PULAU BURU (Hidayatullah.or.id) — Alhamdulillah untuk pertama kalinya, Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah Maluku dilaksanakan di Namlea. Namlea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Buru, Maluku, Indonesia. Kecamatan Namlea juga merupakan ibukota dari Kabupaten Buru.
Perjalanan ke Namlea cukup jauh yaitu satu malam dengan naik kapal feri dari Ambon. Ada perjalanan pesawat tadi jadwalnya tidak menentu karena mungkin kurang penumpang.
Pembukaan Rakerwil yang cukup semarak ini dilaksanakan di Kampus Hidayatullah Pulau Buru pada Sabtu, 6 Rajab 1444 (28/1/2023). Hadir para pejabat dan tokoh masyarakat. Bupati diwakili oleh Asisten 1 Kabupaten Buru, Wakil Ketua DPRD, Kapolres, Dandim, pengurus MUI, Kementerian Agama, Rektor Universitas Iqra’ dan beberapa tokoh masyarakat hadir menyaksikan pembukaan Rakerwil.
Sebelum pembukaan Rakerwil dimulai dengan peletakan batu pertama, rencana pembangunan masjid Hidayatullah Pulau Buru. Masjid yang diharapkan menjadi pusat kegiatan ibadah dan pendidikan para santri untuk bisa nyaman beribadah dan belajar. Selama ini hanya mushola kecil yang sudah tidak lagi bissa menampung jumlah santri dan masyarakat yang shalat berjamaah.
Setelah acara peletakan batu pertama pembangunan masjid, dilanjutkan dengan lelang pembangunan masjid. Dengan motivasi iman dan fastabiqul khairat dari pembawa acara, terkumpul dana awal dari tamu undangan yang hadir berupa semen untuk pembangunan masjid sebesar 1070 (seribu tujuh puluh sak) semen. Jika diuangkan dengan harga semen 70 ribu per-sak maka terkumpul uang 74. 900 ribu rupiah.
Selanjutnya pembukaan Rakerwil dibuka secara resmi Asisten 1 Pulau Buru mewakili bupati yang sedang di luar kota. Asisten 1 sangat bangga dan senang dengan hadirnya Hidayatullah di Pulau Buru, dia sudah lama mendengar kiprah dakwah Hidayatullah di masyarakat. Beliau berharap Hidayatullah bisa menjadi lampu dakwah yang bisa menerangi dan memberikan dakwah kepada masyarakat, terutama di masyarakat terpencil yang jarang tersentuh dakwah.
Acara terakhir dalam pembukaan Rakerwil yaitu tabligh akbar yang diisi oleh Ustadz Dr. Abdul Aziz Kahar anggota Dewan Pertimbangan Hidayatullah. temanya Islam sebagai Rahmat, berkhitmat untuk Ummat dan bangsa.
Beliau merespon harapan dari bapak Asisten 1, bahwa Hidayatullah siap untuk berdakwah di daerah-daerah terpencil dan itu menjadi pekerjaan yang terbiasa dilakukan oleh dai-dai Hidayatullah. Termasuk pembinaan masyarakat anismisme, muallaf.
Jauh hari sebelum Hidayatullah hadir di Maluku, Hidayatullah sudah hadir di Papua yang umat Islam minoritas. Alhamdulillah bisa diterima, eksis mendirikan Pesantren dengan areal tanah yang luas-luas. Apalagi di Pulau Buru, umat Islam mayoritas, sehingga tidak alasan untuk tidak sukses berdakwah dengan dukungan pemerintah, tokoh dan masyarakat.
Ustadz Abdul Aziz yang mantan anggota MPR selama tiga periode sangat memahami dinamika perpolitikan dan dakwah. Sehingga beliau berpesan untuk tidak mudah diprovokasi oleh perbedaan-perbedaan sehingga berpecah belah dan bermusuhan sesama umat Islam.
Perbedaan cara beribadah sudah terjadi sejak zaman dulu yang dalilnya sama-sama kuat. Dalam dalam praktiknya tidak perlu merasa paling benar dan menyalahkan golongan lain. Harus tetap santun dan bersatu, jangan mau dibentur-benturkan dengan kelompok lain.*/Abdul Ghofar Hadi