MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) — Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (PKTRANS Kemendesa PDT RI) bekerjasama dengan DPP Hidayatullah dalam mengembangkan Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Mental Spiritual/Rohaniawan Pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB) Wilayah Sulawesi, Sumatera, Maluku, Kalimantan dan Nusa Tenggara tahun 2019.
Balai Pusat Latihan Masyarakat Makassar (BPLMM) di Jalan Daeng Ramang KM. 16 dipilih sebagai tempat berlangsungnya acara dari tanggal 29 April hingga 3 Mei ini.
Dalam komitmennya, program 2020–2024 peningkatan sumber daya insani melalui aktifitas Islamic centre di semua kawasan perkotaan baru. Pihaknya menuntut semua pengelola agar menjadikan tempat tugasnya sebagai wahana komunikasi, peningkatan kualitas keagamaan dan pusat ekonomi umat.
Kepala Dirjen PKTRANS Dr Ir H. Muhammad Nurdin, MT dalam sambutannya mengatakan dirinya sangat menginginkan kualitas kegiatan di setiap Isamic center yang dikelola menyamai kualitas pondok–pondok besar yang ada di Jawa.
“Makanya saya menggandeng Hidayatullah dan beberapa alumni Pondok Pesantren Lirboyo,” kata Nurdin.
Menyitir semangat para perintis di beberapa KPB, ia mencita citakan agar semua Islamic centre dengan manajemen yang terukur dan profesional sehingga menjadi ‘serambi-serambi Makkah’ di wilayah masing-masing,” tuturnya.
Di hadapan peserta yang berjumlah 25 orang itu, Kepala Dirjen PKTRANS banyak mengapresiasi semangat para dai dan pengurus Islamic Centre yang dengan fasilitas seadanya bahkan harus ‘bahagia’ bermukim dengan keluarganya mendiami sisi bangunan masjid.
Begitu juga Ketua Departemen Dakwah dan Penyiaran DPP Hidayatullah Drs Shohibul Anwar menyampaikan hal senada, peserta yang hadir adalah orang istimewa pilihan Allah yang dipilih sebagai pengurus rumah-Nya.
“Faktanya hari ini, orang bisa membangun masjid dengan megah namun banyak yang lalai untuk memakmurkannya dikarenakan mengurus Islamic centre atau masjid hanya sisa waktu dari kesibukannya” ujarnya.
Diharapkan dengan pelatihan ini peserta mampu meningkatkan kualitas Ulumuddin atau ilmu agamnya dan semakin professional dalam menjalankan tugasnya.
Di antaranya materi Pengembangan Masyarakat Berbasis Masjid/Islamic Centre, Membangun Aspek Pendidikan, Sosial dan Ekonomi Umat dari Islamic Centre dan beberapa materi lain yang disampaikan langsung oleh Ketua Pos Dai Ahmad Suhail bersama trainer SLR Asep Supriatna.
Selama lima hari ditempa di Balai Latihan Masyarakat seluruh peserta sangat berantusias dan optimis untuk bisa segera mengaplikasikan semua konsep manajemen dan hasil sharing dengan pengelola Islamic centre lainnya serta memberi manfaat seluas-luasnya.
“Makin semangat saya, banyak yang baru saya dapat di pelatihan ini terutama semangat teman-teman pengurus dengan tantangan yang berat dan berbeda beda namun bisa sabar kemudian bisa dapat pertolongan Allah,” ujar Safar pengelola Islamic Centre di desa Maloy, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur.*/Muhammad Bashori