AdvertisementAdvertisement

Semua Kehilangan Bang Khalid Usman

Content Partner

RASA duka dan amat kehilangan dirasakan oleh warga kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat. Sore hari itu, Sabtu, 30 Jumadal Awal 1444 H atau 24 Desember 2022 sekira pukul 15:00 WIB lewat, lini masa percakapan di grup Whatsapp mengabarkan bahwa bang Khalid Usman meninggal dunia.

Sebelumnya, usai shalat dzuhur ia ditemukan terbaring di kediamannya dalam kondisi lemah karena dididuga penyakit jantung yang diidapnya kambuh. Sejurus kemudian dilakukan tindakan darurat dengan memasangkan selang oksigen untuk membantu pernafasan dan segera dilarikan ke RSUD Cibinong Bogor.

Namun, kehendak Allah SWT berkata lain. Pria murah senyum dan selalu riang ini kembali ke kharibaan Ilahi. Tak ada yang menduga secepat itu ia meninggalkan kita. Tak ayal, dari berbagai penjuru ucapan duka mengalir. Semua kehilangan bang Khalid Usman.

Satu catatan penting untuk bang Khalid yang kita kenal. Beliau adalah anak pertama yang lahir di Pesantren Hidayatullah yaitu tahun 1975 sekaligus anak pertama Almarhum Ustadz Usman Palese dan Ustadzah Nur Hudaya.

Bang Khalid memiliki skill dan kemampuan langka atau jarang dimiliki oleh santri Hidayatullah.

Selain ramah, pekerja keras terutama dalam pertamanan di kampus Gunung Tembak dan Depok menjadi sentuhan tangannya dan tetesan keringatnya.

Dalam pelayanan tamu, seperti sarjana perhotelan. Belum ada yang menyamai ketangkasan dan kepeduliannya. Kamar guest house disentuh dengan rapih, bersih dan makanan-minuman terjamin ada.

Semua pekerjaan tuntas jika dikasih amanah. Asal tidak ganggu dan diberikan otoritas maka selesai pekerjaan apapun.

Tidak absen terlibat dalam dekorasi acara-acara besar di Hidayatullah dengan bunga-,bunga dan aksesoris yang terlihat sangat cekatan. Tata letak panggung dan menghias meja kursi.

Fotografer juga bagus seperti layaknya profesional. Saat pegang kamera sangat mahir dan punya gaya ambil sudut gambar yang khas.

Puisinya senantiasa membahana dengan intonasi suara khas naik turun untuk memeriahkan event event besar di Hidayatullah. Puisi karyanya dari inspirasi diri sendiri.

Percaya dirinya sangat tinggi untuk menyambut tamu pejabat siapapun. Belum ada duanya menjadi guide menerangkan Hidayatullah kepada tamu.

Aktif dalam kegiatan apapun di Hidayatullah. Beliau punya banyak seragam, SAR, Pandu, Pramuka, dll

Kalau bertemu beliau, dijamin tidak bisa diam. Artinya ada saja bahan untuk ngobrol dari masalah internal, eksternal, politik, ekonomi dll. Daya ingatnya juga kuat terhadap moment tertentu

Ada satu yang menarik, beliau sangat peduli dengan anak anak di Pesantren Hidayatullah Depok. Selalu peduli, menyapa dengan senyum, bercanda dan ramah kepada anak anak. Mengajak anak-anak para ustadz di Depok shalat wajib berjamaah di masjid.

Sehingga tidak heran anak-anak merasa kehilangan dengan wafatnya Ustadz Khalid Usman. Mereka ikut antri bertakziyah, mereka ikut berduka, jika bisa berkata, mereka akan bercerita banyak hal tentang ustadz Khalid Usman. Jika bisa menangis, mereka ingin menangis kehilangan sosok yang selama ini menjadi guru mereka di lapangan.

Beliau sebagai manusia biasa, tentu ada salah, khilaf dan kekurangan.

Ya Allah Engkau Maha Pengampun, Ampunilah Seluruh dosa dan kesalahan Ustadz Khalid Usman.

Melayani Ramah Penuh Totalitas

Allah lebih menyayangi Bang Khalid dengan memanggilnya lebih dini. Wafat dengan senyum dan minta maaf kepada semua orang.

Bukan hanya keluarganya yang kehilangan tapi semua yang mengenalnya merasa kehilangan. Karena banyak orang merasa pernah dibantu atau dilayani Bang Khalid.

Entah saat bertamu di Hidayatullah Surabaya, Gunung Tembak ataupun di Depok. Jiwanya terpanggil melayani siapa saja.

Ketika datang Bapak Pemimpin Umum ke Pesantren Hidayatullah Depok, maka di masjid Ummul Qura bang Khalid langsung berinisiatif menyiapkan sajadah, air minum, tisu. Dikondisikan tempat steril, aman dan nyaman. Itu tanpa disuruh, sudah otomatis setiap BPU datang.

Tugasnya sebagai penjaga Guest house, jam berapapun ditelpon jika ada tamu maka bang Khalid datang menyambutnya. Menyiapkan kamar, melayani, menemani ngobrol hingga tamu istirahat.

Karakternya tidak bisa diam untuk kerja. Jiwanya terpanggil jika ada kegiatan untuk membantu. Meski sebenarnya ada riwayat sakit Jantung yang seharusnya beliau banyak istirahat.

Santri-santri Hidayatullah Depok dari anak-anak SD, Sekolah Pemimpin (SP) dan mahasiswa STIE dipastikan kenal dengan beliau. Bang Khalid juga mengenal namanya karena suka membantu dan berbagi.

Beliau menjadi penghubung santri SP yang mau belanja online, menghubungi keluarganya. Banyak dikenal dan akrab dengan banyak wali santri. Jiwanya memang mau membantu.

Tidak heran Bang Khalid mudah menyuruh dan mengerahkan para santri untuk kerja bakti atau kerja yang lain. Karena dekat dengan santri-santri.

Semua keponakannya diperlakukan seperti anaknya sendiri. Akrab dan care dengan anak anak kecil. Diajak main-main atau keliling kampus naik motor.

Sejak ada bang Khalid di Hidayatullah Depok, setiap hari raya maka mimbar dihias cantik seperti ada pengantin. Apalagi kalau ada acara aqiqah, walimah ursy maka otomatis hadir membantu. Beliau orang paling sibuk untuk ambil bagian.

Beberapa waktu lalu, pernah bercerita bahwa tidak lama lagi akan ada pernikahan putra almarhum ustadz Abdul Manan al Kindi. Bang Khalid sudah pikirkan dan rancang untuk suksesnya acara tersebut.

Ibu-ibu merasa kehilangan karena selama ini Bang Khalid banyak membantu acara-acara keluarga dan Mushida. Tidak menawar pekerjaan yang diberikan.

Sabtu pagi menjelang wafat, beliau masih menyiapkan meja dan tempat kajian peradaban di masjid Ummul Qura Depok yang diisi oleh Ustadz Khairil Baist. Setelah itu, pulang mensetrika seluruh baju anaknya dan masih sempat mengambil rapot anaknya di sekolah dan bertemu teman-teman wali santri

Sesaat sebelum meninggal, sempat dibawa ke rumah sakit saat dadanya terasa sakit untuk mendapatkan perawatan di UGD. Beliau minta maaf kepada semuanya, istri, anak, saudara-saudara dan titip maaf ke semuanya. Sambil terus ditalqin oleh adiknya yaitu saudara Fadhli Usman.

Alangkah indahnya kematian jika saat meninggal dunia yang diingat adalah jasa-jasa dan kebaikan-kebaikannya.

Insyaallah beliau Husnul Khotimah

Ust. Abdul Ghofar Hadi | Wasekjen DPP Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

SAR Hidayatullah Gelar Rapimnas, Bahas Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Gempa Megathrust

SURABAYA (Hidayatullah.or.id) -- Ancaman gempa megathrust menjadi isu strategis dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) SAR Hidayatullah yang digelar di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img