AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Tiga Pembelajaran Tauhid dalam Kisah Nabi Ibrahim

Content Partner

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن

أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً، فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam, yang dengan kasih sayang-Nya kita diberi kehidupan, petunjuk, serta kesempatan untuk senantiasa memperbaiki diri.

Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi tanpa cela, yang mengatur segala sesuatu dengan hikmah dan ketetapan yang sempurna. Kepada-Nya lah kita menyembah, dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada nabi terakhir, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah menyampaikan risalah tauhid dengan penuh kesabaran dan perjuangan. Melalui beliau, umat manusia diajak untuk meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan kembali kepada fitrah keesaan Allah yang suci.

Tauhid adalah inti dari seluruh ajaran Islam, fondasi dari iman, dan pembeda antara keimanan dan kekafiran. Namun, betapa seringnya lidah mengucap Laa ilaaha illallah, tetapi hati dan amal kita belum benar-benar mencerminkan keikhlasan dalam mengesakan Allah.

Mari kita membuka hati untuk menyelami kembali makna tauhid dalam kehidupan kita.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Nabi Ibrahim adalah satu dari sekian nabi yang namanya tertera dalam Al-Qur’an. Terdapat sebanyak 69 kali nama Ibrahim disebutkan. Bahkan Ibrahim menjadi nama surat Al-qur’an yang ke 14.

Beliau bahkan diceritakan dalam beberapa surat seperti al-Baqarah, Al-An’am, Maryam, Al-Anbiya dan surat lainnya. Ini menandakan bahwa Ibrahim merupakan sosok penting untuk dijadikan teladan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kita akan menelaah pelajaran tauhid dari nabi Ibrahim untuk dijadikan teladan dalam hidup.

Pertama, Pengenalan tauhid sejak dini.

Ibrahim sejak muda selalu bertanya dalam diri tentang siapa yang menciptakannya, siapa Tuhannya. Ibrahim kecil menyadari bahwa ada kekuatan yang maha kuasa yang mengatur segala yang terjadi di dunia ini.

Ibrahim tidak diam menerima begitu saja Tuhan yang akan dia sembah, apalagi Tuhan yang disembah oleh masyarakat adalah buatan ayahnya. Maka Ibrahim mengobservasi alam seperti bintang, bulan, dan matahari. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an surah Al-An’am ayat 76:

… فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) berkata: ‘Inikah Tuhanku?’…”

Pembelajaran dari surat Al An’am tersebut bahwa proses bertauhid atau untuk sampai pada keyakinan kepada Allah Ta’ala harus diawali dengan proses berfikir.

Maka pelajaran bagi kita untuk diajarkan kepada anak atau anak didik yaitu sejak dini mengenalkan mereka tentang Alah Ta’ala.

Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Tuhfatul Maudud, berkata: “Ibrahim kecil menggunakan akalnya untuk mengenal Rabb-nya”.

Inilah yang diajarkan Allah Ta’ala dalam ayat yang pertama turun yaitu “iqra’ bismirabbikalladzi khalaq”, bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.

Kedua, keteguhan dalam mentauhidkan Allah.

Nabi Ibrahim yang mengenal Tuhannya dengan proses membaca dan penalaran yang panjang telah membentuk sikap yang kuat dan istiqamah akan keyakinannya.

Bagaimana Nabi Ibrahim menentang penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaumnya, termasuk ayahnya sendiri. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surah Az-Zukhruf ayat 26-27:

إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ . إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي

“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali (Allah) yang menciptakanku”

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Kitab Tauhid menegaskan bahwa kisah Ibrahim menghancurkan berhala adalah pelajaran abadi tentang wajibnya mengingkari syirik, meski harus bertentangan dengan orang tua dan masyarakat.

Ibrahim menyadari bahwa apa yang mereka sembah bukanlah Tuhan yang maha kuasa atas segala sesuatu, tapi justru ciptaan manusia itu sendiri.

Keberanian menyampaikan kebenaran meski bertentangan dengan tradisi masyarakt. Ibrahim sedang mengajarkan kepada kita untuk hanya takut kepada Allah Ta’ala, bukan manusia ciptaan-Nya.

Itulah yang hilang hari ini, keberanian untuk menyampaikan kebenaran karena takut pada manusia, takut kehilangan jabatan dan pekerjaan.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Yang Ketiga, adalah pelajaran tentang ujian keimanan dan konsekuensi Tauhid.

Mengenal Allah dan meyakini akan kebenarannya dan berani berdiri tegak di jalan kebenaran akan mendapatkan ujian dan tantangan.

Nabi Ibrahim mendapati dirinya dibakar hidup-hidup karena keberaniannya menghancurkan berhala.

Keberanian untuk berkata dan bertindak benar akan diuji apakah dipenjara, dihukum kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar”

Allah Ta’ala tidak akan membiarkan orang yang beriman, orang yang telah berani tegak dalam kebenaran dan ketauhidannya kepada Allah.

Allah Ta’ala mengirimkan kabar gembira kepada mereka akan kesabarannya dalam jalan kebenaran.

Kesabarannya tidak takut kepada manusia dengan segala jabatan dan kekuasaan yang mereka miliki. Sebagaimana Ibrahim diberi kabar gembira dan pertolongan oleh Allah Ta’ala, sebagaimana dinukil Al Qur’anul Karim dalam surah Al-Anbiya ayat 69:

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

“Kami berfirman: ‘Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!'”

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Nabiullah Ibrahim telah mengajarkan kepada kita bahwa ketauhidan kepada Allah Ta’ala harus dibangun dengan satu kesadaran melalui optimalisasi potensi fikir yang kita miliki.

Bahwa, keimanan yang telah tumbuh subur dalam diri harus melahirkan sikap memproteksi diri dari nilai dan keyakinan keyakinan yang tidak sejalan dengan perintah Allah Ta’ala.

Lebih dari itu, dibutuhkan keberanian untuk menegakkan kebenaran dan ketauhidan meski konsekuensinya akan mendapat perlakuan yang tidak pantas; tapi Allah menggaransi akan memberikan kemuliaan pada mereka yang tegak di jalan kebenaran.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Do’a Penutup

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِِّجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

!عِبَادَاللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(Untuk mengunduh naskah ini ke format PDF, klik icon “print” pada share button di bawah lalu pilih simpan file PDF)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Istri Wagub Kaltim Wahyu Hernaningsih Terkesan dengan Pendidikan Pesantren

SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) -- Istri Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Wahyu Hernaningsih Seno, atau Bu Wagub berkunjung ke Pondok...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img