GROBOGAN (Hidayatullah.or.id) – Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Depdikdasmen) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Tengah mewajibkan semua guru baru tahun 2022 di lingkup kerjanya untuk menjadi murid selama beberapa hari dimulai sejak Senin-Rabu, 26 -28 Desember 2022 dalam rangkaian kegiatan Diklat Guru Profesional.
Usman Wakimin, M.Pd selaku Ketua Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah dalam sambutanya menyampaikan dan berdoa semoga peserta pelatihan guru profesional agar mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat.
“Konten atau materi pelatihan didesain dan disetting untuk suksesnya peradaban di masa yang akan datang dengan fokus materi Adab dan Alqur’an,” katanya seperti dilansir laman Hidayatullah Jateng.
Peserta sebanyak 31 guru pada diklat ini diposisikan sebagai murid. Selama menjadi murid, sejak SD sampai dengan perguruan tinggi, sangat dimungkinkan pada masa-masa belajar tersebut belum mendapatkan materi atau tema tentang adab dan Al-Qur’an.
“Persoalan bangsa berupa kerusakan moral dan jauhnya dari nilai-nilai Islam menjadi dasar utama untuk difokuskanya konten atau materi pelatihan dengan Adab dan Alqur’an,” kata Wakimin.
Seirama dan sejalan dengan visi organisasi induk Hidayatullah yaitu membangun peradaban, maka guru harus memiliki nilai-nilai peradaban dalam memposisikan diri sebagai pendidik ataupun sebagai penuntut ilmu, ungkap Usman Wakimin dalam mengakhiri sambutanya.
Untuk menguatkan sinergi dalam sistem organisasi, Akhmad Ali Subur, S.E sebagai Ketua DPW Hidayatullah Jawa Tengah menghimbau dan menekankan kepada semua pelaku pendidikan di lingkup Hidayatullah Jawa Tengah untuk memposisikan diri sebagai pelaku dan pemeran peradaban.
Lebih lanjut disampaikan Subur, sejak Islam tidak memegang peradaban, yang dirugikan ternyata tidak hanya umat Islam saja, tapi selain Islam justru blank, karena Islam sebagai rahmatan lil ’Alamin.
“Unsur peradaban ibarat sungai, ada yang jadi air yang bergejolak dan ada air di tepian yang menyelamatkan air bah,” kata Subur memberi tamsil perihal peradaban.
Saryo, M.Pd. selaku Bagian SDI mengkonsep dan mendesain konten pelatihan dengan dominasi materi Adab dan Alqur’an karena merupakan prioritas unggulan yang diusung di Pendidikan Integral Berbasis Tauhid di Jawa Tengah.
Pelatihan yang digelar sebanyak 12 sesi dengan konten utama Adab dan Alqur’an ini, sebagai bekal dasar bagi guru baru dalam memerankan dan memposisikan diri sebagai pelaku peradaban, menjadi hal yang prinsip, sehingga semua proses, alur dan kegiatan yang ada dari awal pembukaan hingga sesi penutup dikondisikan dengan kontrak belajar yang mendukung untuk merealisasikan nilai-nilai peradaban.
Konten pelengkap sebagai bekal Guru baru di Pendidikan Integral Berbasis Tauhid di Hidayatullah ada materi untuk memberikan pemahaman baik secara filosofis dan mendalam terkait dengan keberadaan organisasi Hidayatullah, serta konsep pendidikan yang dikelola di Hidayatullah.
Pemahaman dan pengenalan keorganisasian dan pola pendidikan yang dikembangkan di Hidayatullah dapat diperoleh dengan berbagai jalur. “Pengenalan kelembagaan melalui jalur profesional, kegiatan ilmiah berupa Daurah, training dan lain-lain,” imbuh Ali Subur dalam sesi materi pengenalan Hidayatullah.
Saat awal-awal Hidayatullah berdiri, dominasi pengalaman empiris menjadi media untuk pengenalan hidayatullah. Pengenalan visi Hidayatullah yaitu membangun peradaban Islam, di mana peradaban Islam didapat tidak serta merta.
Pola perjuangan masa awal-awal menjadi model pengkaderan dengan nilai-nilai sami’na wa atho’na dalam menerima instruksi dan menerima amanah perjuangan.
Tidak cukup pada pembekalan guru baru saja, dalam rangka efektifitas penerapan atau realisasi peradan Islam, pemangku kebijakan di Pendidikan Integral Hidayatullah Jawa Tengah juga memberikan pembekalan untuk kepala sekolah dan wakil kurikulum dengan ToT Pembelajaran adab yang digelar pada tanggal 28 Desember 2023 di tempat yang sama yaitu di Kampus SMP Integral Hidayatullah Purwodadi.
Harapanya masing-masing level dari guru, pengelola memiliki bekal dan keilmuan dalam memerankan diri sebagai pelaku peradaban Islam.
Kegiatan pelatihan guru baru dan ToT pembelajaran adab untuk pengelola sekolah juga melibatkan Ketua DMW (Dewan Murabbi Wilayah) dan juga anggotanya yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam pembinaan kader Hidayatullah pada setiap level.*/ Imam Suja’i