AdvertisementAdvertisement

Adab dan Sakralisasi Masjid di Lingkungan Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah

Content Partner

MASJID merupakan tempat ibadah yang sakral bagi umat Islam. Namun, dalam lingkungan pendidikan, terutama di tingkat sekolah dasar (SD) dan menengah (SMP/SMA), seringkali terjadi bahwa masjid kehilangan kesakralannya akibat kurangnya kesadaran dan adab yang ditanamkan kepada anak-anak sejak dini.

Banyak siswa yang memandang masjid hanya sebagai tempat berkumpul atau bermain, sehingga tidak jarang saat memasuki waktu shalat, seperti waktu zuhur dan Asar, suasana menjadi kurang kondusif.

Kurangnya pemahaman ini boleh jadi disebabkan oleh minimnya pengarahan yang diberikan oleh pihak sekolah dalam mengenalkan pentingnya menghormati dan menjaga kesucian masjid sebagai rumah Allah.

Masjid adalah simbol keagungan dan kehormatan agama Islam. Sakralisasi masjid di lingkungan sekolah dasar bertujuan agar anak-anak memahami pentingnya menghormati tempat ibadah ini.

Tanpa adanya rasa hormat ini, anak-anak dapat kehilangan kesadaran tentang perbedaan antara tempat umum dan tempat ibadah, dan berpotensi mengganggu kekhusyukan beribadah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ

“Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian makam Ibrahim sebagai tempat shalat.”

Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 125 ini menunjukkan bahwa tempat ibadah adalah tempat yang harus dihormati dan dijaga dari gangguan yang dapat mengurangi kesuciannya.

Dalam Al-Qur’an, banyak ayat lainnya yang juga menekankan pentingnya menjaga tempat ibadah dan berperilaku sopan di dalamnya. Salah satunya adalah ayat berikut:

وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًاۖ

“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jin: 18).

Ayat ini dengan tegas menunjukkan bahwa masjid adalah milik Allah SWT dan harus dijaga kesuciannya dari segala bentuk kegiatan yang tidak sejalan dengan tujuan ibadah.

Mengajarkan Adab Terhadap Masjid

Penanaman adab di masjid perlu dilakukan sejak dini agar anak-anak terbiasa dengan perilaku yang sesuai dengan norma keagamaan. Adab memasuki masjid mencakup beberapa hal, seperti masuk dengan kaki kanan, menjaga kebersihan, dan berbicara dengan suara pelan. Dalam Islam, adab di masjid sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا دَخَلَ أحَدُكُمُ المَسْجِدَ ، فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ

“Apabila salah seorang dari kalian masuk ke dalam masjid, maka janganlah ia duduk sampai ia melakukan shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, terlihat jelas bahwa masjid memiliki etika tertentu yang perlu diikuti, seperti melaksanakan shalat tahiyyatul masjid sebagai bentuk penghormatan. Mengajarkan adab ini sejak kecil akan membangun karakter anak yang mampu memahami makna dan pentingnya menghormati tempat ibadah.

Selain itu, anak-anak yang mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kesucian masjid akan lebih mampu terlibat dalam menjaga lingkungan masjid dari tindakan-tindakan yang mengganggu ketenangan. Misalnya, mereka akan terbiasa tidak berlari-lari, bermain, atau berbicara keras di dalam masjid, terutama saat waktu shalat. Jika setiap siswa sekolah dasar memiliki kesadaran ini, maka suasana di masjid akan menjadi lebih kondusif dan khusyuk.

Disamping itu, sangat penting meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan dan kemakmuran masjid. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan menjaga kebersihan masjid merupakan salah satu wujud dari iman yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Anak-anak yang terbiasa menjaga kebersihan masjid akan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kerapian dan kebersihan tempat ibadah ini. Rasulullah SAW bersabda:

اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

“Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim)

Penerapan ajaran ini dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk ikut serta dalam kegiatan gotong-royong membersihkan masjid atau memperindah masjid dengan menata sandal di tempatnya. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan semacam ini, mereka akan belajar untuk mencintai masjid dan merawatnya sebagai bagian dari iman.

Masjid bukan hanya tempat untuk shalat, tetapi lebih jauh, dia juga sebagai pusat pendidikan karakter dan moral. Melalui pengenalan adab di masjid, anak-anak diajarkan tentang nilai-nilai moral seperti kesopanan, penghormatan, dan kesabaran.

Di banyak sekolah, mushola atau masjid sudah dimanfaatkan untuk mengadakan kegiatan yang mendidik karakter religius siswa. Namun tak cukup sampai di situ, anak anak juga harus dihantar menyelami dengan baik bahwa masjid adalah tempat suci sehingga kita tak boleh mengotorinya dengan hal hal yang tidak diajarkan agama kita.

Penanaman Adab Masjid di Sekolah Dasar

Untuk menciptakan lingkungan masjid yang sakral dan kondusif, perlu ada strategi dan metode yang tepat dalam mengajarkan adab kepada siswa sekolah dasar. Beberapa metode yang dapat diterapkan antara lain:

Pertama, guru agama atau pengasuh/ pembina kegiatan keagamaan di sekolah perlu membiasakan siswa untuk mengikuti aturan dan norma yang berlaku di masjid. Pembiasaan ini dapat dilakukan dengan memberi contoh langsung dan memperingati siswa dengan cara yang bijak saat mereka melakukan tindakan yang tidak sesuai.

Kedua, pemberian materi tentang pentingnya masjid dan adab di dalamnya. Karena itu, materi pembelajaran agama di sekolah dasar sebaiknya juga mencakup penjelasan tentang pentingnya masjid dan bagaimana seharusnya berperilaku di dalamnya. Anak-anak dapat diajarkan mengenai sejarah masjid dan fungsi masjid dalam kehidupan umat Islam.

Ketiga, mengajak anak-anak dalam kegiatan penghormatan terhadap masjid. Kegiatan seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, dan gotong-royong membersihkan masjid bisa dijadikan sebagai kegiatan rutin di sekolah. Dengan seringnya anak-anak berinteraksi dengan masjid dalam konteks yang positif, diharapkan mereka lebih menghargai dan menjaga kesucian masjid.

Pada akhirnya, setiap muslim hendaknya menyadari bahwa sakralisasi masjid termasuk yang berada di lingkungan sekolah dasar adalah upaya penting dalam membentuk karakter anak-anak sejak dini.

Masjid adalah pusat peradaban Islam, pusat kegiatan ibadah, pusat pengembangan ilmu, pusat kebudayaan Islam, serta sebagai pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan umat. Oleh karena itu, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi media pendidikan yang memperkenalkan anak-anak pada nilai-nilai Islam yang luhur.

Penanaman adab dalam masjid mengajarkan mereka untuk bersikap tertib, hormat, dan sadar akan fungsi masjid sebagai rumah ibadah yang suci. Implementasi ini membutuhkan kerja sama antara guru, sekolah, dan orang tua agar anak-anak mendapatkan pemahaman yang holistik.

Dengan pendidikan ini, insya Allah, masjid akan tetap menjadi tempat yang sakral dan mulia serta kondusif bagi setiap jamaah yang ingin beribadah, sekaligus menciptakan generasi muda yang berakhlak baik dan cinta pada masjid.[]

*) Adam Sukiman, penulis adalah intern researcher di Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) dan Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Daerah Khusus Jakarta

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Marriage is (not) Scary, Ibadah Terpanjang yang Menyatukan Keberkahan dan Tantangan

SEJAK remaja, saya selalu menjadi tempat curhat orang-orang di sekitar, dari teman dekat hingga kenalan singkat. Entah karena saya...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img