HIDORID — Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Utara (Sulut) Ali Murtadho mengatakan umat Islam hidup rukun, menjunjung tinggi toleransi, dan saling berinteraksi sosial dengan baik bersama penganut agama lainnya di wilayah Sulut.
Hal diungkapkan Murtadho menyusul adanya provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang ingin merusak keharmonisan masyarakat di daerah tersebut.
Seperti diketahui, pemerintah setempat belum lama ini mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan kabar yang menyebutkan terjadi bentrok fisik dipicu isu agama di Minahasa Tenggara (Mitra), Sulut.
Imbauan itu disampaikan berhubungan banyaknya SMS dan pesan berantai yang telah menyebar di masyarakat baik melalui media jejaring sosial.
Ia mengatakan, sebagai bagian dari eleman bangsa, Hidayatullah Sulut ikut berperan aktif dalam membangun wilayah itu serta menjaga keharmonisan hidup dengan menggiatkan pembinaan mental dan spiritual masyarakat .
Menurut warga Muslim di Sulut, hubungan antar umat beragama di wilayah itu terjalin dengan baik. Sehingga ia meminta semua pihak bersikap arif dan tak terpancing dengan kabar yang belum diketahui sumbernya itu.
“Sepengetahuan saya di sini aman-aman saja. Memang sih gesekan-gesekan seperti itu ada saja setiap saat. Alhamdulillah, aman terkendali,” kata Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Utara (Sulut) Ali Murtadho.
Ali membenarkan sebelumnya sempat terjadi kerusuhan di Desa Basaan, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Jum’at (18/10/2013) lalu yang ditengarai melibatkan 2 kelompok massa tertentu yang bertikai di wilayah itu.
Namun ia menegaskan bentrok tersebut bukan dipicu akibat sentimen agama.
“Bukan bentrok antar warga Islam dengan Kristen. Tidak benar itu, jadi jangan terprovokasi,” tegasnya.
Seperti diberikatan Tribun Manado, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Utara, Brigjen Pol Robby Kaligis langsung terjun ke Desa Basaan Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) untuk memulihkan stabilitas wilayah itu yang sempat mencekam, Jumat lalu.
Setiba di Basaan, Kapolda sempat disuguhi aksi saling hadang antara kelompok warga yang bertikai dipicu masalah pribadi. Puluhan aparat dari Polres Minahasa Selatan (Minsel) yang telah berada terlebih dahulu di lokasi, langsung menghalau, meminta warga bubar dan menyimpan senjata tajam yang mereka bawa.
Didampingi Kapolres Minsel, AKB Iis Kristian; Kaban Kesbangpolinmas Mitra, Hendrik Sompotan, Perwira Penghubung Kodim 1302 Minahasa, Mayor Inf Tampilang; Camat Ratatotok Jani Rolos, Kapolsek Ratatotok Ipda Farly Panambunan dan sejumlah anggota Polri, Kaligis langsung bertemu tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan warga yang bertikai.
Kapolda Robby juga menyatakan pertikaian di Basaan dipicu masalah pribadi, bukan masalah SARA sebagaimana beredar luas di jejaring sosial.
“Kondisinya aman terkendali. Anda bisa lihat sendiri kan, tidak ada pembakaran rumah ibadah, seperti yang merebak. Kami sudah minta tokoh masyarakat dan perwakilan warga sama-sama menjaga stabilitas,” ujar Kaligis dikutip Tribun Manado.
Sebelumnya diberitakan media lokal Sulit, Gubernur Dr. SH. Sarundajang menyatakan, konflik dipicu akibat mabuk, bukan SARA.
“Konflik ini cuman akibat mabuk, cuman akibat masalah pribadi pemuda-pemuda dan ini di mana saja bisa terjadi,” jelas Sarundajang usai menghadiri Penutupan 3rd Asian Pasific Choir Game (APCG) di Hotel Sutan Raja Minahasa Utara (Minut), Jumat (18/10/2013) malam.
Seperti diketahui, telah beredar pesan broadcast di aplikasi Blackberry Messenger (BBM) dan situs jejaring sosial yang menyebutkan telah terjadi perang agama antara penganut Islam dan Kristen di Minahasa. (hid/hio/ybh)