JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. H. Nashirul Haq, MA, menjadi korban modus kejahatan teknologi kecerdasan buatan/ intelegensi artifisial atau artificial intelligence (AI) yang dilakukan orang yang tidak bertangggung jawab.
Pelaku memanfaatkan salah satu foto Ust. Nashirul yang sedang bediri di atas mimbar. Foto itu kemudian diedit sedemikian rupa menggunakan teknologi AI oleh pelaku sehingga terlihat seperti nyata.
Foto hasil rancang grafis itu kemudian dirubah menjadi video menampilkan Ust. Nashirul seolah olah sedang menyampaikan testimoni keunggulan sebuah produk kesehatan.
Jika tidak cukup teliti, sekilas video itu memang tampak nyata. Namun kalau diperhatikan sekali lagi, content hasil olah digital itu memiliki banyak sekali keganjilan. Mulai dari gerak mulut dengan audio yang tidak presisi, suara, kualitas gambar, sampai kekonyolan materi yang disampaikan.
Tak ingin dampak kejahatan cyber itu meluas, beliau pun segera mewanti wanti masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai modus kejahatan terutama di dunia maya.
“Beberapa waktu lalu nomor WA saya diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul akun FB palsu dengan nama Dr. Nashirul Haq, Lc, MA. Saya menduga akun tersebut dibuat oleh orang yang meng-hack/ meretas nomor WA tadi,” katanya dalam keterangannya diterima media ini, Kamis, 7 Shafar 1445 (24/8/2023).
Beruntung, nomor handphone beliau berhasil diamankan kembali. “Alhamdulillah nomor WA saya sudah berhasil saya ambil alih kembali setelah 7 hari sejak diretas,” katanya.
Adapun akun Facebook yang mencatut nama dan memasang foto Ust. Nashirul sampai saat ini masih ada. “Akun tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dengan memasang iklan produk dan sebagainya,” katanya.
Demi menghindari mudharat yang lebih besar dari pencatutan dan penyalahgunaan ini, ia menghimbau kepada siapa saja untuk ikut membantu menginformasikan bahwa akun yang mengatasnamakan dirinya tersebut adalah palsu.
Ia juga berpesan agar tidak mengajukan add friend dengan akun palsu tersebut atau tidak ikut men-share dan like serta melakukan upaya agar pihak Facebook melakukan take down terhadap akun tersebut atau melakukan berbagai upaya agar akun tersebut hilang bagi yang memiliki kemampuan.
Seperti diketahui, kejahatan dengan memanfaatkan kecedasan buatan atau artificial intelligence semakin mengkhawatirkan yang menyasar pengguna internet.
Bahkan pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyoroti dampak bahaya artificial intelligence. Terbukanya informasi di era globalisasi ini menjadi tantangan tersendiri terutama dalam aspek teknologi, politik, dan keamanan.
Karenanya, pemerintah memandang perlu penguatan teknologi guna menanggulangi dampak negatif dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence ini.* (ybh/hidayatullah.or.id)