AdvertisementAdvertisement

Muslimat Hidayatullah Giatkan Cinta Al Qur’an Sambut Bulan Ramadhan

Content Partner

Tak kurang dari 300 warga muslimah binaan Mushida menjadi peserta daurah yang kali ini  bertajuk “Tingkatkan Motivasi dan Ghirah Tilawah al-Quran Menuju Keluarga Qurani”. / MASYKUR
Tak kurang dari 300 warga muslimah binaan Mushida menjadi peserta daurah yang kali ini bertajuk “Tingkatkan Motivasi dan Ghirah Tilawah al-Quran Menuju Keluarga Qurani”. / MASYKUR

Hidayatullah.or.id — Ragam cara melampiaskan kerinduan kepada bulan Ramadhan. Layaknya seorang tamu agung, Ramadhan menjadi bulan yang paling dinanti oleh seluruh kaum muslimin. Boleh dikata, sejak beberapa bulan terakhir, segenap umat Islam di seluruh dunia sudah merasakan getaran rindu tersebut.

Boleh jadi getaran ini pulalah yang kini dirasakan oleh Pengurus Muslimah Hidayatullah (Mushida) Wilayah Khusus Gunung Tembak, Balikpapan. Untuk itu, Mushida menggelar kegiatan Daurah Tahsin al-Qur’an, beberapa waktu lalu.

Menariknya, meski Ramadhan masih berbilang puluhan hari lagi, tapi hal itu tak mengurangi antusias warga muslimah Gunung Tembak mengikuti kegiatan tersebut. Tak kurang dari 300 warga muslimah binaan Mushida menjadi peserta daurah yang kali ini bertajuk “Tingkatkan Motivasi dan Ghirah Tilawah al-Quran Menuju Keluarga Qurani”.

Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang datang dari lokasi di luar kampus Hidayatullah Gunung Tembak.

“Alhamdulillah, saya dapat banyak ilmu dari acara daurah ini. Meski ternyata bacaan saya masih banyak yang keliru dan perlu dibetulkan,” ucap Juwairiyah (33) tersenyum. Ibu yang memiliki 4 orang anak ini mengaku rela berjalan kaki sekitar 1 km untuk mengikuti acara daurah tersebut.

Untuk mengantisipasi peserta yang membludak, acara yang digagas oleh Departemen Pengkaderan Mushida Balikpapan tersebut lalu dibagi per halaqah ummahat secara marathon selama empat pekan berturut-turut.

Selanjutnya, secara bergilir sebanyak 6 halaqah berbeda mengikuti acara Daurah Tahsin pada setiap pekan di hari Sabtu bulan Mei. Tercatat, Mushida Gunung Tembak yang dikomandani oleh Ustadzah Eming tersebut merangkul binaan warga muslimah sebanyak 24 halaqah ummahat. Biasanya, masing-masing halaqah ummahat terdiri dari 14-15 orang ibu-ibu.

Uniknya, walau peserta dibatasi sesuai pembagian halaqah ummahat yang ada, rupanya tak sedikit ibu-ibu warga yang memilih hadir dalam setiap pekannya untuk belajar. Meski demikian, hal itu tidak menjadi soal bagi panitia. Bagi panitia, yang demikian justru bisa menjadi pemicu dan teladan bagi yang lain untuk tetap semangat memperbaiki bacaan al-Qur’an.

“Kami sangat bersyukur atas respon ibu-ibu warga dalam pembelajaran ini. Hal ini jadi motivasi dan contoh yang baik dalam fastabiqul khairat menjelang bulan Ramadhan ini,” terang Siti Syamsiah Abdullah, panitia acara.

Acara yang bertempat di Gedung Serbaguna Prasmanan Hidayatullah tersebut menghadirkan Muhammad Yahya bersama istrinya, Ayu Sumayyah sebagai pemateri. Sepasang suami istri itu didaulat untuk mengisi daurah sekaligus sebagai pembina bacaan al-Qur’an warga muslimah Gunung Tembak selama ini.

Selain praktik secara langsung, para peserta juga banyak menambah ilmu tentang materi makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf-huruf) dan sifat al-huruf (sifat-sifat huruf Hijaiyah).

“Khusus untuk kegiatan daurah ini kami menggabungkan antara teori tahsin dan praktiknya secara langsung.” Ucap Yahya menjelaskan.

Untuk itu, seluruh ibu-ibu warga secara bergantian diminta mempraktikkan langsung pelajaran yang telah disimak sebelumnya. Bahkan tak jarang beberapa ibu terpaksa harus mengulang hingga berkali-kali, jika ternyata bacaannya belum tepat dan belum dianggap lulus oleh pemateri.

“Terkadang kita asyik dengan bacaan sendiri. Rupanya jika bacaan itu diperdengarkan ke orang lain, masih banyak yang perlu dibenahi,” ungkap Ummi Salami, seorang peserta daurah. Ia mengaku harus lebih giat membaca al-Quran selama Ramadhan nanti.

“Mudah-mudahan daurah ini menjadi motivasi untuk lebih banyak tadarrus al-Quran. Sebab memang ia butuh banyak latihan dan pembiasaan,” imbuh Salami semangat.

Kini seiring waktu, bulan Ramadhan terus berjalan mendekat. Bulan yang hari-harinya sarat dengan berkah dan ampunan. Di dalamnya ada janji kemenangan yang mencerahkan. Namun semua itu tentu berpulang kepada sambutan dan persiapan serta cara orang itu menyiikapi Ramadhan.

“Kemenangan itu hak mutlak dan pemberian dari Allah. Namun seperti apa kadar kemenangan yang diberikan, itu bergantung dengan seperti apa kadar persiapan itu sendiri,” tegas Ustadz Abdurrrahman Muhammad, Pimpinan Umum Hidayatullah, di hadapan warga Gunung Tembak, beberapa waktu lalu.

Sudahkah kita telah bersiap menyambut kemenangan yang dijanjikan itu?. (Masykur)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img