruh negatif, sehingga cahaya positif fitrah yang ada dalam dirinya dapat bersinar lebih terang.

Naspi mengingatkan kita akan potensi ketuhanan yang sudah tertanam dalam setiap diri manusia sejak lahir, sebuah fitrah yang suci.

Namun, seperti benih yang membutuhkan tanah subur, fitrah ini perlu dijaga dan dipupuk agar tumbuh kuat.

Naspi mengambil contoh Nabi Ibrahim AS, yang tumbuh di lingkungan yang berusaha menjauhkannya dari fitrah.

Namun, beliau tetap teguh mencari kebenaran, hingga akhirnya menemukan cahaya tauhid.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kesadaran dan perjuangan adalah kunci untuk mempertahankan fitrah di tengah gempuran dunia yang penuh godaan.

Lalu, bagaimana kita sebagai kader Hidayatullah bisa menjaga fitrah ini?

Ust. Naspi mengajak kita untuk sungguh-sungguh menjalankan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) dan aktif dalam halaqah.

“Ini bukan sekadar rutinitas, tapi upaya kita untuk terus ‘menyirami’ benih iman dalam diri,” ucapnya menegaskan.

“Lebih dari itu, mari kita pupuk fitrah ini dengan sikap syukur, kasih sayang, dan menjauhi prasangka buruk. Seperti tanaman yang membutuhkan sinar matahari, fitrah kita juga perlu ‘cahaya’ positif untuk tumbuh subur,” sambungnya.

Pesan Ust. Naspi begitu sederhana, namun mengena. Kita semua punya potensi kebaikan dalam diri. Tugas kita adalah menjaganya, memupuknya, agar bisa menjadi cahaya yang menerangi dunia.

Mari kita renungkan, sudahkah kita merawat fitrah kita hari ini?*/Herim

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

SAR Hidayatullah Gelar Rapimnas, Bahas Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Gempa Megathrust

SURABAYA (Hidayatullah.or.id) -- Ancaman gempa megathrust menjadi isu strategis dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) SAR Hidayatullah yang digelar di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img