AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Keutamaan Bulan Rabiul Awal dan 3 Jalan Raih Cinta Nabi ﷺ

Content Partner

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral muslimin wazumrotal mu’miniina rahimakumullah,

Hari ini, bertepatan dengan momentum Rabiul Awal yang merupakan bulan kelahiran Rasulullah Muhammadﷺ yang kita rindukan, marilah kita renungkan satu hal yang menjadi inti dari keimanan kita, yang menjadi cahaya dalam kegelapan, dan yang menghubungkan kita dengan surga-Nya.

Adakah di antara kita yang tidak menginginkan kecintaan Rasulullah ﷺ? Adakah hati yang tidak mendambakan untuk berada di bawah naungan kasih sayang Rasul-Nya di hari kiamat nanti? Rasulullah ﷺ bukan sekadar manusia biasa, beliau adalah utusan Allah, rahmat bagi seluruh alam.

Cinta kepada beliau adalah cinta yang melampaui dunia ini, melampaui kehidupan fana kita. Cinta kepada Rasulullah ﷺ adalah perintah Allah, dan siapa yang tidak mencintai Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah terputus dari kasih sayang-Nya.

Ma’asyiral muslimin wazumrotal mu’miniina rahimakumullah,

Maka sudah sepatutnya, sebagai umat yang telah mendapatkan cahaya dari diutusnya Rasulullah, kita semua kaum muslimin mengangkat syukur setinggi-tingginya kepada Allah. Betapa besar nikmat yang telah Allah limpahkan dengan mengutus sosok mulia yang menuntun kita keluar dari gelapnya kejahilan menuju terang iman.

Kita wajib mencintai beliau dengan sepenuh hati, dengan cinta yang tak hanya diucapkan, tetapi mengalir dalam darah, menyatu dalam jiwa, membara dalam setiap amal dan langkah kita. Cinta yang sesungguhnya, bukan sekadar rasa, tetapi pengorbanan, ketaatan, dan kerinduan yang mendalam untuk bertemu dengan beliau di telaga Al-Kautsar.

Wahai saudara-saudaraku, jadikan cinta kepada Rasulullah sebagai api semangat yang menyala dalam diri kita, menggerakkan setiap detak nadi untuk menjadi umat yang beliau banggakan!

Banyak sekali anjuran dan pelajaran berharga yang tersebar dalam berbagai literatur yang membimbing kita tentang kiat-kiat mencintai Rasulullah. Setiap kata di dalamnya seolah memancarkan cahaya, mengingatkan kita pada kasih sayang beliau yang tak terbatas.

Namun, dalam kesempatan khutbah Jum’at yang singkat ini, izinkan kami menyampaikan setidaknya tiga poin penting yang dapat kita jadikan pegangan.

Semoga dengan memahami dan mengamalkan poin-poin ini, hati kita semakin dekat dan cinta kita kepada Rasulullah semakin mengakar kuat, seperti pohon iman yang kokoh, berbuah amal sholeh yang tak terhitung.

Pertama, memperbanyak membaca shalawat

Jama’ah yang berbahagia, ketahuilah bahwa salah satu cara untuk mencintai dan dicintai Rasulullah ﷺ adalah dengan memperbanyak membaca shalawat. Allah SWT sendiri memerintahkan kita untuk bershalawat atas Nabi-Nya. Dalam surah Al-Ahzab ayat 56, Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Lihatlah, wahai saudara-saudaraku, betapa mulianya Rasulullah ﷺ hingga Allah sendiri dan para malaikat-Nya bershalawat atas beliau! Maka, apakah kita yang lemah ini, yang bergantung kepada syafa’at Rasulullah ﷺ, tidak akan bershalawat?

Shalawat bukan sekadar lafadz, bukan sekadar ucapan di bibir, tapi ia adalah bukti nyata cinta kita kepada Nabi yang mulia. Setiap kali kita mengucapkan shalawat, hati kita terhubung dengan hati Rasulullah ﷺ, seperti tali yang mengikat kita dengan sosok yang penuh kasih sayang.

Ketahuilah, setiap kali shalawat terucap dari lisan kita, Allah SWT akan mengembalikannya sepuluh kali lipat untuk kita. Bayangkan, bagaimana mungkin kita tidak akan dicintai oleh Rasulullah ﷺ jika kita senantiasa mengingat dan mendoakan beliau? Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَن صلَّى علَيَّ صَلاةً واحِدةً صلَّى اللهُ عليه عَشْرَ صَلواتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطيئاتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجاتٍ

“Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

Subhanallah! Betapa besar pahala dari shalawat, dan betapa agung cinta yang terjalin melalui amalan sederhana ini. Maka, perbanyaklah shalawat, karena itulah jalan cinta yang pertama. Jangan biarkan hari-hari kita berlalu tanpa shalawat yang keluar dari hati yang tulus.

Kedua, menunjukkan bukti cinta dan membela Rasulullah

Jama’ah yang dirahmati Allah, cinta tidak cukup hanya dengan kata-kata. Cinta kepada Rasulullah ﷺ harus disertai dengan pembuktian. Bagaimana mungkin kita mengaku mencintai Rasulullah ﷺ tetapi diam ketika ajarannya dilecehkan? Bagaimana mungkin kita mengaku mencintai beliau namun tidak merasa tersakiti ketika kehormatan beliau dinodai?

Kita perlu ingat, para sahabat adalah teladan terbaik dalam hal ini. Mereka mencintai Rasulullah ﷺ dengan sepenuh jiwa dan raga. Mereka siap mengorbankan apa pun untuk membela beliau, baik dalam keadaan aman maupun di medan pertempuran. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan kehormatan Rasulullah ﷺ.

Di zaman ini, kita mungkin tidak perlu mengangkat senjata untuk membela Rasulullah ﷺ, tetapi ada banyak cara kita bisa menunjukkan bukti cinta kita kepada beliau. Salah satunya adalah dengan berdiri tegar membela ajarannya. Saat ini, ajaran Rasulullah ﷺ banyak diserang dengan fitnah dan kebencian.

Sebagai umat yang mencintai Rasulullah ﷺ, kita harus menjadi perisai yang melindungi beliau. Kita harus bersuara ketika agama ini diserang, kita harus bangkit ketika kebenaran dilecehkan, dan kita harus berjuang menegakkan sunnah-sunnah beliau.

Membela Rasulullah ﷺ tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan. Ketika kita hidup sesuai dengan ajarannya, kita telah menunjukkan bukti cinta kita yang sejati.

Ketika kita berakhlak mulia, kita telah membela nama baik beliau. Sebab, Rasulullah ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Jika kita ingin dicintai oleh Rasulullah ﷺ, maka tunjukkanlah cinta kita melalui tindakan nyata.

Ketiga, mentaati ajaran Rasulullah ﷺ dengan mengikuti sunnahnya

Hadirin jama’ah yang mulia, Rasulullah ﷺ adalah suri teladan terbaik dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam setiap langkah hidupnya, ada petunjuk bagi kita.

Tidak ada satu pun sunnah yang beliau tinggalkan kecuali ia adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Mentaati ajaran Rasulullah ﷺ adalah bukti cinta yang paling tinggi. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Lihatlah, saudara-saudaraku, cinta kepada Rasulullah ﷺ adalah syarat untuk mendapatkan cinta Allah. Maka, bagaimana mungkin kita mengabaikan sunnah-sunnah beliau? Cinta tanpa ketaatan hanyalah kebohongan.

Jika kita mengaku mencintai Rasulullah ﷺ, maka kita harus menunjukkan cinta itu dengan mentaati setiap ajarannya. Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti sunnah-sunnah beliau, baik yang besar maupun yang kecil.

Mengikuti sunnah bukan sekadar ritual, tetapi ia adalah jalan hidup. Dari cara beliau berbicara, berinteraksi dengan orang lain, beribadah, hingga cara beliau makan dan tidur, semuanya adalah contoh sempurna yang harus kita ikuti. Dengan mengikuti sunnah, kita akan merasakan bagaimana hidup ini menjadi lebih terarah, lebih bermakna, dan lebih dekat dengan Allah.

Namun, jangan salah paham, saudara-saudaraku. Mengikuti sunnah tidak berarti kita harus meninggalkan segala sesuatu yang modern. Sunnah adalah panduan yang abadi, relevan di setiap zaman dan tempat. Yang penting adalah bagaimana kita menanamkan ajaran beliau dalam hati dan tindakan kita sehari-hari.

Ma’asyiral muslimin wazumrotal mu’miniina rahimakumullah,

Jika kita ingin mencintai dan dicintai Rasulullah ﷺ, maka marilah kita berusaha selalu untuk memperbanyak membaca shalawat, menunjukkan bukti cinta dengan membela beliau, dan mentaati ajarannya dengan mengikuti sunnah-sunnahnya.

Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi yang tidak hanya mencintai Rasulullah ﷺ dengan sepenuh hati, tetapi juga layak mendapat cinta beliau yang tulus berupa syafaat yang mulia di akhirat kelak.

Mari kita terus berjuang meneladani setiap langkahnya, menjaga api semangat cinta itu tetap menyala di dada kita, hingga kelak diizinkan Allah untuk berkumpul bersama Rasulullah ﷺ di surga-Nya.

Semoga cinta kita kepada beliau tak hanya sebatas kata, tapi terwujud dalam amal, akhlak, dan ketaatan yang membuat kita dirindukan oleh beliau di hari pertemuan nanti, Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Do’a Penutup

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

!!!عِبَادَاللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img