AdvertisementAdvertisement

Wasathiyah dan Indonesia sebagai Rujukan Dunia dalam Perdamaian

Content Partner

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sekaligus negara yang damai. Tak heran jika Indonesia kerap menjadi kunjungan negara-negara lain yang ingin melihat contoh kehidupan bernegara dan beragama yang harmonis.

“Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang multi etnis, multi budaya, multi segala-galanya tetapi hidup rukun, damai,” ujar Ketua Umum DPP Hidayatullah, Ust H Dr Nashirul Haq, MA, saat bertandang ke Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim, di-update laman Ummulqurahidayatullah.id, Selasa, 12 Shafar 1445 (29/8/2023).

“Kan yang ribut itu di medsos aja itu, buzzer-buzzer itu, kan! Jadi kayak panas betul. Tapi di masyarakat kan adem, damai. Dibanding dengan negara-negara muslim lainnya, penduduknya sedikit tapi luar biasa perangnya enggak pernah berhenti,” tambahnya.

Ustadz Nashirul Haq mencontohkan beberapa negara-negara di Timur Tengah yang kerap terjadi perang saudara, seperti Yaman, Sudan, dan lain sebagianya.

“Memang sekarang ini Indonesia ini menjadi rujukan dunia dalam hal perdamaian,” ungkapnya.

Beberapa bulan terakhir ini Ustadz Nashirul Haq mengaku telah mengikuti beberapa acara konferensi internasional di beberapa kota, antara lain Solo dan Bali.

“Semua (negara peserta konferensi internasional itu) berbicara tentang perdamaian, bicara tentang wasathiyah. Nah, terakhir baru-baru ini di Jakarta juga dari banyak negara, juga bicara tentang wasathiyah juga,” ungkapnya.

Wasathiyah, tambahnya, merupakan ajaran Islam yang diyakini bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dunia yang luar biasa saat ini.

Oleh karena itu, terkait posisi Indonesia sebagai rujukan perdamaian dunia, menurut Nashirul Haq, kaum Muslimin Indonesia harus benar-benar bisa menerapkan konsep wasathiyah.

“Tentu kita kaum Muslimin apalagi Hidayatullah yang menjadikannya sebagai salah satu jati diri, benar-benar bisa mengimplementasikan konsep al-wasathiyah itu. Sehingga nanti kalau berbicara tentang wasathiyah itu ada rujukannya,” ujarnya berpesan.

Ceramah itu disampaikan di Masjid Ar-Riyadh sehari setelah acara Kegiatan Kebudayaan Organisasi Kerja sama Islam/OKI (OIC-CA) 2023 yang digelar di Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, Selasa (11/7/2023).

Dr Nashirul Haq mengapresiasi segenap warga Hidayatullah atas kerja kerasnya menyukseskan kegiatan OKI di Gunung Tembak.

Menurut Ustadz Nashirul Haq, OIC-CA 2023 yang di antaranya digelar di Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak merupakan bentuk pengakuan terhadap Hidayatullah.

“Tentu dipilihnya (Pesantren Hidayatullah) Gunung Tembak ini adalah suatu pengakuan, penghargaan dari Pemerintah (Indonesia) dan juga dari OKI sendiri,” ujarnya, Rabu (12/7/2023) bakda subuh.

Ia menjelaskan, Kalimantan Timur (selain DKI Jakarta) dipilih sebagai salah satu tuan rumah OIC-CA 2023 tentu banyak pertimbangan.

Selain karena alamnya, sumber dayanya, budayanya, juga mungkin untuk memperkenalkan Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara Nusantara, kata dia.

“Nah, ketika berbicara tentang Kalimantan Timur memang berbicara pesantren memang tidak pernah ada pilihan lain kecuali Hidayatullah dan itu sejak dulu,” ungkapnya.

“Jadi ini sudah menjadi image yang sangat baik, reputasi yang luar biasa (bagi Hidayatullah),” tambahnya.

Acara internasional itu digelar kurang dari 140 hari menjelang acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah (23-26/11/2023) yang juga insya Allah berlangsung di Gunung Tembak.* (SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img