DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Santri Putri SMP Hidayatullah Depok menggelar kegiatan bincang literasi dalam program “Workshop Kepenulisan” bersama pegiat literasi beragam platform, Mas Imam Nawawi, di komplek Sekolah Al Quran dan Teknologi itu di bilangan Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor-Depok, Jawa Barat, Rabu, 28 Jumadal Awal 1444 H (21/12/2022).
“Kami hadirkan gelaran ini agar para santri bisa menyiapkan diri untuk berkarya dengan kekuatan literasi. Beberapa tulisan telah mereka lakukan dan akan segera disiapkan untuk terbit dalam bentuk buku,” terang Kepala Sekolah SMP Putri Hidayatulalh Depok, Sarah Zakiyah.
Dalam kesempatan itu, Imam Nawawi, memberikan uraian perihal bahwa literasi adalah bagian dari pilar tegaknya peradaban Islam.
“Islam adalah ajaran yang memandu manusia memahami jalan hidup yang indah dan mulia. Karena itu ayat yang pertama Allah turunka kepada Nabi Muhammad adalah Iqra’ bismirabbik, membaca dengan nama Tuhan,” ungkap Imam.
Penulis yang aktif berkarya di beragam media, seperti Republika, Majalah Suara Hidayatullah dan Majalah Mulia, ini menjelaskan pentingnya peran membangun peradaban lewat literasi.
Terbukti dalam perjalanan, para ulama menjadi pionir tegaknya budaya literasi. Seperti Ath-Thabari, Al-Qurthubi dan banyak lagi ulama lainnya.
“Ath-Thabari itu mampu menulis 40 halaman setiap hari sepanjang 40 tahun. Tidak kurang dari setengah juta lebih halaman yang telah beliau tuliskan. Tafsir Ath-Thabari saja itu sangat tebal,” imbuh Imam.
Lebih jauh Imam memberikan penjelasan keuntungan menekuni dunia literasi sejak remaja.
Imam mengatakan, orang yang bagus literasinya akan jadi manusia yang memiliki budaya yang positif dalam 24 jam kehidupannya. Punya kecerdasan dan kelapangan dada, sehingga tidak mudah galau, gelisah apalagi putus asa.
“Semakin literasi tinggi, semakin percaya diri meningkat dan tidak ada waktu luang melainkan akan ia gunakan sebagai sarana mencerdaskan diri,” urainya.
Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi dan praktik menulis secara spontan dari seluruh santri. Dan, ketika sampai pada sesi pengujian, ternyata karya tulis para santri putri cukup potensial dan bagus.
Kata Imam, “Tinggal latihan dan komitmen untuk terus berlatih dan mengasahnya. Tulisan santri sekarang cukup bagus, terus tajamkan”.*/Yacong B. Halike