AdvertisementAdvertisement

Jejak Dakwah Hidayatullah dan Surga Tersembunyi Teluk Bintuni

Content Partner

KABUPATEN Teluk Bintuni, sebuah permata di pesisir barat Pulau Papua, menyimpan keindahan alam yang memukau. Dengan luas wilayah sekitar 20.000 kilometer persegi dan populasi sekitar 100.000 jiwa, daerah ini menjadi tempat yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

Tak berlebihan jika Teluk Bintuni dijuluki sebagai ‘surga tersembunyi’. Gugusan pulau-pulau kecil, pantai berpasir putih, serta perairan biru jernih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.

Namun, di balik keelokan alamnya, Teluk Bintuni juga menjadi landscape perjalanan dakwah yang penuh tantangan. Sejak tahun 2001, Hidayatullah telah menjejakkan kakinya di sini, berkat perjuangan Ustadz Syamsul Arif yang memulai langkah dakwah dengan mendatangi rumah-rumah tokoh setempat.

Dalam perjalanannya, perjuangan ini membuahkan hasil dengan adanya tanah wakaf seluas satu hektar, yang kemudian menjadi pusat kegiatan dakwah dan pendidikan Islam di Teluk Bintuni.

Perjalanan Estafeta Dakwah

Perjuangan dakwah di tanah Papua bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak rintangan yang menghadang, mulai dari keterbatasan tenaga dakwah, aksesibilitas yang sulit, hingga penerimaan masyarakat yang membutuhkan waktu.

Setelah Ustadz Syamsul Arif, tongkat estafet dakwah Hidayatullah di Teluk Bintuni beralih kepada Ustadz Syarifuddin yang mengemban tugas hingga tahun 2019.

Kemudian, Ustadz Miftahuddin mengambil alih selama setahun, sebelum akhirnya diteruskan oleh Ustadz H. Said Tafalas pada 2019 hingga 2021. Kini, sejak tahun 2021, dakwah di Teluk Bintuni berada di bawah kepemimpinan Ustadz Muh. Fahrurozi, S.Kom.I.

Ustadz Fahrurozi, alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Hakim (STAIL) Surabaya, bersama istrinya, Ustadzah Tri Marita, yang merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan, terus melanjutkan perjuangan dengan penuh keteguhan hati.

Didampingi oleh Nashiruddin Albani sebagai bendahara dan La Hamzah sebagai sekretaris DPD, mereka berusaha mengembangkan amal usaha dan memperluas jangkauan dakwah di daerah ini.

Salah satu fokus utama dakwah Hidayatullah di Teluk Bintuni adalah pendidikan. Baru-baru ini, lembaga pendidikan mereka telah mendapatkan izin legal untuk mendirikan SD dan TK.

Meski secara fasilitas sudah cukup memadai, namun tenaga pengajar atau Sumber Daya Insani (SDI) masih menjadi kendala besar. Berbagai upaya dilakukan untuk merekrut tenaga pengajar serta mendatangkan santri baru agar pendidikan Islam semakin berkembang di wilayah ini.

Upaya sosialisasi dilakukan secara intensif melalui silaturahim dari masjid ke masjid serta kunjungan langsung ke rumah-rumah tokoh masyarakat. Dakwah di Papua memang membutuhkan ketekunan dan kesabaran.

Namun, pelan tapi pasti, usaha ini mulai menunjukkan hasil. Penerimaan masyarakat terhadap dakwah Islam semakin meningkat, bahkan pemerintah daerah pun mulai memberikan dukungan yang lebih konkret.

Salah satu pencapaian besar adalah ketika para dai Hidayatullah diangkat menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat Kabupaten Fakfak. Ustadz Fahrurozi sendiri dipercaya sebagai Bendahara Umum MUI, sebuah amanah besar yang menandakan semakin diterimanya dakwah Islam di wilayah ini.

Membangun Masa Depan

Pada masa kepemimpinan Ustadz Syarifuddin, berbagai fasilitas telah berhasil dibangun, termasuk perumahan bagi para asatidzah, satu asrama santri, kantor yayasan, serta gedung PAUD dan TK.

Sementara itu, di bawah kepemimpinan Ustadz Fahrurozi, fokus utama adalah pembangunan gedung SD Luqman Al Hakim serta proses pengurusan legalitas aset.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah status tanah yang berada di kawasan konservasi atau hutan lindung. Namun, dengan komunikasi yang terus dilakukan bersama pihak terkait, termasuk Balai Konservasi dan Badan Pertanahan Nasional, upaya untuk mendapatkan kepastian hukum terus diupayakan.

Tak hanya dalam hal pendidikan dan infrastruktur, kiprah dakwah para dai di Teluk Bintuni juga semakin luas. Kini, mereka diminta mengisi khutbah di berbagai masjid, memberikan tausiyah, serta memimpin doa dalam berbagai kegiatan keagamaan. Kepercayaan masyarakat terhadap dakwah Hidayatullah semakin menguat, membuka jalan bagi kemajuan Islam di wilayah ini.

Dakwah di Teluk Bintuni adalah cerminan keteguhan hati, perjuangan tanpa lelah, dan keyakinan yang kokoh. Dalam setiap langkah yang diambil oleh para dai, terselip harapan besar akan masa depan Islam yang lebih cerah di Papua.

Dengan tekad yang kuat dan dukungan yang terus mengalir, bukan tidak mungkin Teluk Bintuni akan menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam yang berkembang pesat di tahun-tahun mendatang.

Sebagaimana setiap orang yang pertama kali menapakkan kaki di tanah ini akan terpesona oleh keindahan alamnya, semoga masyarakatnya pun semakin terpukau oleh cahaya Islam yang terus bersinar di ufuk timur Nusantara.

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah. Ditulis sebagai tajuk “Laporan Perjalanan” di sela sela kunjungannya ke Papua beberapa waktu lalu.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Fakfak, Kota Pala yang Menyimpan Warisan Islam dan Harmoni Keberagaman

DI ANTARA Laut Seram, Laut Arafura, Teluk Berau, dan Kabupaten Kaimana, Fakfak berdiri kokoh sebagai kota tertinggi dan terdingin...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img