BOGOR (Hidayatullah.or.id) — Sebagai langkah penting mengokohkan ketahanan keluarga di Indonesia, Departemen Adab dan Pembinaan Keluarga Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah menyelenggarakan Training Muballigh Konseling Keluarga yang digelar selama dua hari di Pusdiklat Pondok Qur’an Hidayaturahman (PQH) Ciawi-Bogor yang dibuka Sabtu (20/7/2019).
Training ini diikuti oleh 30 dai dan muballigh dari beberapa wilayah di Jawa Barat dan sekitarnya mulai dari Jakarta, Banten, Bogor, Bekasi, Depok dan Cirebon. Ada yang berasal dari daerah Bandung.
Panitia dalam keterangannya kepada media ini, menyebutkan tingginya angka perceraian di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan banyak pihak termasuk Menteri Agama.
Berdasarkan data yang dikutip dari website Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), tercatat sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang.
Adapun propinsi tertinggi tingkat perceraiannya berdasarkan data yang dilansir oleh BPS dalam ‘Statistik Indonesia 2018’, maka Provinsi Jawa Timur (87.475 kasus), Provinsi Jawa Barat (79.047 kasus), dan Provinsi Jawa Tengah (69.857 kasus) menempati urutan pertama, kedua, dan ketiga dalam hal jumlah kasus perceraian terbanyak di Indonesia pada tahun 2017.
Karena itu, merespon fenomena tersebut, Hidayatullah selaku ormas Islam yang berkonsentrasi dalam bidang dakwah dan pendidikan menyelenggarakan Training Muballigh Konseling Keluarga ini.
Adapun narasumber dalam training ini menghadirkan para pakar di bidang konseling keluarga. Mulai dari Muhammad Fauzil Adhim, pakar parenting dan pendidikan anak. Ada Ust. Drs. Hamim Thohari, pakar parenting nasional dan Ust. Drs. Zainuddin Musaddad, MA selaku trainer nasional Hidayatullah dan Ketua Departemen Adab dan Pembinaan Keluarga DPP Hidayatullah.
Training yang bertemakan “Kokohkan Keluarga Da’i dengan Keluarga” ini sangat penting dan dibutuhkan masyarakat. Zainuddin Musaddad dalam pengantarnya menjelaskan pentingnya training ini karena keluarga adalah pondasi bangsa dan negara kita.
“Keluarga adalah pondasi negara maka jika sebuah negara terdiri dari keluarga yang kuat dan berkarakter, tentu berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah maka bisa dipastikan negara itu akan kuat. Sebaliknya jika negara tidak ditopang dengan keluarga yang kuat dan berkarakter maka bisa dipastikan negara itu akan runtuh,” penjelasannya.
Menarik, training ini selain diisi dengan materi dan praktek konseling juga diisi dengan kegiatan lapangan seperti futsal dan bola voli. Tidak ketinggalan para peserta juga diisi ruhiyahnya dengan sholat lail berjamaah dan tadarus Qur’an.
Terakhir, Zainuddin Musaddad berharap dari training ini para peserta bisa menjadi para konseling keluarga yang handal, cakap dan profesional.
“Dengan adanya konseling keluarga muslim ini semoga bisa membantu pemecahan masalah keluarga muslim sehingga menurunkan tingginya angka perceraian di Indonesia,” pesan terakhirnya dalam menutup kegiatan tersebut.*/Hidayatullah,M.HI