AdvertisementAdvertisement

Perjalanan Dua Mujahid Menuju Syahid (1)

Content Partner

Almarhum Ustadz Fery Andi dan Ustadz Muhammad Rusydi (Foto: Ist/ hidayatullah.or.id)

SALAH satu program Hidayatullah di mana saja adalah membangun kultur silaturrahim kepada siapapun baik itu pejabat, tokoh, dan berbagai elemen masyarakat. Apalagi di bulan Syawal yang dikenal sebagai bulan silaturrahim.

Sore Ahad, 14 Maret 2024, atau hari lebaran kelima, rombongan pengurus Hidayatullah Waykanan hendak silaturrahim. Bapak-bapak naik motor berboncengan dan rombongan ibu-ibu bersama anak-anak naik mobil.

Silaturahim dari Ashar hingga Maghrib. Setelah selesai silaturrahim diusulkan agar ada yang pulang duluan untuk jaga pondok karena kosong dan rawan.

Awalnya hanya Ustadz Fery Andi yang hendak pulang duluan, tapi Ustadz Muhammad Rusydi berinisiatif untuk menemaninya. Akhirnya keduanya berboncengan pulang duluan.

Dalam perjalanan pulang kondisi gelap, gerimis, dan jalan licin. Ternyata ada mobil truk mogok di tengah jalan, bukan di pinggir. Sehingga, motor yang dikendarai Ustadz Rusydi dan Ustadz Fery tak bisa menghindar menabrak truk tersebut dan keduanya langsung wafat di tempat.

Inna lilahi wa inna ilaihi rojiun

Tulisan pertama ini, merangkai cerita dakwah Almarhum Ustadz Muhammad Rusydi sebagai Ketua DPD Hidayatullah Waykanan.

Muhammad Rusydi sejak Mts hingga Aliyah menjadi santri di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak.

Sempat lanjut kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah Depok tapi karena sakit hingga pulang ke Penajam Paser Utara.

Setelah sembuh, Rusydi mengabdikan diri menjadi guru dan pengasuh di Sekolah Alam di Manggar Balikpapan. Sempat beberapa tahun membantu mengawal pendidikan di sekolah alam.

Tahun 2012 ikut pernikahan Mubarakah di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Rusydi mendapatkan istri peserta termuda yaitu Anisatul Alifiah putri dari Bapak Imam Thohari dan Ibu Aisyah.

Muhammad Rusydi anak ke tiga dari 6 bersaudara. Dikenal sangat taat sama orang tua dan rajin.

Meski sudah berkeluarga, apapun yang diperintah ibunya maka tetap dijalankan, tanpa membantah dan mengeluh sedikitpun.

Tahun 2020 akhir atau pasca Musyawarah Nasional (Munas) Hidayatullah, Muhammad Rusydi dan keluarga mendapatkan tugas dakwah ke Lampung.

Awalnya berat karena jauh dari Kalimantan ke Sumatera. Anak sudah tiga dan sebelumnya meninggal dua. Tapi karena jiwa santri dan mental kadernya maka beliau tetap berangkat tugas dakwah.

Meski baru pertama tugas dan menjadi ketua DPD Waykanan, tapi beliau bisa menjadi katalisator dakwah. Setiap hari programnya silaturahim ke tokoh dan rumah-rumah masyarakat sekitar. Mengisi kajian di mushola dan masjid sekitar

Wajar beliau sangat dikenal dan dekat dengan masyarakat dan pejabat. DPW sempat berencana memindahkan beliau ke DPD Pesawaran tapi masyarakat keberatan dan tidak setuju sehingga tak jadi dimutasi.

Di mata DPW Lampung, Muhammad Rusydi dan Fery Andi adalah motor penggerak dakwah yang layak dijadikan teladan. Meski kondisi fasilitas dan finansial terbatas tapi tetap semangat dan tidak banyak menuntut.

Banyak kemajuan dan gebrakan dakwah yang dilakukan sejak datang ke Hidayatullah Waykanan. Keuletan dan kegigihannya yang menopang langkah dakwahnya.

Masyarakat, keluarga, dan teman-temannya merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Muhammad Rusydi. Beliau dikenal taat, rajin, sederhana, ramah, tekun dan baik dalam bergaul.

Muhammad Rusdi wafat dengan meninggalkan satu istri dan 4 anak.
Anak pertama, Fathun Mubarok, 10 tahun kelas : 4 SD. Beberapa waktu juara tahfidz mewakili desa juara di kecamatan dan seharusnya bulan depan maju ke lomba tingkat kabupaten.

Anak kedua, Na’ilah Althafunnajdah, 7 tahun masih TK besar. Anak ketiga, Muhammad Ammar Mubarok, 4 tahun. Anak keempat, Naura Aulia Salsabila, 3 tahun.

Semoga Allah memberikan ampunan dan pahala kebaikan kepada beliau serta kedudukan yang mulia yaitu syurga kepada Muhammad Rusydi. Keluarga yang ditinggalkan mendapatkan hikmah dan kesabaran yang besar.

[Baca halaman selanjutnya]

*) Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Al-Alaq sebagai Tantangan Intelektual Menemukan Tuhan

TULISAN ini bukanlah sebuah tafsir, melainkan hasil ikhtiar refleksi diri mentadaburi surah Al-‘Alaq yang penulis merasa perlu renungkan kembali...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img