AdvertisementAdvertisement

Menyibukkan Diri dengan Al-Qur’an, Kunci Bahagia di Tengah Hiruk Pikuk Modern

Content Partner

ERA modern hari ini, kebanyakan manusia sibuk dengan segala aktifitasnya. Sebagian bekerja dari pagi hingga petang bahkan malam hari. Terkadang ada yang harus lembur hingga pagi lagi.

Pemandangan kesibukan manusia bisa dilihat saat dari jam berangkat kerja pagi hari dan jam kepulangan sore yang padat merayap di jalan raya.

Terminal yang hilur mudik bus dengan penuh penumpang, stasiun dengan gerbong kereta penuh dan bandara juga terlihat penuh saat weekend dan hari Senin.

Kesibukan menjadi gaya hidup masyarakat modern, sepertinya semakin sibuk maka semakin keren dan status sosialnya naik. Ada pula yang berusaha membuat kesibukan diri.

Padahal kesibukan yang tidak mencerminkan realitas aktivitas sering kali berdampak kepada kesehatan dan kehidupan keluarganya. Ketika kesibukan tersebut tidak diatur waktunya secara disiplin dan adil. Banyak orang yang stres, mengidap penyakit dalam yang berat karena kurang istirahat, kurang tidur dengan beban pekerjaan yang banyak.

Kehidupan keluarga orang-orang yang sibuk juga sebagian berantakan karena anak dan istri kurang mendapatkan perhatian. Angka perceraian meningkat kadang beriringan dengan meningkatnya kesibukan suami dan istri.

Demikian juga tumbunya anak-anak nakal karena kesibukan orang tua yang kurang memberikan waktu perhatian kepada putra-putrinya.

Kesibukan yang Membahagiakan

Rasulullah menyampaikan informasi penting tentang kesibukan yang memberikan banyak keutamaan dan kebahagiaan. Kesibukan yang menghindarkan dari segala yang mencelakakan dan menjauhkan dari kebinasaan. Yaitu kesibukan berinteraksi dengan al-Qur’an.

Artinya bagi orang-orang yang memprioritaskan waktunya untuk membaca, mentadabburi, menghafal dan mengkaji al-Qur’an maka hidupnya akan senantiasa diberikan keberkahan berupa sesuatu terbaik yang dimintanya.

Memulai di pagi hari dengan membaca Al-Qur’an, di setiap waktu shalat shalat antara sebelum atau sesudahnya juga menyempatkan untuk membaca a-Qur’an. Sore dan malam hari, ada bacaan al-Qur’an yang konsisten dikerjakan.

Minimal orang yang sibuk dengan al-Qur’an adalah memiliki jadwal khusus untuk berinteraksi dengan kitab suci tersebut. Jadwal yang secara konsisten dilaksanakan untuk senantiasa bersama dengan al-Qur’an.

Kesibukan membaca al-Qur’an tidak bisa dilakukan bagi orang-orang yang tidak percaya dengan hari akherat, tidak yakin dengan janji Allah dan Rasulullah. Tidak tertarik dengan namanya pahala dan surga.

Membaca al-Qur’an itu berat banget bagi pemilik mata yang lebih senang dengan kesenangan dunia. Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي، أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ، وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ“

“Dari Abu Sa’īd raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Rabb ‘azza wa jalla berfirman, ‘Barangsiapa disibukkan oleh Al-Qur’an dan berzikir kepada-Ku dari memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang terbaik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon, dan kelebihan kalāmullāh (Al-Qur’an) dari seluruh kalam adalah seperti kelebihan Allah dari seluruh makhluk-Nya’.” (HR. Tirmidzi dan Baihaqi)

Hadis ini mengajarkan bahwa perhatian penuh kepada Al-Qur’an—baik dalam membaca, memahami, maupun mengamalkannya—merupakan bentuk ibadah yang sangat tinggi.

Hadis ini juga mengandung penegasan tentang kedudukan Al-Qur’an sebagai kalamullah (firman Allah) yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan seluruh perkataan manusia. Setidaknya, terdapat 7 pelajaran penting yang bisa diambil dari hadis tersebut:

Pertama, menyibukkan diri dengan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik dan seagung-agung amalan. Aktivitasnya dengan membaca, mempelajari maknanya, mentadaburi, menghafal, murojaah dan memahami tafsirnya.

Kedua, barang siapa yang ingin dipenuhi dan ditunaikan hajat-hajatnya maka hendaknya dia memperbanyak bacaan Al-Qur’an. Ini janji Rasulullah yang sifatnya aksiomatik, sebab semua hal yang Rasulullah sampaikan pasti sebuah kebenaran dan kepastian.

Ketiga, ketika pembaca Al-Qur’an menghadirkan hatinya dalam merasakan keagungan ayat-ayat Allah, menikmati berdialog dengan Allah dengan memahami kisah dan nasehat yang tertuang dalam kalam Allah maka hal tersebut akan melahirkan kelezatan penghambaan dan kefakirannya kepada Allah.

Keempat, sibukkan waktu dengan Al-Qur’an karena dia adalah sebaik-baik perkataan. Kisah yang terbaik adalah kisah-kisah dalam al-Qur’an, janji yang paling pasti adalah janji Allah dalam al-Qur’an, nasehat yang terbaik juga terdapat dalam al-Qur’an.

Kelima, memprioritaskan al-Qur’an dengan memberikan porsi waktu yang memadai untuk membaca al-Qur’an. Jika ada prioritas maka dengan sendirinya akan ada waktu yang diluangkan, sesibuk apapun.

Keenam, jika kondisi betul-betul malas, maka berusahalah untuk tetap menengok dengan membuka al-Qur’an sebagai bukti cinta. Istilah tidak ada hari tanpa bertemu dengan huruf-huruf suci al-Qur’an.

Ketujuh, mengikuti komunitas pecinta al-Qur’an. Ada grup one day one juz, halaqah-halaqah al-Qur’an. Sebab komunitas menjaga, mengingatkan dan memberikan spirit tersendiri untuk senantiasa interaksi dengan al-Qur’an.

Menyibukkan diri dengan Al-Qur’an adalah wujud nyata dari keyakinan akan janji-janji Allah. Allah menjanjikan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan bagi mereka yang mendekat kepada-Nya melalui kitab suci-Nya.

Ketika kita memilih Al-Qur’an sebagai pusat kesibukan, Allah akan memenuhi kebutuhan kita, bahkan lebih baik daripada apa yang kita pinta.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Thalaq: 3).

Semoga kita dimampukan menjadikan Al-Qur’an sahabat sejati di tengah kesibukan dunia. Ia adalah petunjuk yang sempurna, penenang hati, dan penolong dalam kesulitan. Dengan Al-Qur’an, hidup menjadi lebih terarah, damai, dan penuh berkah.[]

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Peran Murabbi dalam Perjuangan Islam tidak Mengenal Kata Pensiun

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Peran murabbi dalam perjuangan Islam tidak mengenal kata pensiun. Hal itu kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img