Assalamu’alaikum Wr Wb
Sikap seorang muslim sejati seharusnya bersuara satu tidak ada pilihan lain, bahwa acara Miss World di Indonesia wajib ditolak. Diantara alasannya adalah sebagai berikut:
1. Kapitalisasi Perempuan
Kontes kecantikan menjadikan perempuan dan tubuhnya dieksploitasi sebagai barang dagangan alat promosi industri rating media, industri alat komestik dan industri fashion di atas penggung, catwalk, majalah, Koran, dan televisi yang martabat perempuan.
2. Dusta Konsep 3 B
Brain (kecerdasan), Beauty (Kecantikan) dan Behaviour (Kepribadian) hanya polesan, terbukti tidak ada kontestan yang fisiknya kurang. Maka mendukung ajang ini sama saja dengan melanggengkan penjualan tubuh perempuan dan pembiaran Dusta 3B.
3. Kampanye Liberalisasi Budaya
Posisi Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, juga tren dewasa ini bahwa Indonesia menjadi “kiblat” dunia Islam. Bukan “Kiblat prestasi” tapi akan jadi “Kiblat Liberalisasi” rendahan.
4. Motif Eksploitasi Ekonomi terselubung
Populasi 235 juta penduduk negeri ini adalah market menggiurkan bagi penjualan berbagai komoditi. Pemegang hak siar malam final Miss World yang di Indonesia di tangan MNC, dipastikan akan meraup pundi-pundi rupiah dari para pemasang iklan yang mengerubutinya.
5. Kedok Pariwisata
Indonesia sudah cukup dikenal dengan kekayaan dan keindahan alamnya, tanpa harus menjual tubuh wanita! Lagi pula apa artinya mengenalkan Indonesia kalau dilakukan dengan cara merusak negeri ini.
6. Ajang Arus Penyesatan
Adanya pengaburan opini seolah-olah kontes tersebut akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Misal opini bahwa kontestan Miss World disyaratkan melakukan aksi sosial/kemanusiaan. Aksi sosial bisa dilakukan tanpa harus melalui kontes ini.
7. Membawa Negara Tunduk pada Korporasi
Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap ijinkan, berarti menegaskan pemerintah tidak peduli, gagal menjaga moralitas bangsa dari bahaya liberalism budaya. dan “tunduk” di bawah pengaruh pemilik korporasi, tidak melindungi rakyat
“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digulung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR. Imam Muslim].
Siapapun yang sedang melihat larangan Allah diterjang, agama-Nya ditinggalkan, sunnah Rasul-Nya dijauhi, namun hatinya dingin dan lisannya terkunci, adalah tidak tersisa agama dan kebaikan padanya. Orang tersebut seakan setan bisu (dari menyuarakan kebenaran) sebagaimana orang yang menyuarakan kebatilan adalah setan berbicara. (Ibnu Qoyyim alJauziyah).
Apakah kita rela memiliki identitas sebagai setan bisu?
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Ma’rifaturrizza
Ibu Rumah Tangga, Jl Perum Pandean, Sooko Gg VII/28 Mojokerto