UMAT Islam masih harus menjawab berbagai tantangan yang ada sekarang. Termasuk bagaimana memberi warna kehidupan dalam seluruh aspek kehidupan.
Akan tetapi, apakah itu mungkin?
Berulang kali, kalau saya hadir dalam forum atau diskusi tentang zakat, potensi kita di 2023 disebutkan mencapai Rp400 triliun. Akan tetapi hingga sekarang, baru 10 persen yang bisa terealisasi.
Di bidang ekonomi, umat Islam di Indonesia mayoritas masih jadi konsumen, bukan produsen. Belakangan produk China membanjiri Indonesia.
Sebagian iri dan memberi stigma negatif kepada China. Akan tetapi, sikap sportif harusnya kita kedepankan, kalau China bisa seperti itu, apa yang menghambat Indonesia tidak mampu?
Dalam kata yang lain, langkah apa yang umat Islam perlukan agar mampu maju dalam segala sisi kehidupan?
Tetapi jangan dahulu tergesa gesa. Jangan-jangan ada hal esensial yang kita tidak pahami harus ada dalam diri umat ini tetapi malah tidak ada. Entah dimana hal itu berada.
Perspektif Ustadz Abdullah Said
Ustadz Abdullah Said Rahimahullah, menegaskan satu hal utama yang harus ada dalam diri setiap individu umat Islam dalam Pengajian Malam Jumat di Karang Bugis, Balikpapan, 13 Januari 1983:
“Sebenarnya rahasia dari “kemunduran” umat Islam selama ini adalah karena tidak disadarinya kekuatan Maha Hebat yang diletakkan Tuhan dalam dirinya berupa instrumen, yang kalau diperankan sebagaimana mestinya dalam kaitan dengan tugas kekhalifahan yang diberikan Allah kepadanya, akan mendatangkan karya-karya yang spektakuler.
Kenapa sampai umat Islam pada abad permulaan berhasil mencapai kemajuan dalam berbagai sektor kehidupan yang ternyata belum ditemukan di dunia Barat?
Lain tidak, disebabkan karena mereka berhasil pada waktu itu memperanaktifkan instrumen yang ada dalam diri mereka. Untuk menerima dan menampung tetesan tetesan hikmah yang dikeluarkan al-Qur’an.
Puncak dari kemajuan itu tercapai di sekitar abad ketujuh dengan karya-karya raksasa umat Islam di Andalusia, Eropa setelah negeri itu bernaung di bawah bendera Islam.
Bekas bekas tangan cendekiawan Muslim itu berupa bangunan dan kitab besar masih dapat disaksikan sampai pada dewasa ini kendatipun telah dirombak di sana sini.
Karena jangankan memperanaktifkan seluruh instrumen yang ada dalam diri, sebagian kecil saja yang dimanfaatkan yaitu akal pikiran, hasilnya sudah luar biasa.
Seperti yang dilakukan orang-orang Tiongkok di zaman dulu. Jepang serta negara-negara lain di zaman sekarang.
Jepang hanya otak yang diasah secara serius dan intens, dia dapat bergerak maju mencapai posisi nomor wahid di dunia ini.”
Cicil dan Berkelanjutan
Ibn Khaldun mengatakan bahwa individu maupun peradaban sama, butuh proses untuk tumbuh, kuat dan berpengaruh.
Dalam arti yang lain, selain berupaya secara ilmiah dan manajerial agar umat Islam unggul, kekuatan iman harus terus dipertajam.
Sisi lain, mari tanamkan dalam diri anak-anak kita, baik yang di rumah maupun di pesantren bahkan masyarakat, mari tempa diri dengan sebaik mungkin.
Kalau ingin menjadi ahli ekonomi, langkahnya jelas. Yakni kuasai semua teori ekonomi. Itu artinya rajin dan tekunlah membaca.
Kemudian mampu membaca data-data ekonomi tingkat negara bahkan dunia. Semakin dini mampu, semakin bagus dimasa depan.
Bangun budaya analitis yang memadai. Tidak bisa seseorang menjadi ahli, sedangkan tidak mampu melakukan analisa.
Langkah di bidang ekonomi juga berlaku bagi siapapun yang ingin ahli pada bidang lain, seperti politik, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Kalau kita anak SD, kesempatan panjang. Cicil kebiasaan positif dan lakukan secara berkesinambungan. Begitu pun yang SMP, SMA dan lebih-lebih mahasiswa.
Ingat, kemajuan secara kognisi telah masyarakat Barat miliki. Tetapi kalau dunia ingin lebih baik, kekuatan iman yang ada dalam diri umat Islam juga mampu menjadikan diri memiliki keunggulan dalam hal kognisi yang mendalam di berbagai sektor kehidupan.
Saat itu terjadi, visi membangun peradaban Islam, benar-benar telah kita tegakkan. Insha Allah*
*) Penulis adalah Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pikiran Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023