BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Menjelang Ramadhan 1444H yang tinggal sekitar dua bulan lagi dan Silaturahim Nasional Hidayatullah 2023 di tahun yang sama, Pemimpin Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad mengimbau para pengurus mengurangi tidur.
“Sekarang ini semua serba cepat. Terlambat buka mata sudah ketinggalan, terlambat menerima komunikasi, ketinggalan juga. Jadi memang perlu ditingkatkan kurang tidurnya. Karena jati diri Hidayatullah memang harus kurang tidur, bukan hanya ketika kerja LPJ (laporan pertanggungjawaban, red),” ucap Ustadz Abdurrahman menyemangati.
Hal itu disampaikan dalam mengawali sambutan di acara Penutupan Rapat Pleno Laporan Akhir Tahun 2022 dan Program Kerja 2023 Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan, awal tahun 2023 ini (19/01/2023).
“Tidak salah itu (kena) demam, Nabi ketika terima wahyu juga demam, demam berat. Tapi setelah itu Nabi katakan kepada Khadijah tidak ada lagi waktu untuk berbaring. Jadi, jangankan tidur, waktu berbaring saja sudah tidak ada lagi,” lanjut sahabat karib Pendiri Hidayatullah, KH. Abdullah Said ini.
Ulama Besar Kurang Tidur
Lebih jauh, Pemimpin Umum Hidayatullah mengajak untuk meneladani para tokoh Islam dan pemimpin hebat dahulu. Dengan perjuangan yang luar biasa, mereka berhasil meraih prestasi monumental dan karya-karya spektakuler.
“Jadi mau apa saja, jadi ulama besar jadi pemikir besar itu tidurnya pasti kurang, kalau tidak kurang pasti tidak jadi. Mau jadi ulama besar banyak tidur, tidak mungkin jadi itu,” tegasnya di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan itu.
“Saya baca itu semua para imam dan mujtahid sedikit sekali tidurnya. Kalaupun tidur tidak baring. Pena di tangannya menulis hingga berhenti penanya kalau dia tertidur,” kisahnya seperti dilansir laman Ummulqura Hidayatullah.
Ustadz Abdurrahman bahkan mengaku pernah membaca kisah penggandaan kitab hadits yang ketika itu belum seperti percetakan modern sekarang. “Jadi semua harus ditulis tangan. Itu ada penulis yang sampai merendam kakinya di dalam baskom yang diisi air,” imbuhnya.
Ia lantas memberi ilustrasi ihwal naik gunung dan turun gunung. Mana yang lebih berat dikerjakan? Jawabnya begini, kalau naik gunung, perlu mujahadah besar dan stamina prima serta semangat tinggi. Tetapi kalau turun gunung maka dibutuhkan kehati-hatian ekstra. Turun gunung itu ada percepatan.
Perihal mujahadah dan percepatan ini dianggap penting dalam merespons perubahan zaman sekarang. Selain kemajuan teknologi yang begitu cepat, juga amanah dan tanggung jawab yang berat untuk dikerjakan.
Awal Ramadhan 1444H diperkirakan jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023. Sedangkan Silatnas Hidayatullah insya Allah digelar pada tanggal 23-26 November 2023 di Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak.* (Abu Jaulah/MCU)