Hidayatullah.or.id — Banyak cara seorang pelajar dalam mengisi waktu liburan. Namun umumnya para pelajar memaknai liburan itu sebagai masa berlepas diri dari berbagai aktifitas yang mengikat. Semunya harus bebas dan lepas. Tak ada beban lagi. Apalagi bagi siswa kelas XII Sekolah Menegah Umum (SMU) yang baru saja melewati masa-masa tegang bersama Ujian Nasional (UN).
Bahkan, tak sedikit di antara mereka lalu terlibat hura-hura atas dalih mereka sudah menempuh ujian akhir dan (merasa) telah tamat belajar. Kita butuh refreshing sejenak, kira-kira seperti itu kilah klasik sebagian mereka.
Meski jamak terjadi, rupanya fenomena umum itu tak berlaku bagi siswi kelas XII Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah (Marama) Putri, Balikpapan. Setidaknya hal itu terlihat dari berbagai kegiatan yang diadakan oleh siswi kelas XII, usai pelaksanaan UN silam. Termasuk di dalamnya pada kegiatan Daurah Kelembagaan yang digelar selama tiga hari (28-30 April) tersebut.
“Prinsip kami, setiap waktu adalah kebaikan. Sehingga tak ada waktu untuk bersantai apalagi berleha-leha dengan kegiatan yang tak bermanfaat,” kata Nur Hasanah, siswi kelas XII Bahasa mewakili rekan-rekannya.
Bertempat di Mushalla Asrama Putri Sakinah Jamilah, Marama Putri kembali menggelar agenda tahunan berupa Daurah Kelembagaan. Sebuah kegiatan pengayaan tentang visi dan misi Hidayatullah sebagai lembaga dakwah dan tarbiyah di tengah masyarakat.
“Ia disebut Daurah Kelembagaan sebab memuat materi-materi yang berkisar pada pengenalan lebih jauh tentang Lembaga Hidayatullah yang menjadikan mainstream (arus utama) gerakannya berporos pada dakwah dan tarbiyah,” tutur St. Syamsiah, Ketua Panitia Daurah menjelaskan.
Sebagai contoh materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut sebut saja misalnya studi lanjutan pendalaman tentang pokok-pokok ajaran Islam, internalisasi visi misi Hidayatullah untuk tegaknya kehidupan Islam, eksistensi nilai-nilai kekaderan terhadap Kesuksesan dakwah, dan generasi sukses dalam perspektif al-Qur’an.
Selain materi-materi di atas, panitia juga menyiapkan beberapa materi khusus terkait dunia muslimah. Seperti Berhijab dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian Muslimah dan Generasi Muslimah, antara Idealitas dan Realitas, dan Transformasi Manhaj Sistematika Nuzul Wahyu (SNW) Terhadap Kehidupan Muslimah.
Agenda rutin tahunan tersebut biasanya acap digelar siswi kelas XII Marama Putri setelah menuntaskan Ujian Nasional dan seabrek ujian lainnya. Selain mengisi waktu liburan, diharapkan siswi Marama Putri juga mendapatkan motivasi yang lebih kuat dalam mengarungi tantangan belajar selanjutnya dalam dunia perkuliahan atau tugas dakwah lainnya.
“Kami berharap seluruh anak didik kian menyadari kerasnya benturan dan tantangan kehidupan di luar. Mereka wajib membekali diri dengan ilmu dan ibadah yang kuat. Sebab hanya itulah sebaik-baik bekal yang ada,” papar Irma, S.S, Kepala Sekolah Madarasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putri menambahkan.
Waktu yang terus bergulir mengantarkan Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah (Marama) menamatkan ratusan alumninya yang telah tersebar di segenap titik dakwah di belahan penjuru nusantara. Beberapa di antaranya bahkan sudah menjadi tokoh masyarakat. Sebut misalnya, Nashirul Haq, alumnus angkatan pertama. Selain sebagai anggota Dewan Syura Hidayatullah, Nashirul juga tengah menyelesaikan disertasi doktoral di IIUM, Malaysia.
Di sana juga ada Naspi Arsyad, alumnus Marama angkatan kedua. Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Syabab Hidayatullah dan Kholis Mukhlis. Imam besar Masjid Istiqamah, Komplek Pertamina, Balikpapan yang tak lain adalah lulusan Marama angkatan kesatu pula.
Tentunya masih banyak lagi para alumni lainnya yang semuanya telah berkiprah secara nyata dalam dakwah di tengah masyarakat
Untuk diketahui, dalam dokumentasi madrasah, angkatan tahun 2014 ini tercatat sebagai alumni angkatan ke-22. Untuk angkatan sekarang, Marama berhasil menamatkan 81 siswa. Dengan pembagian, 46 orang putra dan 35 orang putri.
Mereka itu lalu terbagi dalam dua kelas jurusan, yaitu Jurusan IPA dan Jurusan Bahasa. Untuk Marama Putra, sebanyak 24 siswa masuk dalam Kelas IPA sedang 22 siswa lainnya bergabung dalam Kelas Bahasa. Sebagaimana di Marama Putri, 16 siswi belajar di kelas XII IPA dan 19 orang lainnya di Kelas Bahasa. */ Masykur Abu Jaulah