JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pagi yang cerah di Pusat Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak, Otista, Jakarta, berlangsung kegiatan untuk pekan pertama dari dua rangkaian acara Kursus Muballigh Profesional Angkatan IV yang digelar Korps Muballigh Hidayatullah (KMH), Sabtu, 24 Rabi’ul Awal 1446 (28/9/2024).
Direktur Korps Muballigh Hidayatullah (KMH) Ustaz Iwan Abdullah, M.Si, dalam sambutannya, membuka dengan ungkapan kontemplatif mengenai syukur yang mendalam di hadapan peserta yang berasal dari berbagi kalangan mulai dari pensiunan, ASN, pegawai BUMN, dosen, mahasiswa dan aktivis masjid.
Menurutnya, salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah kemudahan untuk memahami agama ini. Dalam setiap langkah kehidupan, pemahaman akan agama menjadi pedoman yang mulia.
“Salah satu nikmat yang sangat mahal adalah ketika Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk memahami ajaran agama ini. Sekedar paham saja itu sudah sangat mulia, apalagi kalau kemudian kita dipilih oleh Allah, sebagaimana diabadikan alam Al Quran,” ucapnya dengan nada penuh syukur, sembari mengutip firman Allah dalam Surat Fussilat Ayat 33:
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?'”
Ayat ini seolah menjadi penegasan bahwa berdakwah, menyeru manusia kepada Allah, adalah salah satu amalan terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang mukmin.
Ustaz Iwan menekankan bahwa setiap peserta kursus ini adalah orang-orang pilihan, yang diberi tanggung jawab oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya.
Dakwah Sebagai Amanah
Lebih jauh, Ustaz Iwan menyampaikan bahwa ilmu yang akan didapatkan dalam kursus ini adalah bekal berharga dalam menjalankan dakwah di tengah masyarakat. Dakwah, lanjutnya, bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh kesabaran, keteguhan hati, serta niat yang lurus hanya karena Allah.
Ia menegaskan, “Dengan kesyukuran kita seperti ini, maka saya sangat yakin, kita mendapatkan ilmu dan menjalankan dakwah karena Allah telah memilih kita menjadi penyambung lidah untuk menyampaikan risalah Rasulullah SAW.”
Tugas seorang muballigh bukan hanya menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga menjadi contoh bagi umat. Para muballigh harus mampu meneladani akhlak Rasulullah SAW, yang dengan kelembutannya mampu menarik hati orang-orang di sekitarnya.
Iwan mengingatkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang hikmah, bijaksana, dan penuh kasih sayang. Dalam perjalanan dakwah, akan ada banyak tantangan dan rintangan, namun dengan keikhlasan dan tawakkal kepada Allah, semua itu dapat dihadapi.
Persaudaraan yang Erat
Salah satu poin penting yang disampaikan Ustaz Iwan dalam sambutannya adalah tentang persaudaraan yang terjalin di antara para peserta kursus. Ia dengan penuh kehangatan menyebutkan bahwa hari ini, ia dan panitia mendapatkan saudara-saudara baru.
“Yang paling penting hari ini adalah saya, panitia, mendapatkan saudara baru, di mana bapak-bapak peserta semua sudah kami anggap sebagai saudara. Begitupun sebaliknya, bapak-bapak juga mendapatkan saudara baru dari sesama peserta,” ungkapnya.
Persaudaraan dalam Islam, tambahnya, bukan sekadar hubungan biasa. Ini adalah ikatan yang kuat, yang terjalin karena iman dan kecintaan kepada Allah. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.
Ustaz Iwan berharap, hubungan persaudaraan yang terjalin selama kursus ini tidak hanya berlangsung selama program berlangsung, tetapi juga akan terus terjaga bahkan hingga di akhirat kelak.
Dengan mengutip hadits Rasulullah SAW, Ustaz Iwan menyampaikan harapannya yang tulus, “Kita berkumpul di sini karena iman dan persaudaraan Islam, semoga juga di akhirat kelak kita juga dikumpulkan di surga-Nya Allah.”
Ia menambahkan sebuah hadits yang menggambarkan betapa besarnya syafaat seorang muslim dengan sahabatnya pada hari kiamat, yang dapat menolongnya dari api neraka. Hadits tersebut menjadi penutup yang kuat, mengajak para peserta untuk menjalin hubungan yang erat dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. (ybh/hidayatullah.or.id)