AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Enam Bekal Agar Bahagia Hidup di Dunia dan Akhirat

Content Partner

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman dan Islam. Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang dengan rahmat-Nya kita masih bisa menikmati hari ini dengan penuh rasa syukur.

Kita semua, hamba-hamba Allah yang lemah, senantiasa membutuhkan karunia dan rahmat-Nya dalam setiap nafas dan langkah kita.

Hari ini kita berkumpul di rumah Allah, masjid yang penuh berkah, dalam keadaan sehat dan dalam keadaan iman yang teguh.

Sungguh, tidak ada nikmat yang lebih besar dari nikmat iman yang Allah tanamkan dalam hati kita. Iman inilah yang menjadi cahaya bagi kehidupan kita, penuntun kita di dunia menuju kebahagiaan yang hakiki di akhirat.

Betapa besar karunia-Nya, yang tak terhitung banyaknya, yang membuat kita mampu hidup dalam kebaikan dan kesejahteraan. Di tengah dunia yang penuh cobaan, Allah telah memberikan kita bekal kunci untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Dalam kitab Bustanul Fuqara’ wa Nuzhatul Qurra’, Imam Saleh Abdullah Haidar al-Katami pernah bercerita bahwa suatu hari Syaqiq al-Balkhi, ulama sufi yang terkenal sebagai pengobat hati, pernah bertanya kepada muridnya, Hatim al-A’sham, “Apa saja yang sudah engkau pelajari selama berguru kepadaku dalam kurung waktu tiga puluh tahun?”

Hatim menjawab, “Aku hanya belajar enam perkara”.

Pertama, aku melihat orang selalu meragukan rezekinya sehingga membuatnya kikir dan tamak. Tetapi aku selalu bertawakal kepada Allah tentang masalah rezeki.

Hud (هود) / 11:6

وَ مَا مِنۡ دَآبَّۃٍ فِی الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَی اللّٰہِ رِزۡقُہَا وَ یَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّہَا وَ مُسۡتَوۡدَعَہَا ؕ کُلٌّ فِیۡ کِتٰبٍ مُّبِیۡنٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (lauh mahfuzh)”

Karena aku termasuk makhluk melata sehingga hatiku tidak khawatir terhadap apa yang telah dijaminkan oleh maha kuasa untukku.

Kedua, aku melihat setiap orang memiliki teman untuk mengadukan keluhannya dan curhat kepadanya. Semua keluhan dan rahasianya diceritakan kepadanya. Namun ternyata temannya tidak bisa menyembunyikan rahasia itu sehingga tidak siap dengan takdir yang menimpanya.

Oleh karena itu, aku selalu menjadikan amal saleh sebagai teman agar nantinya bisa menolongku di hari kiamat, menguatkan aku ketika berhadapan dengan Allah SWT, dan menemaniku ketika melewati jembatan sirath.

Az-Zukhruf (الزخرف) / 43:67

اَلۡاَخِلَّآءُ یَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُہُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الۡمُتَّقِیۡنَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”

Ketiga, aku telah melihat setiap orang memiliki musuh dan aku baru menyadari bahwa musuhku bukanlah orang yang menghinaku, menzalimiku dan menyakitiku, karena mereka hanya memberiku pahala mereka dan memikul segala dosaku.

Tetapi musuhku adalah mereka yang menggodaku dengan kemaksiatan ketika aku berada dalam ketaatan. Aku tahu musuhku itu adalah iblis, diriku sendiri, dan hawa nafsu.

Aku selalu berhati-hati dengan mereka dan mempersiapan segalanya untuk memerangi mereka. Aku tidak pernah membiarkan mereka mendekatiku.

Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رُوِّيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ

“Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” (Hadits hasan sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).

Al-Isra’ (الإسراء) / 17:32

وَ لَا تَقۡرَبُوا الزِّنٰۤی اِنَّہٗ کَانَ فَاحِشَۃً ؕ وَ سَآءَ سَبِیۡلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”

Keempat, aku melihat setiap yang hidup akan dimintai pulang dan malaikat mautlah yang memintanya. Aku pun selalu mempersiapkan diri sebelum datang memintaku pulang. Ketika waktunya tiba, akupun sudah siap menyambutnya tanpa ada keterikatan dengan dunia sedikit pun.

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” (QS. Ar-Ra’du 11)

Kelima, aku melihat orang-orang saling mencintai dan membenci. Aku melihat orang saling mencintai tetapi tidak sedikitpun mereka saling memiliki.

Aku pun mengamati sebab datangnya cinta dan benci. Aku baru tahu bahwa jasad manusia akan sirna dariku bersama sirnanya hubungan antara diriku dan dirinya yaitu nafsu syahwat.

Aku mencintai semua orang dan aku tidak menginginkan semua apa yang mereka miliki kecuali apa yang dibutuhkan oleh diriku sendiri.

Al-Qiyamah (القيامة) / 75:20

کَلَّا بَلۡ تُحِبُّوۡنَ الۡعَاجِلَۃَ

“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia”

Al-Fajr (الفجر) / 89:20

وَّ تُحِبُّوۡنَ الۡمَالَ حُبًّا جَمًّا

“dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”

Keenam, aku melihat bahwa setiap yang tinggal pasti akan pergi dan digantikan oleh orang baru. Dan tempat perginya setiap yang tinggal adalah kuburan.

Aku pun selalu mempersiapan segalanya semampuku dengan melakukan amalan yang dapat membuatku bahagia ketika berada di tempat baru yang di baliknya terdapat surga dan neraka.

Al-Mumtahanah (الممتحنة) / 60:13

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَوَلَّوۡا قَوۡمًا غَضِبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ قَدۡ یَئِسُوۡا مِنَ الۡاٰخِرَۃِ کَمَا یَئِسَ الۡکُفَّارُ مِنۡ اَصۡحٰبِ الۡقُبُوۡرِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa”

Lalu Saqiq al-Balkhi berkata,”Bagus wahai muridku, enam hal itu cukup untuk menjadi bekalmu. Amalkanlah hingga maut menjemputmu!”

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Rezeki seseorang tidak akan pernah tertukar sedikitpun dengan orang lain. Kematian tidak pernah tertunda jika sudah waktunya tiba.

Rahasia yang dibeberkan kepada teman belum tentu bisa terjaga dan musuh hakiki adalah teman yang mengajak kepada kemaksiatan.

Dan, dua orang anak adam yang saling mencintai belum tentu saling memiliki karena jika salah satu di antara mereka meninggal sangat kecil kemungkinan akan ikut bersama-Nya di liang kuburan.

Bertawakallah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala pekerjaan yang sudah diusahakan. Persiapkan amal sebanyak-banyaknya sebelum ajal menjemput.

Jagalah rahasiamu sendiri jangan sampai diceritakan kepada orang yang tidak bisa memegang amanah. Pilihlah teman yang baik yang mengajak kepada ketaatan. Cintailah seseorang karena mencari ridha Allah Subhanahu wa ta’ala, bukan demi nafsu semata.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Do’a Penutup

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

!!!عِبَادَاللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img