AdvertisementAdvertisement

Wakil Menteri Agama Resmikan Masjid Ummul Quraa Hidayatullah Depok, Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Sekolah dan Tinjau Khitan Massal 2000 Anak

Content Partner

DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok menegaskan peran strategisnya dalam pembangunan bangsa melalui peresmian Masjid Ummul Quraa yang dirangkai dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung Taman Kanak-Kanak (TK) Ya Bunayya dan Sekolah Dasar Integral.

Kegiatan monumental ini dilaksanakan di Kampus Hidayatullah Depok, Jalan Raya Kalimulya, Cilodong, dengan dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia, Dr. Romo Muhammad Syafi’i, SH., MH, Sabtu, 26 Dzulqaidah 1446 (24/5/2025).

Tak hanya peresmian masjid dan seremoni peletakan batu pertama proyek pembangunan gedung, acara juga dirangkai dengan kegiatan sosial berupa khitanan massal gratis yang diikuti oleh 2.000 anak.

Wamenag Romo Syafi’i juga meluangkan waktu meninjau langsung kegiatan khitanan massal yang digelar Pondok Pesantren Hidayatullah Depok ini.

Dalam sambutannya, Romo Syafi’i menyampaikan apresiasi terhadap kiprah Hidayatullah dalam sistem pendidikan nasional yang uga menegaskan peran historisnya dalam membentuk karakter bangsa.

“Hidayatullah sebagai mitra strategis bangsa dalam membangun Indonesia yang beradab dan sejahtera untuk Indonesia Emas 2045,” katanya.

Dalam konteks pemerintahan saat ini, Romo Syafi’i menegaskan arah baru kebijakan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam bidang pendidikan.

Salah satu terobosan signifikan adalah pemisahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjadi tiga lembaga berbeda: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), serta Kementerian Kebudayaan. Restrukturisasi ini diharapkan mampu memberikan perhatian yang lebih terfokus dan terukur pada tiap jenjang pendidikan.

Tidak berhenti di situ, kata Wamenag, pemerintah juga menargetkan pembangunan satu sekolah unggulan di setiap kabupaten/kota dengan mendirikan 200 Sekolah Rakyat melalui Kementerian Sosial.

“Ini merupakan bentuk keberpihakan terhadap masyarakat lapis bawah dan komitmen pemerataan akses pendidikan berkualitas,” katanya.

Pada sektor strategis lainnya, seperti pertanian dan energi, pemerintah mengambil langkah-langkah besar. Di antaranya adalah pencapaian surplus pangan nasional serta target pengurangan impor minyak sebesar satu juta barel per hari melalui pembangunan kilang baru dan peningkatan produksi dalam negeri.

Semua ini, terang Wamenag, bertujuan memperkuat ketahanan nasional dan kemandirian bangsa dalam jangka panjang. Romo Syafi’i juga menyentuh isu global dan posisi Indonesia dalam dunia Islam.

“Presiden bersungguh-sungguh dalam tugasnya, termasuk dalam isu utama keislaman dan Palestina, agar Indonesia dihormati di tingkat internasional,” tegasnya.

Apresiasi terhadap peran Hidayatullah tidak hanya terbatas pada sektor pendidikan, tetapi juga pada pembangunan karakter bangsa. “Kita membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Apa yang Hidayatullah siapkan itu sangat berguna dan membantu pemerintah serta menjadi tonggak peradaban melalui pendidikan,” tambahnya.

Menanggapi stigma lama yang menyudutkan pesantren, Wamenag meluruskan persepsi yang keliru. Ia merujuk pada peran historis pesantren dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, termasuk melalui Resolusi Jihad yang dicetuskan para ulama.

“Jangan mudah memberikan label teroris, karena pesantren yang mendidik dan menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk bangsa. Hidayatullah hadir untuk itu,” katanya tegas.

Dengan gaya setengah berseloroh, namun serius maknanya, Romo Syafi’i menutup sambutannya dengan menyatakan, “Apa saja yang Hidayatullah butuhkan, saya langsung tanda tangan. Tidak perlu lobi sana sini, keluar uang. Tinggal telepon saya. Saya langsung tanda tangan sekarang juga”.

Pada kesempatan tersebut hadir Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc., MA, Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Depok, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I, Habib Ali bin Abdurrahman As-Segaf, Bunda Aisah selaku Pengawas Vanilla Hijab, dan H. Susilo, penasehat sekaligus salah satu penyokong setia perjuangan pesantren.*/

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pelatihan Ekonomi Inklusif Perkuat Kemandirian Umat dan Dukung Program Pemerintah

KENDARI (Hidayatullah.or.id) -- Dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi umat dan mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, Hidayatullah menyelenggarakan Pendampingan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img