
SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Di tengah tantangan era digital yang kian menggerus nilai-nilai karakter generasi muda, pondok pesantren tetap menjadi benteng penting dalam membentuk akhlak dan kedisiplinan para santri.
Kepala Pondok Pesantren Putri Hidayatullah Samarinda, Ani Chaerani, menegaskan bahwa pesantren memiliki sistem yang mampu membatasi paparan negatif teknologi digital, khususnya penggunaan gawai yang berlebihan.
“Kalau di luar, anak-anak bisa pegang gadget setiap hari. Berbeda ketika mereka di pondok, mereka harus disiplin, mereka hanya boleh menggunakan gadget untuk pembelajaran, seperti membuat Power Point atau materi pelajaran lain. Selebihnya, tidak,” ungkapnya, seperti dinukil dari laman Niaga.asia, Rabu, 16 Dzulqa’dah 1446 (14/5/2025).
Menurutnya, tantangan besar era digital bukan berarti menolak kemajuan teknologi, tetapi perlu ada pengelolaan yang bijak agar gadget tidak menjadi candu bagi para santri.
“Guru-guru kami juga pakai alat digital dalam mengajar. Kami tetap mengikuti zaman, tapi dengan batasan yang tegas. Pesantren jadi solusi membatasi dampak negatif gadget,” jelasnya.
Ani juga mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap perkembangan pesantren. Salah satunya adalah pembangunan gedung baru yang saat ini digunakan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Putri di jalan Perjuangan Samarinda.
“Alhamdulillah, gedung ini dari pemerintah. Kalau tidak salah, dari Departemen Sosial. Mulai digunakan sejak sekitar bulan sebelum Ramadan kemarin. Luar biasa dukungan dari pemerintah,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, saat melakukan kunjungannya ke Ponpes Hidayatullah Putri, Istri Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Wahyu Hernaningsih Seno, menyatakan bahwa Tim Penggerak PKK juga membuka peluang sinergi dalam mendukung pendidikan pesantren, khususnya dalam aspek keagamaan.
“Di PKK Kaltim, khususnya Pokja 1, itu ada program-program yang bisa bersinergi dengan pendidikan agama di pesantren, termasuk dukungan untuk hafalan dan bimbingan keagamaan. Insyaallah kami bisa hadir memberi arahan dan semangat untuk anak-anak,” terangnya.
Ia juga memuji peran strategis pesantren dalam mencetak generasi muda yang tangguh secara moral dan spiritual.
“Ini pondasi awal membentuk karakter anak-anak Kaltim. Mereka adalah aset SDM kita untuk mewujudkan generasi emas ke depan,” tegasnya.
Sebagai pesan khusus untuk para santri dan para pengasuh pesantren, ia berharap agar semua pihak tetap istiqomah dan semangat dalam mendidik serta belajar.
“Semoga santri tetap tawadu dan punya cita-cita tinggi, tak hanya belajar agama tapi juga meraih pendidikan setinggi-tingginya,” pungkasnya.
Dengan peran aktif pesantren dan dukungan pemerintah serta organisasi masyarakat seperti PKK, Provinsi Kaltim diharapkan dapat membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.