![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2025/02/papua-barat.jpeg)
DALAM Rakernas Hidayatullah beberapa bulan lalu, penghargaan dari Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) diberikan kepada sejumlah program sinergi yang berhasil.
Salah satu penghargaan bergengsi itu diraih oleh Muslimat Hidayatullah (Mushida) Papua Barat atas program “Gizi untuk Balita Terlantar”. Program ini memberikan gizi kepada anak-anak stunting di daerah Satuan Pembangunan (SP), wilayah yang memiliki akses sulit dan keterbatasan fasilitas kesehatan.
Meski medan yang berat dan keterbatasan sumber daya, para ibu Mushida tetap bersemangat menjalankan misi ini. Mereka membawa shadaqah berupa sembako kepada keluarga-keluarga yang mengalami kekurangan gizi, sehingga anak-anak mereka dapat memperoleh nutrisi yang lebih baik.
Dedikasi Mushida Papua Barat ini membuahkan penghargaan, berkat keberhasilannya memenuhi sejumlah indikator, seperti keterlibatan banyak pihak, dampak sosial, keberlanjutan program, inovasi yang diterapkan, jumlah penerima manfaat, serta kualitas dokumentasi dan laporan.
Selain sebagai organisasi sosial, Mushida Papua Barat juga memiliki peran strategis dalam dakwah Islam di wilayah ini. Program-program mereka mencakup berbagai aspek, mulai dari pendidikan, sosial, hingga pelatihan keagamaan yang bersifat praktis.
Beragam Program Pemberdayaan
Salah satu program unggulan Mushida Papua Barat adalah Sedekah Jumat (Semat) yang dilaksanakan dua kali dalam sepekan. Kegiatan ini melibatkan jamaah masjid, guru-guru, dan wali santri dalam menyalurkan makanan kepada yang membutuhkan.
Ada yang menyiapkan lemari kaca di masjid untuk meletakkan makanan dan kue, sementara sebagian lain membagikan langsung kepada santri putra dan putri. Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga membangun kebiasaan berbagi dalam masyarakat.
Di bidang dakwah, Mushida mengelola Rumah Qur’an (RQ) sebagai sarana pembinaan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an, shalat, dan akhlak. Kegiatan ini berlangsung lima hari dalam sepekan pada sore hari.
Dengan adanya program ini, banyak anak yang mengalami peningkatan dalam keterampilan membaca Al-Qur’an serta pemahaman tentang ibadah.
Selain itu, Mushida juga mengadakan pengajian wali santri setiap bulan, dengan materi yang mencakup fiqih wanita, parenting, serta pembinaan keluarga Islami. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran ibu dalam mendidik anak-anak mereka agar menjadi generasi Islami yang kuat.
Mushida menyadari bahwa salah satu aspek penting dalam kehidupan beragama adalah memahami kewajiban fardhu kifayah, terutama dalam perawatan jenazah.
Oleh karena itu, mereka mengadakan pelatihan perawatan jenazah yang diperuntukkan bagi para ibu. Pelatihan ini mencakup tahapan memandikan, mengkafani, hingga tata cara pemakaman yang sesuai dengan syariat Islam.
Mushida Papua Barat juga aktif dalam membina generasi muda melalui Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang ditujukan bagi santri SMP dan SMA. Program ini bertujuan menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan semangat dakwah sejak dini.
Di bidang kepanduan, Mushida mengadakan pelatihan rutin untuk melatih kedisiplinan, keorganisasian, serta ketangkasan santri. Program ini bekerja sama dengan kepengasuhan dan kesiswaan di sekolah-sekolah Hidayatullah.
Sadar akan pentingnya pemahaman tentang pernikahan, Mushida juga mengadakan pelatihan pranikah bagi santri putri yang telah memasuki usia pernikahan.
Program training pra nikah ini membekali mereka dengan ilmu tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga, cara mengatasi konflik keluarga, serta pemahaman mendalam tentang tujuan pernikahan dalam Islam.
Saat Ramadhan, Mushida mengadakan Training Ramadhan Produktif guna meningkatkan pemahaman santri dan jamaah tentang bagaimana menjalani Ramadhan dengan lebih aktif dan penuh manfaat. Training ini bertujuan untuk membangun semangat ibadah, bukan sekadar menjadikan Ramadhan sebagai ajang bermalas-malasan.
Disamping itu, Mushida Papua Barat telah berhasil membentuk enam halaqah ibu-ibu yang tersebar di beberapa daerah, seperti Manokwari, Bintuni, Fakfak, Manokwari Selatan, dan Kaimana. Kegiatan halaqah ini meliputi kajian Sistematika Wahyu, hafalan Al-Qur’an, serta tahsin tilawah.
Selain itu, Mushida juga turut serta dalam Hari Solidaritas Jilbab Sedunia dengan mengumpulkan jilbab dan gamis untuk diberikan kepada santri putri serta muslimah di Papua Barat. Di Fakfak, aksi solidaritas ini dilakukan dengan cara unik, yaitu mengumpulkan jilbab melalui media sosial, lalu mendistribusikannya ke pulau-pulau terpencil.
Terus Bergerak Penuh Dedikasi
Mushida Papua Barat termasuk baru dari pemekaran DPW Papua sebelumnya. Mushida Papua Barat telah mengalami beberapa periode kepemimpinan. Periode pertama (2011-2015) dipimpin oleh Ustadzah Kasmawati didukung Sekretaris Ustadzah Sri Haryani dan bendahara Ustadzah Eva Baryanti, dilanjutkan oleh Ustadzah Eva Baryanti dengan sekretaris Ustadzah Fadliyah dan bendahara Ustadzah Hadrianti Rukmana pada periode kedua (2016-2020).
Adapun pengurus PW Mushida Papua Barat Periode 2021-2025 kini, dipimpin oleh Ustadzah Nadrah As, sekretaris Ustadzah Hadrianti Rukmana dan bendahara Ustadzah Sri wahyuningsih.
Pengurus departemen ada Ustadzah Yuli Puji Setianingrum, Ustadzah Istiqomah, Ustadzah Yuyun Yuniati dan Ustadzah Kamini. Sebagian masih merangkap dua departemen karena kekurangan sumber daya insani.
Meskipun memiliki banyak program inovatif, Mushida Papua Barat tetap menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal keterbatasan sumber daya manusia dan finansial. Namun, dengan semangat dakwah dan keikhlasan, mereka terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat Papua Barat.[]
*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah. Ditulis sebagai tajuk “Laporan Perjalanan” di sela sela kunjungannya ke Papua beberapa waktu lalu.