JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. Dr. H. Nashirul Haq, MA, menerima kunjungan silaturrahim Wakil Menteri Urusan Keislaman Republik Maldives (Maladewa), H.E. Mr. Ibrahim Asim, yang sekaligus memimpin delegasi Imam dan Da’i dari Maladewa di Pusat Dakwah Hidayatullah, Jalan Cipinang Cempedak, Otista, Polonia, Jakarta, Jum’at, 6 Jumadil Awal 1446 (8/11/2024).
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah Nashirul Haq turut didampingi Ketua Departemen Hubungan Antarbangsa DPP Hidayatullah, Dzikrullah W. Pramudya, dan sejumlah jajaran lainnya.
Pertemuan ini dimulai dengan pengenalan oleh Nashirul Haq mengenai sejarah Hidayatullah, sebagai organisasi dakwah dan pendidikan Islam yang berkomitmen membangun peradaban Islam yang mulia.
Dia menerangkan, Hidayatullah didirikan dengan visi menjadi wadah bagi umat Islam Indonesia untuk memperkokoh akidah, memperkuat ilmu, dan membangun masyarakat berlandaskan nilai-nilai Islam.
Sebagai pilar dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam di era globalisasi yang terus berkembang, Hidayatullah juga fokus pada pengembangan kualitas para dai yang berperan sebagai pemandu spiritual masyarakat.
Sementara itu, Kementerian Urusan Keislaman di Maladewa memainkan peran fundamental dalam menjaga integritas nilai-nilai Islam di tengah masyarakat sekaligus mengawasi pelaksanaan ajaran keagamaan yang sesuai dengan kerangka hukum negara dan prinsip-prinsip syariah.
Kementerian ini mencakup inisiatif seperti mendirikan program-program bimbingan Islami yang komprehensif, mengelola lembaga amal untuk kesejahteraan umat, serta menghadapi tantangan sosial melalui kebijakan yang responsif dan partisipasi aktif masyarakat.
Forum pertemuan ini juga membahas tantangan yang dihadapi umat Muslim di tengah arus globalisasi yang kian pesat. Globalisasi memberikan dampak positif dalam memperluas akses informasi dan mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan. Namun, hal ini juga membawa tantangan serius terhadap pelestarian nilai-nilai Islam, terutama di negara-negara dengan mayoritas Muslim.
Salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan ini adalah peluang kerja sama antara Hidayatullah dan pemerintah Maladewa dalam memperkuat hubungan diplomatik berbasis nilai-nilai keagamaan.
Kerja sama semacam ini dinilai menjadi landasan bagi diplomasi yang mengedepankan nilai kemanusiaan dan perdamaian. Sebagai bagian dari masyarakat global, kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan di antara negara-negara Muslim, khususnya Indonesia dan Maladewa, akan berkontribusi dalam menciptakan stabilitas di kawasan masing-masing.
Dalam hal ini, Hidayatullah dapat berbagi pengalaman dan metodologi dalam pengembangan pendidikan Islam. Hal ini termasuk pelatihan dai dan imam yang berorientasi pada penguatan keilmuan dan spiritualitas. Dengan begitu, Hidayatullah dan Maladewa diharapkan dapat membangun kolaborasi yang tidak hanya memberikan manfaat bagi masing-masing negara, tetapi juga bagi umat Muslim secara global.
Dalam pada itu, program kerja sama ini bisa menjadi wujud konkret dari diplomasi berbasis nilai Islam yang berfokus pada solidaritas dan kebersamaan umat yang akan semakin memupuk hubungan persaudaraan antarnegara melalui jembatan dakwah dan pendidikan.[]