JAKARTA SELATAN (Hidayatullah.or.id) — Pesantren Tahfidz Fathan Mubiina Putri Hidayatullah Jakarta Selatan menggelar tasyakuran wisuda Khotmil Qur’an angkatan pertama di Villa Edensor, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 23 Jumadil Akhir 1443 (25/01/2022).
Pengurus Pesantren Tahfidz Fathan Mubiina Putri Hidayatullah Jakarta Selatan, Ust Ahmad Dahlan, menyampaikan tasyakuran ini merupakan perdana yang dilaksanakan Pesantren Tahfizh Fathan Mubiina Putri secara semarak dengan penuh khidmat.
“Kami menganggap ini adalah proyek besar yang Allah berikan dan tentunya proyek besar ini harus bersungguh-sungguh kita jalankan dengan kerja sama antara ustadz, ustadzah, dan orangtua,” kata Dahlan saat sambutannya.
Dahlan mengatakan tasyakuran ini penting sebagai bentuk apresiasi usaha keras dari keberhasilan 5 hafidzah santriwati dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam program satu tahun.
“Ini adalah ungkapan rasa syukur kita pada Allah dan juga sebagai syiar untuk generasi muda agar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman di dalam menjalankan kehidupan,” katanya seraya berharap semoga kelak dari Pesantren Tahfizh Fathan Mubiina Putri lahir generasi tangguh yang bermanfaat untuk agama, bangsa, negara, dan dunia secara luas.
Anggota Dewan Murobbi Pusat Hidayatullah, Ust H Zainuddin Musaddad, yang diundang menyampaikan taushiah mengaku bersyukur karena dilibatkan mempersaksikan 5 penghafal Qur’an.
“Berbahagia sekali, bersyukur, karunia Allah berkumpul di tempat ini, mempersaksikan lima keangungan besar, lima manusia yang dipilih oleh Allah, menjadi pelindung, pejuang dan pecinta Al-Qur’an,” katanya.
Ustadz yang karib disapa dengan Abah Zain ini dalam tausiahnya mengatakan bahagia betul orang-orang yang mengambil bagian dari program ini. Lebih khusus kepada orangtua para hafidzah, sebab tak kecil pengorbanan mereka.
“Mereka paling wajib berbahagia hari ini, kedua orangtua yang hadir. Sebab saat ini ada mahkota, ada 70 anggota keluarga yang dijamin masuk surga kata Rasulullah,” kata Abah Zain.
“Terima kasih, saya sudah dibawa dalam kemuliaan dan kebaikan. Tidak menjadi penghafal kalau orangtuanya tidak hebat, ada pengorbanan,” terusnya.
Ayah dari 6 anak ini menyampaikan kepada para orangtua bahwa prestasi 5 anak anaknya ini ada rahmat yang dijanjikan oleh Allah. Bahkan, lanjut Abah Zain, seandainya ada upaya mengumpulkan tenaga dan materi yang ada di langit dan bumi maka tidak ada bandingannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
“Ini hadiah, bukan berupa jumlah uang, sebab Qur’an ini rahmat Allah. Berbahagialah mereka, dunianya gembira, akhiratnya gembira,” ungkapnya.
Kepada hadirin, ustadz asal Tasikmalaya Jawa Barat ini juga berpesan bahwa hidup ini tidak boleh gagal. Oleh sebab itu, ia mengajak untuk selalu berdoa dan istiqamah dalam kebaikan.
Diakhir tausiah, Abah Zain mengatakan semua pengorbanan para hafidzah menjadi amal jariah yang tidak akan terputus bagi siapapun yang mengambil bagian dalam jalan-jalan kemuliaan ini.
“Para penghafal ini mahal harganya. Menghafal ini proyek seumur hidup bahkan sesudah matipun ketika dia dihidupkan kembali oleh Allah, karena mati dulu baru ada surga,” ucapnya.
Kepada siapapun yang berkomitmen, berkontribusi dalam tasyakuran ini, Abah Zain mendoakan, makin banyak materi tenaga yang kita keluarkan utamanya untuk Qur’an makin besar gantinya oleh Allah. Dia mengingatkan agar jangan kikir dengan agama, kelak di hari akhirat mungkin itu yang akan menolong kita.
Kegiatan ini terlaksana atas dukungan dari berbagai pihak, terutama keluarga Priyo Budi Santoso selaku sahibul bait (tuan rumah) yang menyediakan berbagai fasilitas untuk terselengaranya kegiatan tasyakuran ini.
Pesantren Tahfidz Fathan Mubiina Putri merupakan pesantren yang dikembangkan Hidayatullah DPD Jakarta Selatan. Ahmad Dahlan meminta doa dan restu semoga di tahun ini 2022 cita-cita mewujudkan pesantren tahfiz putra dapat direalisasikan pula.*/Azim Arrosyid SB