Hidayatullah.or.id — Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur, mengadakan studium generale (kuliah perdana atau kuliah umum) tahun ajaran 2014/2015 yang digelar Selasa pekan lalu.
Kuliah perdana kali ini terasa istimewa karena mendatangkan guru besar sekaligus Ketua Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Prof DR Mansyur Ramly.
Kuliah perdana dilaksanakan di aula utama STIS Hidayatullah yang bertajuk “Peran Strategis Perguruan Tinggi Islam dalam Membangun Peradaban Islam”. Acara dihadiri oleh para pembimbing senior serta pengurus Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, segenap civitas akademika, dan mahasiswa-mahasiswi STIS Hidayatullah.
Dalam pemaparannya, profesor Mansyur Ramly menegaskan, di antara syarat untuk membangun peradaban, khususnya peradaban Islam, tidak lepas dari iman dan taqwa, ilmu pengetahuan,skill, dan kultur.
Para peserta pun tampak serius mendengarkan setiap materi yang diberikan oleh narasumber dengan menggunakan slide, contoh-contoh, dan analogi yang aplikatif.
Menurut mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dua periode ini, STIS Hidayatullah Balikpapan sangat berpeluang menghasilkan alumni yang bisa mengusung peradaban Islam.
Sebab, katanya, sistem pendidikan berasrama (boarding) yang dijalankan STIS Hidayatullah dapat dengan mudah membentuk kultur atau karakter mahasiswa, yang saat ini menjadi isu hangat di dunia pendidikan. Yaitu dengan pengawasan 24 jam dengan melingkupi aspek ibadah, belajar, dan bermasyarakat.
Selama ini, lanjutnya, lembaga pendidikan Barat pada umumnya hanya mengenalkan baik dan buruk. Tapi ia yakin di STIS Hidayatullah tidak hanya mengenalkan kebaikan, tapi membiasakan berbuat kebaikan untuk menjadi kultur, dan selanjutnya menjadi karakter bagi para mahasiswanya.
Yaitu dengan tidak hanya memberi tahu yang buruk, tambahnya, tapi berusaha menjauhkan perbuatan buruk dengan berbagai aturan dan sanksi yang dibuat. Ini yang mahal dan berat sebenarnya di dunia pendidikan.
Jangan Puas
Di akhir pemaparannya, Mansyur Ramly berpesan kepada pengurus STIS Hidayatullah untuk tidak puas dengan pencapaiannya saat ini.
Mansyur Ramly mengemukakakan bahwa perjalanan STIS Hidayatullah yang sudah 10 tahun sejak 2004, sudah saatnya mengembangkan dan menambah prodi (program studi) baru. Agar ada tantangan baru dan bisa berbuat lebih banyak untuk umat.
“Sayang kalau hanya satu prodi, insya Allah saya siap untuk membantu. Kalau STIS Hidayatullah meminta saya maka itu adalah kehormatan sekaligus ladang amal kebaikan saya,” katanya.
Mansyur Ramly menjelaskan, dengan 1 jurusan saja (Akhwal Al-Syakhshiyyah) sudah mampu memberi dampak. Tapi itu tidak cukup menjadi bekal para alumninya menghadapi era globalisasi. Olehnya dia mengharapkan STIS (Hidayatullah) mampu membuka jurusan baru, dan Ekonomi Syariah adalah jurusan yang paling cocok untuk menghadapi era ekonomi global.
Sementara itu, Ketua STIS Hidayatullah Abdul Ghofar Hadi, MSI, mengatakan, kuliah perdana merupakan langkah formal setiap perguruan tinggi untuk menghadapi proses pembelajaran tahun ajaran baru.
Sehingga, jelas Ghofar, diharapkan kegiatan ini mampu menjadi bahan bakar yang menyulut api semangat para mahasiswa-i dalam mengikuti setiap proses perkuliahan dengan baik.
“Alhamdulillah, tahun ini sekolah kita mendapat berkah yang begitu besar, salah satunya dengan kehadiran Pak Prof (Mansyur Ramly) sebagai Ketua BAN-PT menjadi narasumberstudium generale,” ujarnya.*/stishid