MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah KH Naspi Arsyad mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan persaudaraan di tengah beragam perbedaan pandangan dalam masalah cabang (khilafiyah furu’iyah). Apalagi perbedaan pendapat (ikhtilâf) sebenarnya omnipresent atau bisa terjadi di mana-mana, tidak terkecuali dalam masalah-masalah fiqih.
“Jadi jangan karena masalah khilafiyah memecah persatuan kita. Ikhtilaf hari ini sering mengarah kepada iftiraq atau perpecahan,” kata Naspi Arsyad.
Kekhawtiran tersebut bukan tanpa alasan. Apalagi, lanjut Naspi, disadari atau tidak kondisi umat yang sering terjebak perselisihan dalam hal yang tidak prinsip kerap kali berujung selisih dan akhirnya meretakkan persaudaraan.
Karenanya, calon anggota DPD RI asal Kalimantan Timur (independen) ini menekankan pentingnya meneladani kemuliaan akhlak Muhammad Rasulullah Shallallaahu ‘alahi wasallam yang perangainya menuntut umatnya agar selamat (dirinya) dan menyelamatkan (orang lain). Menurutnya, inilah golongan al-firqah as-salimah.
“Al-Firqah As-Salimah adalah mereka yang menganut Ahlussunah Sunnah wal Jamaah. Pastikan gerakan kita adalah dalam firqah itu, yakni kelompok orang-orang yang diselamatkan oleh Allah SWT,” pesannya.
Dia menjelaskan, meskipun secara normatif predikat muslim sudah cukup, namun secara faktual istilah muslim ini berkembang hingga lahirlah istilah Islam Nusantara.
“Ini yang harus difahami oleh setiap kader untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat umum agar jangan sampai tidak bisa membedakan secara faktual tentang Islam yang hakiki,” ujarnya.
Dia menambahkan, tuntutan untuk memiliki kepribadian yang prima serta memiliki bakat sesuai yang diinginkan ummat sedang kebingungan dengan kondisi agamanya hari ini adalah tujuan dari jenjang kekaderan ini.
“Ketaatan kita kepada Allah dan rasul-Nya merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dengan pemimpin kita, ini jika benar benar jika kita beriman kepada hari kemudian,” pungkasnya.
DPW Hidayatullah Sulsel menggelar acara Marhalah Wustha di Hotel Mutiara Khadijah, Makassar, dibuka pada Kamis, 10 Muharram 1440 (20/9/2018). Peserta Marhalah Wustho terdiri dari 40 orang dari Sulsel dan Sulbar. Agenda acara berlangsung selama 4 hari 19-23 September 2018
Acara serupa sebelumnya diadakan oleh DPW Hidayatullah Sulbar dua tahun sebelumnya dan dari Sulsel mengirimkan pesertanya pada momen yang menitik beratkan pada peningkatan kualitas pribadi kader dai.
Acara yang diselenggarakan oleh DPW Hidayatullah Sulsel ini mengangkat tema “Menuju Spirit, Meneguhkan Jati Diri, Menuju Sukses Dakwah dan Tarbiyah”.
Kegiatan reguler tersebut, dikatakan panitia, dilakukan mengingat pentingnya up-grading kader yang ditempatkan di berbagai daerah dan unit-unit amal usaha. */Muhammad Bashori