JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Bidang Tarbiyah Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Ir. Abu A’la Abdullah, M.HI, memberi refleksi tentang pentingnya integrasi antara intelektual dan spiritual dalam kepemimpinan pendidikan.
“Saya sangat bangga karena pelatihan ini dirangkai dengan agenda shalat tahajjud berjamaah bagi seluruh peserta. Ini adalah cerminan dari budaya Hidayatullah yang selalu menekankan pentingnya berjamaah, bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Hal itu disampaikan beliau dalam pembukaan Pelatihan Kepala Sekolah Batch#4 Hidayatullah Institute (HI) bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) DPP Hidayatullah selama 5 hari di Pusat Dakwah Hidayatullah, Jalan Cipinang Cempedak I/14, Otista, Polonia, Jatinegara, Jakarta, dibuka pada Senin, 28 Shafar 1446 (2/9/2024).
Menurutnya, seorang pendidik tidak hanya memerlukan pendekatan intelektual, tetapi juga harus dilengkapi dengan pendekatan spiritual.
“Sejatinya, kurikulum sekolah Hidayatullah ada di karakter kita masing-masing, baik lahiriyah maupun ukhrawi,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pendekatan ukhrawi (spiritual) di Hidayatullah menjadi fondasi penting yang diyakini dapat mengundang pertolongan Allah SWT dalam setiap usaha pendidikan yang dilakukan. Ia juga menekankan pentingnya meniatkan segala usaha dalam mengelola sekolah sebagai bentuk jihad fisabilillah, semata-mata untuk meraih ridho Allah SWT.
Pelatihan ini juga menjadi momentum bagi para peserta untuk merenungkan kembali tujuan mereka dalam dunia pendidikan. Ir. Abu A’la Abdullah menegaskan bahwa kepala sekolah Hidayatullah harus memiliki tujuan yang jelas dan mulia dalam setiap langkahnya.
“Mari kita niatkan dalam mengelola sekolah kita sebagai jihad fisabilillah, hanya semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah SWT,” ujarnya.
Dia mengingatkan mereka bahwa tanggung jawab sebagai kepala sekolah tidak hanya terbatas pada tugas administratif, tetapi juga mencakup tanggung jawab spiritual yang besar.
Pelatihan ini bukan hanya sekadar program peningkatan kapasitas, jelasnya, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang memperkuat komitmen para peserta dalam menjalankan tugas mereka sebagai pemimpin di dunia pendidikan.
Dengan berbekal ilmu yang telah diperoleh, serta niat yang tulus untuk berkontribusi dalam membangun generasi masa depan, para peserta pelatihan ini diharapkan dapat membawa perubahan positif di sekolah-sekolah mereka masing-masing.
“Inilah harapan besar yang digantungkan kepada para peserta, bahwa para kepala sekolah ini akan menjadi pelopor dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan berorientasi pada ridha Allah,” imbuhnya.
Terus Belajar dan Berbenah
Sementara itu, Ketua Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd.I, menekankan pentingnya motivasi dan kebanggaan di kalangan para senior atas kehadiran peserta yang beragam ini.
“Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang usia dan pengalaman ini menjadi pemacu bagi kita semua untuk terus belajar dan berbenah,” katanya.
Menurut Nanang, kepala sekolah harus memiliki visi yang manhaji berdasarkan metodologi Islam dan progresif, namun tetap disiplin dan mampu menjadi teladan bagi yang dipimpinnya.
Pelatihan Kepala Sekolah Batch#4 ini adalah awal dari perjalanan panjang para peserta dalam mengabdikan diri di dunia pendidikan.
Dengan bekal ilmu, pengalaman, dan semangat yang telah diperoleh, kata Nanang, mereka diharapkan mampu mengarungi tantangan yang ada dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa setiap langkah mereka akan membawa kebaikan bagi umat dan bangsa.
Nanang menjelaskan, pelatihan Kepala Sekolah Batch#4 ini sebuah inisiatif yang bertujuan untuk membekali para pemimpin pendidikan dengan keterampilan dan wawasan yang relevan dalam mengelola lembaga pendidikan Islam di era modern sebagai langkah strategis dalam mencetak kepala sekolah yang tidak hanya mumpuni dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter Islami yang kuat.
Keragaman Peserta
Dalam laporannya, Direktur Utama Hidayatullah Institute (HI), Muzakkir Usman, mengungkapkan bahwa pelatihan kali ini mencatatkan jumlah peserta terbanyak dibandingkan batch sebelumnya. Peserta berasal dari berbagai wilayah, dengan dominasi dari Jawa Timur yang mengirimkan 14 peserta.
“Ini menunjukkan peningkatan antusiasme dan kesadaran akan pentingnya pelatihan ini dalam membentuk kepala sekolah yang kompeten dan berkarakter,” ujar Muzakkir.
Dengan rentang usia yang bervariasi, rata-rata 37 tahun, pelatihan ini juga mencerminkan keberagaman pengalaman di antara para peserta. Usia termuda 24 tahun, sementara yang tertua 56 tahun, menunjukkan bahwa pelatihan ini menarik minat dari berbagai generasi, mulai dari yang masih baru dalam dunia pendidikan hingga mereka yang sudah berpengalaman.
Pelatihan yang diselenggarakan selama lima hari ini dirancang dengan total durasi 40 jam, dimulai dari pukul 07.00 hingga 17.30 setiap harinya. Materi yang disajikan mencakup lima topik utama yang tidak hanya fokus pada aspek kepemimpinan konvensional, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam setiap sesinya.
Selain itu, berbagai simulasi dan studi kasus dihadirkan untuk memberikan gambaran konkret tentang tantangan yang mungkin dihadapi oleh seorang kepala sekolah. Peserta diajak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai Islami.
Pelatihan ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Diskusi kelompok yang intensif menjadi sarana bagi mereka untuk belajar dari satu sama lain, memperkaya wawasan dan perspektif yang mungkin belum pernah mereka pikirkan sebelumnya.
Kata Muzakkir, salah satu aspek penting yang ditekankan dalam pelatihan ini adalah pentingnya membangun jaringan (networking) di antara para peserta. Kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri; mereka memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas baik di dalam lingkungan Hidayatullah maupun dengan lembaga pendidikan lain di tingkat nasional dan internasional.
Pembukaan pelatihan ini ditutup dengan doa oleh KH. Zainuddin Musaddad, yang mengajak seluruh peserta untuk memohon keberkahan dan kemudahan dalam mengemban tugas sebagai kepala sekolah. (ybh/hidayatullah.or.id)