RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Qais bin Saad Radhiyallahu ‘anhu dan Sahal bin Hunaif Radhiyallahu ‘anhu (RA), berikut ini:
“Dari Ibnu Abu Laila bahwa ketika Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra. sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat (yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi, Rasulullah saw. bersabda: Bukankah ia juga manusia? (Shahih Muslim No.1596).
Hadits tersebut menjadi salah satu dari banyak hadits yang seharusnya menjadi pedoman bagi kita sebagai umat Islam. Yaitu, bagaimana cara dan akhlak Rasulullah memberikan contoh untuk memuliakan orang mati atau jenazah.
Di penghujung Hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan: “bukankah ia juga manusia”? Ya, ia adalah juga manusia.
Rasulullah mengajarkan untuk tidak bersikap Sara meski kepada manusia yang sudah wafat atau jenazah. Ini yang menyentakan dan harus menyadarkan kita untuk memuliakan semua jenazah, meskipun beda agama, suku, bahasa, dan warna kulit.
Dalam rangka mempraktikkan cara memuliakan jenazah, Korps Muballigh Hidayatullah (KMH) yang diketuai Ust. Iwan Abdullah, M.Si mengadakan pelatihan manajemen kematian. Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Ikatan Persaudaraan Pemulia Jenazah Indonesia (IPPJI) yang diketuai oleh Dr. (HC) Rusmono Hy, S.Pd.I sebagai pemateri bersama tim.
Kegiatan dilaksanakan di Masjid Baitul Karim, Komplek Pusat Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak, Jakarta, pada Kamis, 26 Muharam 1446 (1/8/2024) dari pukul 13.00 hingga 17.00. Peserta hampir 100 orang putra dan putri yang dilakukan secara terpisah. Nampak peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini.
Pelatihan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust. Muhammad Awwab. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil DKM Masjid Baitul Karim, Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, M.Pd.I.
Dalam sambutannya, Ghofar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan manajemen kematian ini, baik kepada KMH sebagai inisiator kegiatan, panitia pelaksana, tim dari IPPJI.
Tema pelatihan ini adalah manajemen kematian. Hal pertama yang disampaikan Dr. (HC) Rusmoyo adalah meluruskan mindset peserta untuk tidak takut menjadi berani memuliakan jenazah. Selama ini, kata dia, kebanyakan manusia takut, geli, jijik, bahkan trauma untuk mengurus jenazah.
Dalam mengubah mindset kematian, Ustadz Rusmono mengatakan bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan kematian. Sebagaimana dalam surah Al-Imran ayat 185:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Maka Rusmono mengajak jamaah untuk menghadapi kematian. Merencanakan serta mempelajari tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Karena hukum pemuliaan jenazah adalah fardhu kifayah, yakni status hukum yang wajib dilakukan, namun jika sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban itu gugur.
Sesi pertama dari pukul 13.00 hingga waktu Ashar materi terkait keutamaan pemuliaan jenazah. Ada banyak materi disampaikan dengan menarik dan interaktif yaitu manajemen kematian, manajemen sakit, manajemen saat sakaratul maut, manajemen pemuliaan jenazah, memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan memakamkan jenazah.
Setelah pemaparan materi, pelatihan dilanjutkan dengan Sesi II bakda Ashar hingga pukul 17.00 WIB. Yaitu praktek simulasi proses pemuliaan jenazah dengan melibatkan peserta pelatihan yang hadir.
Dengan khidmat, para peserta menyimak penjelasan Ust. Rusmono seraya mempraktekan langkah-langkah kepengurusan jenazah mulai dari menyiapkan kain kafan, memandikan jenazah, hingga mengkafani.
Dalam sesi praktik ini, ternyata simpel, sederhana, dan mudah dalam merawat jenazah dari memandikan dan mengkafani. Apalagi cara penyampaikan dan praktiknya, Ustadz Rusmono menyelingi dengan humor-humor. Jenazah betul-betul dimuliakan sebagaimana dia masih hidup, dijaga auratnya, dibersihkan tubuhnya, dan diberikan minyak parfum yang wangi seperti minyak wangi di Ka’bah atau hajar Aswad.
Ustadz Iwan Abdullah sebagai inisiator kegiatan ini, mengaku sangat berbahagia dan senang dengan antusiasme peserta mengikuti pelatihan manajemen kematian ini. Iwan berharap, semua peserta bisa menjadi pelopor pemulia jenazah di tempatnya masing-masing, apalagi jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia.*/Abu Zamzam, Ybh