Hidayatullah.or.id – Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama Republik Indonesia (Puslitbang Kemenag RI) sedang menyiapkan naskah akademik untuk pengembangan pendidikan bela negara di pesantren.
Ormas Hidayatullah yang membawahi amal usaha ratusan pondok pesantren termasuk pihak yang didapuk menjadi narasumber pengkaji untuk menelaah hal tersebut dalam even lokakarya (workshop) belum lama ini.
Kabid Litbang Pendidikan Pesantren Kemenag RI, Muhammad Murtadlo, dalam laporannya menyatakan, workshop ini dilakukan sebagai langkah penyiapan naskah akademik “Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Pesantren”.
Setelah itu, lanjut dia, akan dirumuskan rekomendasi bahan pengembangan kebijakan sebagai acuan penyusunan dokumen program pendidikan bela negara di pesantren oleh Kemenag RI.
Murtadlo mengatakan naskah akademik tersebut tidak sekedar hasil yang tertulis. Akan tetapi, lebih teraplikasikan dalam dunia nyata.
“Bela negara, representasi berbangsa dan bertanah air artinya dimulai dari pesantren untuk pesantren, bangsa dan negara,” imbuhnya.
Murtadlo menambahkan, lokakarya Bela Negara yang digelar di Hotel Grand Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan, bulan ini (7-9) merupakan workshop terakhir yang sebelumnya telah digelar di Bogor pada April 2017, dan di Solo pada bulan berikutnya.
“Workshop di Makassar ini menjadi finalisasi penyusunan naskah akademik. Kami berharap naskah akademik ini akan maksimal karena pokok pikiran yang ada dalam naskah ini merupakan representasi usulan dari para ulama akademisi,” paparnya.
Kepala Balai Litbang Agama (BLA) Makassar, Hamzah Harun, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan yang bisa membangun jiwa raga kita adalah pesantren. “Pesantren merupakan garda terdepan dalam membela negara,” tandas Hamzah.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D, saat membuka acara ini mengatakan dengan digelarnya lokakarya Pendidikan Bela Negara (PBN) di Pesantren bisa menumbuhkembangkan informasi kepada publik bahwa pesantren sejak zaman penjajahan hingga sekarang terus mencintai Tanah Air. (kem/hio)