MOROWALI (Hidayatullah.or.id) – Lembaga Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) Hidayatullah melakukan penuntunan pembacaan ikrar syahadat tanda masuk Islam sedikitnya 90 warga suku Wana di Dusun Fatumarando, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (25/11/2017).
Kegiatan pembacaan ikrar ini turut didukung lembaga Islamic Medical Service (IMS) yang juga turut langsung ke lokasi guna memberikan bantuan layanan kesehatan bagi warga setempat yang membutuhkan.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, IMS menggelar khitanan (sunat) massal untuk muallaf suku Wana. Tidak saja anak-anak, pesertanya pun ada yang sudah dewasa.
Kepala Divisi Pemberdayaan Posdai, Samani Harjo, mengatakan kegiatan ini diikuti warga suku Wana yang mengaku dengan suka rela masuk Islam dan mengikrarkan syahadat.
“Ikrar syadahat oleh warga Suku Wana ini dilaksanakan berkat permintaan masyarakat dusun sendiri dengan penuh kerelaan dan bukan karena paksaan,” kata Samani.
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh keharuan ini disambut baik oleh Nyudi. Nyudi adalah tokoh setempat yang pertama kali menjadi muallaf di dusun itu.
Nyudi mewakili masyarakat setempat mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada mereka, termasuk dalam prosesi warga suku Wana masuk Islam.
Semangat warga suku Wana juga terlihat saat satu persatu dari mereka bermunculan dari hutan sambil menggendong anak mereka masing-masing, dalam rangka menghadiri acara itu.
Para mualaf kemudian dibagikan pakaian Muslimah atas bantuan berbagai pihak dalam kegiatan itu.
Setelah dilaksanakan ikrar di balai dusun tersebut, para mualaf langsung menuju ke Sungai Bongka untuk mandi dan diajarkan bersuci (thaharah).
Samani mengatakan, suku Wana yang berlatar belakang animis dan umumnya masih hidup nomaden tertarik kepada agama Islam karena melihat praktik hidup keseharian warga lainnya yang lebih dulu masuk Islam.
Selain itu, kepercayaan suku Wana sebelumnya (halaik) memiliki banyak kesamaan dengan agama Islam.
Samani berharap, keinginan kuat warga suku Wana untuk hidup lebih baik dan mendapatkan pengajaran agama, menjadi tantangan tersendiri. Sebab, beratnya medan alam di kawasan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para dai.
Karenanya, dia berharap, Posdai Hidayatullah dapat semakin menguatkan perannya terutama dalam melakukan pengembangan dakwah dan pembinaan di kawasan dengan memasok tenaga dai atau guru agama Islam.
“Kondisi ekonomi masyarakat yang masih sangat terbatas juga perlu menjadi perhatian bersama. Kita berharap dengan semangat keswadayaan masyarakat terlebih dukungan pemerintah, akan turut mendukung program pembinaan dan pengembangan masyarakat di pedalaman seperti ini,” Samani.
Samani menambahkan, pengikraran syahadat oleh suku Wana ini saja belum cukup. Masih terdapat banyak tugas yang perlu dilakukan untk melanjutkan langkah awal tersebut untuk memajukan mereka agar semakin berdaya.
“Diantara yang penting diperhatikan adalah pendidikan anak-anak suku Wana yang masih sangat tertinggal,” kata pungkas Samani.
Sebelum ini, Posdai juga telah mengislamkan sekitar 200 orang dari Suku Ta’a Wana bersama kepala sukunya yang bernama Yumi, di Desa Opo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, diberi rahmat oleh Allah SWT untuk menjadi mualaf pada Selasa (13/12/2016) lalu.
Ratusan warga Suku Ta’a Wana itu rela berjalan kaki dari tempat tinggalnya selama 18 jam untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat.
“Awalnya kami mendapatkan informasi dari Dai di Morowali bahwa sejumlah masyarakat asli Suku Wana ingin memeluk agama Islam, namun karena jumlahnya begitu banyak, maka tidak sekadar disyahadatkan dan selesai. Diperlukan pembinaan awal agar ada pemahaman dasar soal Islam. Mereka juga memerlukan sarana shalat seperti masjid dan baju muslim,” tutur Samani Harjo. */Zainal