AdvertisementAdvertisement

Menyalakan Hati dengan Memperbanyak Istighfar

Content Partner

SECARA etimologi (bahasa) istighfar berasal dari turunan bahasa Arab yaitu ghafara – yaghfiru – ghafran – ghufrānan – maghfiratan, yang berarti  menutupi  atau  menyembunyikan.

Dalam bahasa Arab benda yang digunakan untuk menutupi kepala disebut mughfar. Sedangkan al-mighfar sendiri merupakan penutup kepala yang terbuat dari besi, biasanya digunakan oleh seorang yang ingin berperang untuk menutupi (melindungi) kepala dan leher.

Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI), istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah   SWT.  Yakni  dengan  cara  membaca  doa  kepada-Nya.  Sedangkan beristighfar ialah bermohon  (memohon)  ampunan-Nya  dengan  mengucapkan  lafadz Astaghfirullāh  (Saya memohon ampun kepada Allah yang maha agung).

Sebagian ulama memaknai  istighfar  sebagai  upaya  agar dosa  yang  sudah  terlanjur  dikerjakan  bisa  ditutupi bukan dihapus.  Setiap  dosa  akan berimplikasi kepada keburukan, sedangkan istighfar menutupi jalan munculnya imbas buruk dari dosa tersebut. Salah satu  cara  untuk  menutupi  dosa  adalah dengan  beristighfar  (memohon  ampun  kepada  Allah  SWT).

Manusia yang berbuat dosa seperti orang menanam benih tumbuhan jika dibiarkan tumbuh begitu saja, maka konsekuensinya akan menghasilkan tumbuhan yang rusak. Namun di saat manusia beristighfar, secara tidak langsung ia meminta kepada Allah Swt supaya menutupi benih dosa tersebut agar tidak berkembang menjadi sesuatu yang merusak.

Istighfar berarti memoan maghfirah  (penutup)  atau  perlindungan  kepada Allah Swt. dari konsekuensi dosa, akibat-akibat dosa, atau hal-hal buruk yang terjadi dikarenakan dosa tersebut. Bahkan orang yang beristighfar tidak lain meminta kepada Allah agar dijaga dari akibat-akibat  dosa yang pernah dilakukan. Baik dosa kecil atau besar, dosa rahasia ataupun terang-terangan, disengaja ataupun tidak.

Istighfar bukan hanya untuk pendosa atau orang yang pernah melakukan perbuatan dosa. Artinya istighfar tidak harus menunggu berbuat dosa terlebih dahulu tapi sebagai dzikir tameng atau benteng untuk melindungi dari terjebak ataupun terjerumus dari perbuatan dosa.

Istighfar adalah amalan yang dahsyat dan kebutuhan orang beriman, Allah SWT dalam  ayat-Nya  banyak memerintahkan kepada orang-orang beriman agar bersegera atau bersemangat untuk istighfar. Karena hakekat istighfar bisa mengantar kepada surga yang suci diperuntukkan bagi hamba-hamba yang suci dari dosa-dosa dan kesalahan. Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat 133.

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa

Pada hakikatnya istighfar (memohon ampun) kepada Allah Swt dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:

  1. Permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan, tetapi masih temporer dan belum disertai dengan taubat nasuha. Artinya, terkadang masih kemungkinan mengulanginya lagi di lain waktu. Entah karena khilaf, lupa atau lalai
  2. Permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan, diiringi dengan penyesalan yang sangat dan taubat. Artinya, ada komitmen kuat untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, baik dosa yang sama, sejenis ataupun yang lain.
  3. Permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan, disertai dengan  tidak  mengulangi  lagi  dan  disertai  dengan  perbaikan  diri.  Artinya, melaksanakan  segala  bentuk  perintah-Nya  dengan  bersungguh-   sungguh  dan istiqamah, meninggalkan semua dosa-dosa yang telah dilakukan maupun dosa-dosa lainnya.
  4. Istighfar juga bisa dimaknai zikrullāh yaitu sarana untuk  mengingat  Allah  yang  dilakukan  setiap  saat. Tujuannya agar mereka  tidak  terjatuh  dalam  perbuatan  dosa,  atau  menjadi benteng terjadinya dosa dalam bentuk kemaksiatan dan kedhaliman. 

Istighfar Kuncinya

Ketika istighfar sudah menjadi kebiasaan atau karakter maka di mana dan kapan saja bisa refleks untuk mengucapkan istighfar. Banyak sekali faedah dari istighfar, sebab istighfar adalah perintah Allah yang niscaya banyak kebaikan di dalamnya. Setiap melaksanakan perintah Allah pasti mengandung hikmah dan kebaikan. Sebaliknya bagi yang melalaikan perintah Allah maka tidak mendapatkan kebaikan.

Allah berfirman surat an-Nisa ayat 110:

وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Artinya “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Mendapati Allah dengan segala ampunan-Nya adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa. Allah maha pengampun atas segala dosa yang dilakukan oleh siapa pun yang bertobat kepada-Nya, maha penyayang dengan mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka yang bertobat.

Allah juga berfirman dalam surat Nuh ayat 10-12 :

 فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا

Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا

Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Tiga ayat surat Nuh di atas, memberikan informasi yang sangat jelas bahwa buah dari istighfar minimal ada empat.

  1. Menurunkan hujan lebat, hujan sebagai lambang turunnya rezeki yang melimpah dan berkah
  2. Memberikan  harta  yang  banyak atau kebutuhan yang cukup dalam kehidupannya sehari-hari
  3. Dimudahkan  mendapatkan  keturunan, sebagaimana harapan setiap pasangan suami istri
  4. Disediakan kebun-kebun dan sungai-sungai. Keduanya sebagai lambang kenikmatan dunia

Ibnu Abbas r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang senantiasa beristighfar maka Allah menjadikan kesedihannya berubah bahagia, tiap kesempitannya ada jalan keluar, dan diberi rezeki dari jalan yang tidak disangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)”.

Pada hadits di atas dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menjanjikan 3 hal yang akan diberikan   kepada   orang   yang   senantiasa   beristighfar.  

Pertama, Allah menjadikan kebahagiaan  dalam  setiap  kesedihan. Jika ada musibah apa saja bisa memaknai sebagai nikmat dari Allah yang menenangkan 

Kedua, Allah memberikan jalan  keluar  dari  setiap kesempitan.  Bisa memaknai kesulitan dan kesempitan sebagai jalan untuk dekat dengan Allah sehingga ada solusi

Ketiga, Allah memberikan rezeki yang datangnya dari arah  yang  sama  sekali tidak  terduga-duga,  tidak  diharapkan  dan  tidak  terlintas  dalam  benaknya. 

Istighfar tidak hanya  dengan  ucapan  atau  lisan  tapi diiringi  dengan perbuatan  dan  usaha  (ikhtiar) untuk menyesali, tidak mengulangi dan menambah amal kebaikannya.

Rabiah Adawiyah, wanita sufi dalam sejarah Islam mempertegas dalam ucapannya, “Istighfar kita kepada Allah membutuhkan istighfar yang banyak.”

Dengan memperbanyak istighfar, selain sebagai sarana mengingat kepada Allah sang Maha Pencipta juga untuk memohon ampun kepada-Nya; dapat mengingatkan hakikat diri sebagai makhluk-Nya yang lemah, tiada terlepas dari salah dan dosa; memberikan jalan keluar dari segala bentuk kesusahan dan kesempitan; dan mendapatkan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.

Orang yang suka beristighfar akan menyala hatinya. Ada rasa bahagia dan tenang, hilang rasa khawatir dan takut, tumbuh keyakinan dan optimism. Orang yang mendapatkan remisi hukuman apalagi dibebaskan dari penjara dunia, bahagia sekali. Apalagi jika dosa-dosa dan kesalahan diampuni oleh Allah Sang Maha Pengampun. Luar biasa, Allahu Akbar akan menyala hati orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala.

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Marriage is (not) Scary, Ibadah Terpanjang yang Menyatukan Keberkahan dan Tantangan

SEJAK remaja, saya selalu menjadi tempat curhat orang-orang di sekitar, dari teman dekat hingga kenalan singkat. Entah karena saya...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img