AdvertisementAdvertisement

Lulusan Tadribut Duat Hidayatullah Berkultur SNW

Content Partner

Ketua PP Hidayatullah Drs Tasyrif Amin, dalam sebuah training / DOK
Ketua PP Hidayatullah Drs Tasyrif Amin, dalam sebuah training / DOK

Hidayatullah.or.id — Alumni pelatihan dai (tadribut duat) yang digelar oleh Hidayatullah harus memiliki perubahan nyata dengan peningkatan kualitas baik dari aspek dedikasi, keilmuan, spiritualitas, dan kinerja. Itulah figur manusia yang lahir dari celepun Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW).

Demikian disampaikan Ketua Bidang Pelayanan Umat Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah Drs. Tasyrif Amin, MPd.I dalam perbincangan dengan Hidayatullah.or.id belum lama ini.

Hal tersebut ditegaskan beliau dalam rangka mendorong penyelenggaraan upgrading dai di berbagai wilayah yang dugelar kampus-kampus Hidayatullah agar semakin baik dan berkesinambungan.

“Secara keilmuan terutama, alumni pelatihan dan upgrading kader dai Hidayatullah harus memiliki kemapanan intelektual dengan selalu membangun budaya ilmu,” kata beliau.

Tasyrif mengimbuhkan, jebolan pendidikan dan pelatihan Hidayatullah seperti Tadribuat Duat, Kuliah Dai Mandiri (KDM), dan atau Upgrading dai memiliki semangat berkarya lebih dari biasanya. Kader-kader alumni sentiasa ber-fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan demi memberikan pelayanan terbaik untuk umat.

“Kebutuhan umat akan dai sangat besar, untuk itu program-program pelatihan baik insidentil maupun berjenjang untuk meningkatkan kualitas tenaga dai di lapangan harus terus digalakkan,” kata Tasyrif.

Tasyrif pun mengapresiasi berbagai pihak berkat dukungannya baik dari kalangan swasta, swadaya masyarakat, maupun pemerintah atas berbagai program pelatihan dan pengembangan kompetensi kader dai pembangunan yang dilangsungkan oleh Hidayatullah di daerah-daerah, kesinambungan pendampingan masyarakat dapat terus terlaksana dengan baik.

“Dai merupakan informal leader di tengah masyarakat yang sangat besar perananannya dalam pembangunan. Inilah kiprah yang menjadi mainstream gerakan Hidayatullah sampai hari ini,” imbuhnya.

Merujuk pada semangat dasar konsep Sistematika Nuzulnya Wahyu, Tasyrif mengatakan surah Al ‘Alaq yang kali pertama turun kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam adalah titah kepada umat Islam untuk menjadi orang yang ‘alim atau membangun budaya ilmu.

“Dalam kajian epistemologi, Al ‘Alaq mendorong mencetak orang yang ‘alim. Pada level tersebut selanjutnya akan melahirkan budaya ilmu atau intelektualitas yang kelak menumbuhkan kesadaran berislam untuk menjalankan syariat-syariatnya,” terangnya.

Tasyrif Amin mengharapkan kelak Hidayatullah akan melahirkan lebih banyak lagi orang yang ‘Alim, ‘Abid, dan Mujahid. Apabila komponen penting pada tiga tingkatan tersebut dapat dicapai oleh kaum Muslimin, jelas Tasyrif, maka dakwah Islam akan semakin semarak karena setiap Muslim telah menjuru bicarai Islam dengan tindakan dan perilaku mereka yang mengesankan.

“Begitulah prototipe manusia-manusia unggul yang dikader oleh Nabi Muhammad. Mereka berilmu, bermoralitas agung karena segala aktifitasnya diniatkan ibadah, serta menjadi mujahid yang tak kenal lelah memburu Rahmmat Allah Ta’ala,” pungkasnya. (hio/ybh)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

“Sa Terharu, Sa Dapat Bantuan”, Simpul Sinergi Hangatkan Hati Mualaf Suku Marind

MERAUKE (Hidayatullah.or.id) -- Di tengah rimba Papua Selatan, suasana haru bercampur bahagia menyelimuti Distrik Malind, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img