اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً، فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah Nya pada kesempatan Jum’at hari ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan memberikan anugerah kepada kita semuanya untuk bisa hadir memenuhi panggilan-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam beserta seluruh keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Di tengah berbagai tantangan dan cobaan hidup yang tak henti-hentinya menerpa, baik itu kesulitan ekonomi, masalah sosial, hingga konflik global, seringkali hati kita merasa berat, pikiran diliputi kekhawatiran, dan bahkan muncul rasa putus asa.
Namun, sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk tidak pernah kehilangan harapan. Islam mengajarkan kita sebuah konsep penting yang relevan dalam setiap zaman, yaitu optimisme yang profetik.
Apa itu optimisme yang profetik? Ini bukan sekadar optimisme buta tanpa dasar, bukan pula sikap acuh tak acuh terhadap realita.
Optimisme yang profetik adalah optimisme yang berakar kuat pada keyakinan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengikuti teladan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dan dilandasi dengan usaha serta ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Insyirah ayat 5-6:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
Ayat ini diulang dua kali, menunjukkan penegasan dan jaminan dari Allah bahwa setelah setiap kesulitan, pasti akan datang kemudahan.
Ini adalah janji yang harus menguatkan hati setiap mukmin. Keyakinan pada janji ini adalah pilar pertama optimisme profetik. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam Al Qur’an surah Yusuf ayat 87:
وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir”
Ayat ini secara tegas melarang kita untuk berputus asa dari rahmat Allah.
Keputusasaan adalah sifat orang-orang kafir, karena mereka tidak memiliki keyakinan yang benar akan kekuasaan dan kasih sayang Allah.
Bagi seorang mukmin, putus asa adalah dosa hati yang harus dihindari.
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam adalah teladan terbaik dalam optimisme.
Di saat hijrah ke Madinah, ketika kaum Muslimin tertindas di Mekah dan menghadapi ancaman berat, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tidak putus asa.
Beliau merencanakan hijrah ke Madinah dengan penuh keyakinan akan pertolongan Allah, meskipun jalur yang ditempuh sangat berbahaya. Hasilnya, Islam berkembang pesat di Madinah.
Begitu juga dalam perang Badar, dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit dan perlengkapan seadanya, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tetap memancarkan optimisme dan memotivasi para sahabat, hingga akhirnya meraih kemenangan yang gemilang.
Demikian pula, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga dalam membangun semangat optimisme ketika peristiwa Thaif, setelah ditolak dan dilempari batu oleh penduduk Thaif, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tetap mendoakan mereka dan tidak menyimpan dendam.
Beliau yakin bahwa dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang beriman.
Realitas ini menunjukkan bahwa optimisme profetik bukanlah pasif, melainkan optimisme yang aktif, disertai dengan doa, usaha, dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Optimisme profetik mengharuskan kita untuk beriman pada takdir. Ketika menghadapi musibah, kita yakin bahwa di balik itu ada hikmah dan kebaikan yang belum kita ketahui.
Sebagaimana sabda Nabi Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia mendapatkan kesusahan, ia bersabar dan itu baik baginya.”
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Optimisme bukan berarti berdiam diri menunggu keajaiban. Justru sebaliknya, optimisme profetik mendorong kita untuk terus berikhtiar semaksimal mungkin, setelah itu baru bertawakal kepada Allah.
Doa adalah senjata mukmin. Dengan doa, kita menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah dan keyakinan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
“Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku”
Jika kita berprasangka baik bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan yang terbaik bagi kita, maka insya Allah demikianlah adanya.
Sebaliknya, jika kita berprasangka buruk, maka hal itu bisa jadi mengundang hal yang tidak baik pula.
Oleh karena itu, optimisme profetik menuntut kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah dalam setiap keadaan.
Optimisme profetik juga berarti menjadi sumber inspirasi dan harapan bagi orang lain.
Di tengah masyarakat yang seringkali diselimuti keluh kesah, seorang muslim yang optimis akan menjadi lentera yang menerangi, memberikan semangat, dan mengajak kepada kebaikan.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam selalu memberikan kabar gembira dan tidak pernah membuat orang merasa putus asa.
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Optimisme yang profetik adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ia adalah kekuatan yang membangkitkan dari keterpurukan, cahaya di tengah kegelapan, dan motivasi untuk terus berjuang di jalan Allah.
Marilah kita senantiasa memupuk optimisme ini dalam diri kita, dalam keluarga kita, dan dalam masyarakat kita.
Dengan optimisme yang berlandaskan iman, insya Allah kita akan mampu menghadapi segala cobaan dan meraih keberkahan hidup.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjadi hamba-Nya yang optimis, yang selalu berprasangka baik kepada-Nya, dan yang tidak pernah berputus asa dari rahmat dan pertolongan-Nya. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِِّجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ
!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(Untuk mengunduh naskah ini ke format PDF, klik icon “print” pada share button di bawah lalu pilih simpan file PDF)